Mulai terbuka

776 90 36
                                        

Tahun baru awal baru dengan luka yang masih sama, pemuda dengan almamater sekolahnya menyusuri jalan kota dan berhenti di depan sebuah mini market. Denting lonceng dan sapaan ramah ia dapatkan saat baru menginjakkan kaki di toserba itu.

Langkah ringannya membawa tubuh itu ke sebuah lemari pendingin, ia raih dua botol soda dan segera menuju kasir untuk pembayaran. Lembaran won mulai ia keluarkan dari dompet kulit coklat tuanya.

"Kau, apa yang kau lakukan disini?" Taehyung pemuda ber almamater itu menunjuk pemuda yang tengah berdiri di belakang meja kasir.

"Beternak biri-biri." Pemuda itu menyodorkan katong belanja pada Taehyung dengan muka masam.

"Jinnja, dimana kau meletakkan biri-biri itu, apa di basment?" Taehyung mulai terkikik seraya meneguk sodanya.

Pemuda itu tak menatap Taehyung ia sibuk dengan bahan makanan yang harus ia pilah.

"Cepatlah pulang, kau akan demam malam ini. Jadi lebih baik kau berbaring di kasurmu." Pemuda itu menyodorkan sebuah plester pereda demam pada Taehyung dan kembali dengan hal yang tengah ia lakukan.

"Omong kosong, Park Taehyung memiliki daya tahan tubuh kuat, demam? Bahkan aku tak ingat kapan terakhir kali aku merasakannya." Taehyung tersenyum bangga setelah menyelesaikan ucapannya.

"Maka dari itu, sekali kau sakit. Kau tak akan dapat bangun dari tempat tidur dan hanya bisa menyusahkan orang lain."

***

Waktu menunjukkan pukul 10 malam, terasa menjadi malam yang panjang bagi seorang pemuda yang tengah berbaring diatas ranjangnya dengan keringat yang terus mendesak keluar dari pori-pori kulitnya.

Tak bisa untuk sekedar memejamkan mata apalagi sampai tertidur, rasa pening bercampur rasa ngilu di seluruh tubuhnya membuat kondisinya begitu jauh dari kata baik.

"Aish........" pemuda itu berguling kekanan seraya berusaha meraih gelas diatas nakas.

Hingga karena pergerakannya sedikit lebih susah, tangannya yang gemetar membuat gelas itu jatuh dan pecah berkeping-keping. Menimbulkan suara nyaring yang cukup kuat.

"Tae!" Pintu kamar terbuka bahkan lebih mirip dengan bantingan, seorang dengan setelan kemeja lengkap dengan jasnya berlari kecil berusaha menopang tubuh sang adik yang hampir tersungkur ke lantai.

"Astaga, apa yang kau lakukan?" Jimin si pemuda yang baru saja datang membantu Taehyung untuk kembali berbaring.

"Kau demam, tunggu sebentar." Jimin berjalan menjauh, mencari termometer di laci meja dan kembali untuk mengukur suhu tubuh sang adik. Karena Jimin sendiri tak bisa membandingkan dengan suhu tubuhnya yang juga sedikit meningkat.

"Hyung akan buatkan sup, jangan banyak bergerak lebih baik kau berbaring." Taehyung hanya melihat sang kakak yang keluar dari kamarnya. Jika diingat, Jimin memang tak terlalu memperhatikan kegiatan Taehyung namun ketika sang adik sakit perilaku Jimin begitu hangat.

"Hyung!" Taehyung berusaha mendudukkan dirinya ketika ia mendengar suara benda jatuh dari lantai bawah.

Tetapi rasa pening membuat Taehyung kembali merebahkan tubuhnya. Tak lama Jimin datang dengan membawa sup dan susu hangat.

"Ayo, kau harus makan dan meminum obatmu."

"Anni, aku mau tidur." Taehyung menarik selimut dan mulai memejamkan matanya.

