Menghentikan Waktu

793 97 10
                                        

Seorang pemuda tengah berjalan diantara gang-gang sempit, sesekali kakinya menendang tong sampah dan membuat isinya berserakan.

"Dimana kalian! Apakah kalian takut eoh...!" Pemuda itu terus berteriak sembari melempar batu kearah pintu besi salah satu rumah.

Terdengar suara pintu besi itu terbuka, pemuda itu sudah bersiap akan kembali melempar batu kearah siapapun yang pertama kali keluar dari tempat itu.

Namun belum sempat ia melancarkan aksinya, seseorang berhasil menarik tubuhnya dengan mudah keluar dari gang tersebut.

"Yak....!" Pemuda dengan name tage Park Taehyung itu, berusaha memberontak. Namun, kekuatannya masih kalah jauh dengan orang yang menyeretnya.

Setelah sampai diluar gang, orang itu mendorong tubuh Taehyung hingga menghantam tembok dibelakangnya.

"Akh......siapa kau hah!" Taehyung balik mendorong tapi pria yang menyeretnya tadi berhasil mengunci pergerakan Taehyung.

"Kau akan tau nanti, sekarang aku hanya ingin mengatakan lebih baik kau pulang dari pada membuat kekacauan disini."

"Tak usah ikut campur! Memang kau tau apa!" Taehyung terus saja memberontak hingga berhasil melepas tangan pria itu dari bahu dan lengannya.

"Aku tahu banyak, yang bahkan kau tidak ketahui." Taehyung baru saja akan melayangkan pukulannya namun pria itu kembali membuat tubuh Taehyung membentur dinding.

"Aku sabuk hitam taekwondo asal kau tau."

"Argh.......!!"

Pria itu akhirnya melepas tangannya dan membuat Taehyung tersungkur ke tanah.

"Apa yang......"

"Sekretaris kakakmu akan segera datang, aku akan pergi." Pria itu berucap seraya melihat kearah arlojinya.

Pria itu melengang pergi begitu saja tak mengindahkan Taehyung yang terus memberikan umpatannya.

"Kau mengumpatiku?"

"Woah!" Taehyung memekik kala ia mendengar suara seseorang dibelakangnya.

Pemuda itu mendongak guna melihat siapa yang datang, dan ternyata benar saja Yoongi tengah berdiri dibelakangnya dengan tatapan mematikan.

"Apa yang kau lakukan?" Taehyung bangkit seraya menepuk celananya.

"Ah....aku tengah memungut sampah." Tanpa menunggu jawaban Taehyung, Yoongi menarik kerah bagian belakang seragam pemuda itu dan menariknya menuju mobil.

"Ku biarkan kau kali ini." Taehyung menggerutu kala tubuhnya dihempas begitu saja kedalam mobil.

Sementara Yoongi mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, menyusuri jalan malam kota Seoul.

"Apa yang kau lakukan disana?" Yoongi melirik kaca dashboard dan melihat pantulan Taehyung dari sana.

"Siapa?"

"Tentu saja kau Park Tae."

"Dimana?"

"Tentu saja di gang sempit itu."

"Kapan?"

Cukup Yoongi sudah sangat geram, pemuda Min itu menepikan mobilnya dan mulai membalik badan menatap tajam Taehyung yang tengah memejamkan matanya.

"Kau benar-benar ingin mati?"

"Bunuh saja, aku tak peduli." Taehyung membuka matanya sembari menjulurkan lidah kearah Yoongi.

"Aku bersumpah akan membunuhmu!" Yoongi memukul geram kemudi dan mulai kembali melajukan mobilnya.

***

"24 Desember 2014" gumam seorang pemuda yang baru saja merobek kalender di meja belajarnya.

"Mengapa skors ku harus selesai." Gumaman terdengar dari mulutnya sembari tangan yang sibuk mengikat dasi pada lehernya.

Setelah merasa cukup ia menyambar ransel dan mulai melangkah keluar dari dalam kamarnya, satu persatu anak tangga ia lalui sampai langkahnya terhenti di anak tangga terakhir.

Suara benda pecah terdengar begitu memekakan telinga. Tak ambil pusing ia menuju dapur tempat suara itu berasal.

"Apa yang kau lakukan?"

"Tae?" Pemuda yang tengah membungkuk sembari berpegangan pada tepian meja terperanjat dengan kedatangan sang adik.

Taehyung tak peduli, ia memilih untuk duduk dan mengambil sepotong roti dan mulai mengolesinya dengan selai.

"Tunggu ganti dengan ini." Jimin menyodorkan selai coklat pada Taehyung.

Namun pemuda itu tak segera menerima uluran Jimin.

"Itu selai kacang." Setelah mendengar hal itu Taehyung meletakkan roti yang tadi telah ia beri selai dan menggantinya dengan roti yang baru.

Taehyung mulai melahap rotinya dengan tenang sampau suara kursi mengalihkan perhatiannya. Jimin yang tadu duduk dihadapannya sudah hilang begitu saja.

Tak berpikir panjang pemuda itu bangkit dari kursinya dan berjalan keluar menuju garasi, mulai mengeluarkan motor sportnya dan segera melajukannya menuju sekolah menengahnya.


Seandainya Taehyung lebih peduli, seandainya ia bisa merubahnya.






Bersambung...........
Harap coment
😄😄😄😄😄

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang