Suara benda pecah terdengar begitu nyaring mengisi kesunyian di sebuah rumah.
Pemuda yang menjadi pelaku mampak tengah berjongkok guna membereskan kekacauan yang ia lakukan.Pemuda itu adalah Taehyung, ia baru saja tiba dirumahnya pukul 1 dinihari dengan kondisi rumah yang kosong. Ia yang baru saja masuk ke dalam kamar sengaja melempar ransel ke atas ranjang namun tanpa ia sadari ransel itu mengenai figura photo pada meja di samping ranjang.
Dan berakhirlah pemuda itu harus membersihkan kekacauan yang ia perbuat, figura itu kini ia masukkan kedalam laci meja belajarnya. Figura gang berisikan foto Taehyung, Jimin dan kedua orang tua mereka.
"Haruskah aku membenci Jimin hyung eomma? Bagaimana menurutmu appa?" Taehyung membaringkan tubuhnya di atas ranjang dengan pandangan kosong.
Flashback on
Seoul, Mei 2005
"Jimin hyung, lihat baby lion milik Tae!" Taehyung kecil berlari menuruni anak tangga seraya mengangkat boneka singa miliknya."Jimin hyung?" Taehyung nampak kebingungan melihat sang kakak yang tengah berdiri di depan televisi dengan tatapan kosong.
"Hyung.....hyung-ah.......Jimin hyung........" anak itu mulai mengguncang tubuh sang kakak. Namun tetap saja Jimin sama sekali tak merespon, Taehyung yang saat itu masih berusia 9 tahun mulai ketakukan dengan sikap sang kakak.
Mata kecil Taehyung mulai berkaca-kaca, hingga suara pintu terbuka membuat perhatian dua saudara itu teralihkan.
"Jimin!" Pria yang baru saja tiba berjalan mendekati Jimin.
"Min Samchon? Bagaimana ini.......apa yang harus ku lakukan sekarang......hiks....hiks......" Taehyung yang melihat sang kakak bersimpuh sembari menangis, kembali mendekat dan memeluk sang kakak dengan isakan yang mulai keluar dari mulutnya.
"Hei, jangan seperti ini eoh.......kajja kita pergi sekarang." Tuan Min membantu Jimin untuk berdiri dan mulai membawa Taehyung dalam gendongannya.
Sungguh Taehyung tak mengerti apa yang terjadi malam itu. Sampai satu hal yang ia tahu jika kedua orang tuanya tak akan pernah kembali dari perjalanan bisnis mereka.
Malam itu kecelakaan pesawat terjadi dan dengan kedua orang tua Taehyung serta Jimin didalamnya. Pesawat itu meledak di angkasa dan puingnya berjatuhan kelaut.
Tak ada lagi yang tersisa, Jimin dan Taehyung hanya dapat memberikan penghormatan terakhir pada foto dan guci kosong orang tua mereka.
Taehyung yang berusia 9 tahun dan Jimin 16 tahun hanya bisa menagis mengantar kepergian orang tua mereka
Dan semenjak malam itu semua berubah.
Juli 2005
"Hyung lihatlah aku baru saja mendapat nilai sempurna pada pelajaran bhs. Inggris!""Tae hyung lelah nanti saja."
.
.September 2007
"Hyung bisakah kau datang ke acara sekolahku?""Hyung sibuk Tae, Paman Min akan datang sebaiknya kau belajar."
.
.Oktober 2008
"Hyung aku punya sesuatu untumu!""Aku sibuk Tae."
"Sebentar saja kumohon, aku tak akan mengganggumu setelah ini."
"Park Taehyung keluar dari ruanganku sekarang!"
.
.Desember 2009
"Hyung apakah kau ingat ini hari apa?""Demi Tuhan Park Taehyung, jangan menggangguku!"
Taehyung tumbuh dengan kesendiriannya, sang kakak yang selalu sibuk dengan pendidikan dan perusahaannya tak memiliki waktu untuk sekedar menannyakan kondisi sang adik.
Namun ada hal yang tak di mengerti Taehyung jika Jimin melakukan itu semua memiliki alasan yang mungkin begitu menyulitkan saat diutarakan.
Flashback and
'Bugh'
Seorang pemuda tersungkur ke tanah dengan tidak elitnya setelah seseorang berhasil memberi bogem pada rahangnya.
"Apakah itu sakit?!" Seseorang yang baru saja melayangkan pukulan itu kembali mendorong tubuh pemuda itu hingga terhimpit pada dinding.
"Apa yang kau lakukan hah..!" Pemuda itu mendorong tubuh orang yang memukulnya dan mulai menarik kerah baju pria itu.
"Seharusnya kau datang ke pondok kemarin Park Taehyung!"
"Hah.....kau masih membahas hal itu?!"
"Asal kau tau, aku tak akan pernah menginjakkan kakiku kesana. Kau tau kenapa karena aku sangat membenci Park Jimin!" Taehyung melepaskan tangannya pada kerah baju pemuda itu dan mulai berjalan menjauh seraya mengusap sudut bibirnya.
"Ya....kau benar! Aku juga sepertimu, tapi kini aku sadar yang kulakukan itu salah besar. Dan aku tak ingin kau membuat kesalahan yang sama." Suara pria itu memelan dan ia berakhir dengan menundukkan kepalanya.
"Sebenarnya apa yang kau katakan, dan siapa kau? Sebegitu inginkah dirimu merubahku?" Taehyung berbalik dan menatap pria itu.
"Kau tak perlu tau itu, karena aku tak ingin kau menjadi sepertiku."
"Ok, aku akan memikirkan lagi tentang apa yang kau ingin rubah dariku. Tapi dengan satu syarat, kau harus mengabulkan sebuah keinginanku setelah itu." Pria itu membuang muka setelah mendengar syarat dari Taehyung.
"Sungguh tak ada bedanya." Lirih pria itu sembari menatap Taehyung kembali.
"Setuju tidak, aku akan pergi jika kau terlalu lama." Ancam Taehyung seraya melangkah pergi.
"Ok aku setuju. Tak hanya satu tetapi aku akan memberi hal yang paling berharga bagiku padamu."
Bersambung..............
Harap coment semua.......
Makin cinta 💜💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
General FictionApakah semua orang tau rasa diabaikan dan merasa tak diperdulikan....... Aku tau rasanya. -Park Taehyung- Apakah semua orang tau rasanya menunggu yang bahkan kalian tak tau apakah orang itu akan datang........ Aku tau rasanya. -Park Jimin-