"Tae, kalau begitu minum obatnya." Kali ini Taehyung tak menolak. Ia berusaha duduk dan segera menelan obatnya dengan air yang disodorkan sang kakak.

"Baiklah kau dapat tidur." Jimin beranjak dan membersihlan bekas gelas yang sempat Taehyung pecahkan. Efek obat berpengaruh cepat Taehyung mulai terlelap.

Jimin memilih untuk tetap di kamar Taehyung untuk memantau kondisi sang adik. Jikalau suhu tubuhnya kembali tinggi.

"Cepat sembuh, hyung tak ingin kau sakit Tae." Jimin mengusap kening Taehyung dan menyingkirkan helaian rambut yang semakin panjang menutupi mata pemuda itu.

***

Cahaya matahari berusaha menerobos masuk, melalui celah tirai yang tertutup rapat.

Taehyung nampak mulai menggeliat terbangun dari tidurnya. Tak ada lagi rasa pening dikepalanya, pemuda itu menolehkan kepala dan melihat sang kakak yang masih terlelap disampingnya.

Dalam pikiran Taehyung, apakah semalaman sang kakak tidur dalam posisi duduk seperti itu?

"Kau sudah bangun? Apakah masih pusing?" Jimin yang secara tiba-tiba terbangun membuat Taehyung seketika mengalihkan pandangannya. Terlalu sulit untuk menatap wajah sang kakak.

"Lebih baik, terimakasih." Singkat dan begitu jelas.

"Jangan sakit lagi, selalulah sehat." Taehyung merasakan tangan Jimin yang hangat menyentuh keningnya.

"Hyung kau demam?" Kening pemuda itu berkerut menanti jawaban dari pemuda yang notabenenya adalah kakak si pemuda.

"Anni, kau bersihkan diri dahulu hyung akan menyiapkan sarapan." Jimin keluar dari ruangan bernuansa pastel itu dan bergegas menuju lantai bawah. Tersenyum sekilas dan menghilang di balik pintu.

Tidak, bukan dapur tujuannya saat ini namun toilet. Jimin terbangun karena rasa mual yang menyerang dengan pening yang terasa menyakitkan. Sesaat tadi ia terkejut karena ternyata Taehyung sudah bangun.

Pemuda itu bergegas memasuki toilet dan mengunci pintunya. Berharap erangannya tak terdengar sampai keluar.

Pegangannya erat pada washtafel dan mulai mengeluarkan isi perutnya, tetapi hanya cairan lambung yang keluar. Mengingat Jimin tak memakan apapun sejak semalam, hal itu membuat perut dan tenggorokannyaa terasa sangat sakit.

Darah segar mulai keluar dari dua lubang hidungnya, semakin lama semakin banyak. Berusaha pemuda itu membersihkannya, rasa sakit pada kepalanya semakin menjadi rambut hitamnya menjadi sasaran tarikan kedua tangannya yang berusaha menyalurkan rasa sakit yang kian menjadi.

"Argh....!" Pada akhirnya erangan lolos dari bibir Jimin yang pucat pasi.

Tubuh ringkih Jimin merosot begitu saja kelantai, pening semakin menguasai pandangannya mulai buran dan ia tak lagi sanggup untuk sekedar mengeluarkan suara.

Ketukan yang hampir menyerupai pukulan kuat pada pintu terdengar cukup kuat. Jimin yang sudah tak lagi mampu membalas hannya dapat semakin menjatuhkan tubuhnya pada lantai yang dingin.

"Hyung....! Semuanya baik?!" Suara Taehyung menjadi hal terakhir yang dapat Jimin dengar.


Bersambung...........

Mohon coment semua.....
😄😄😄😄

Maaf sebelumnya ada sedikit perubahan, setelah ada masukan dari SuciJiminBTS. Terimakasih infonya......
😄😄😄😄💜💜💜💜💜

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang