Epilog

1.1K 85 17
                                    

Malam natal dalam diam, Yoongi yang sibuk dengan ponselnya, Jimin yang sibuk dengan kue kenarinya dan Taehyung yang sibuk menalar semuanya.

Pemuda 25 tahun itu tak fokus dengan kue yang ia makan, beberapa potong bahkan terjatuh dari garpu tanpa ia sadari. Jimin yang menyadari hal itu, menatap sang adik dengan sesekali melirik kue kenari di piring pemuda itu.

Senyum simpul terukir di bibir tipis itu, mencengram tangan sang adik guna menghentikan adanya korban selanjutnya.

"Tae hentikan, kau akan menjatuhkan semua kue itu ke lantai." Sang adik yang terkejut dengan reflek menarik tangannya menjauhi meja.

"Kau baik-baik saja?" Yoongi yang merasa ada yang aneh dengan tingkah Taehyung, menyeletuk sembari meletakkan ponsel pintarnya.

"Bagaimana ini terjadi? Maksudku Jimin hyung, aku setelah kelulusan?" Kalimat yang sulit dipahami oleh dua pemuda yang lain. Mereka sungguh tak mengerti dengan apa yang dibicarakan Taehyung.

"Apa yang kau bicarakan? Katakan perlahan." Jimin berusaha menahan tawanya saat melihat wajah bingung sang adik.

"Ok....... bagaimana Jimin hyung bisa disini?" Yoongi yang baru saja menyesap coklat panasnya menghentikan kegiatan dan menatap bingung Taehyung. Sementara itu Jimin terkikik mendengar penuturan itu dan bangkit mendekati sang adik.

"Kurasa kita harus kerumah sakit." Taehyung menatap sang kakak seraya mengernyitkan kening.

"Aku baik-baik saja, tapi bagaimana bisa Jimin hyung disini?"

"Memang seharusnya aku dimana?" Yoongi dan Jimin saling bertatapan dan kemudian menatap Taehyung yang masih berusaha menyatukan kepingan ingatan.

***

Taehyung tak bisa tidur malam ini, pemuda itu beberapa kali mendatangi kamar Jimin guna memastikan jika sang kakak ada disana.

Pemuda itu pergi ke gudang, mencari buku hariannya sejak 5 tahun lalu. Beberapa buku berhasil ia dapat, dengan telaten setiap lembar ia telusuri. Dan benar saja semua dibuku harian itu berubah.

Ia ingat betul setelah lulus sekolah menengah atas ia pergi meninggalkan rumah dan sang kakak yang selalu mengirim pesan padanya.

Merasa kurang puas ia kembali mencari buku hariannya sejak dirinya lulus Sekolah menengah atas. Semuanya sama seperti seharusnya, tak ada yang janggal selain nama Jimin yang ikut tertulis disana.

"Apa ini?" Sebuah catatan kecil yang terselip di buku hariannya.

'Aku akan menulis semua kegiatan bersama Jimin Hyung, jika memang kau adalah diriku dimasa depan. Aku berharap kau akan membacanya.'

Park Taehyung - Summer 2017 -

"Apakah ini nyata?" Taehyung masih membolak-balik buku hariannya. Netranya membaca setiap kata dengan baik, semua kegiatan yang ia lakukan hampir serupa selain mengenai dirinya bersama Jimin.

"Kau belum tidur? Dan apa yang kau lakukan disini?" Taehyung yang terlalu sibuk tak menyadari kedatangan Jimin.

Tertua di keluarga Park itu duduk di depan sang adik dan memasukkan semua buku yang berserakan kedalam kotak kardus.

"Apa terjadi sesuatu? Kau nampak aneh sejak kembali dari rumah kayu." Jimin menghentikan kegiatannya dan menatap Taehyung yang tengah tertunduk.

"Bolehkah aku bertanya sesuatu hyung?"

"Tentu." Sang kakak menarik kursi agar lebih dekat dengan Taehyung.

"Apakah hyung mengingat seorang pemuda yang mengaku bernama Taehyung, dan menceritakan semua hal tentang dirimu tujuh tahun yang lalu?" Taehyung menatap Jimin dalam, nampak sekali jika Jimin berusaha mengingat sesuatu.

"Entahlah hyung tak begitu yakin. Tapi kurasa kau bisa bertanya pada Yoongi hyung."

"Wae? Apakah hyung tak ingat?"

"Kau ini, sepertinya memang ada yang aneh denganmu. Tanyakan saja pada Yoongi hyung besok, sebaiknya sekarang kau tidur." Jimin bangkit dari kursinya setelah mengusak gemas rambut coklat Taehyung.

Sungguh Taehyung tak bisa terlelap, pemuda itu meraih ponselnya diatas meja dan mulai menghubungi seseorang.

"Wae?" Suara serak dari suara seseorang membuat Taehyung menarik senyum.

"Yoongi Hyung kau sibuk?"

"Kau pikir apa yang akan kulakukan pukul 3 pagi." Suara geram Yoongi membuat kikikan dari Taehyung.

"Aku ingin bertanya sesuatu padamu."

"Apa itu, cepatlah aku ingin segera kembali tidur."

"Apa yang terjadi setelah pengobatan Jimin hyung di Swiss? Apakah ada yang terjadi setelah oprasi?"

"Ada apa denganmu sebenarnya? Jimin kehilangan sebagian ingatannya sebegai efek oprasi itu, bukankah kau juga tau hal ini. Bahkan kau memintaku untuk tak mengatakan apapun." Yoongi sungguh tak percaya, pemuda itu menghubunginya untuk menanyakan hal seperti itu.

"Jin.....jinnja? apakah ada pemuda yang mengaku bernama Park Taehyung 7 tahun lalu?"

"Ya, aku cukup ingat hal itu. Apakah aku bisa tidur sekarang?"

"Jadi itu sungguhan......halo.....hyung.....!"Yoongi mengakhiri panggilannya sepihak membuat Taehyung berdecak sebal.

Pemuda itu mulai mengemasi semua buku hariannya  dan pergi meninggalkan gudang.

Taehyung menghentikan langkahnya ketika melihat pintu kamar Jimin terbuka, kakaknya ini tak bisa tidur dengan lampu mati jadi Taehyung dapat dengan mudah melihat kedalam kamar sang kakak.

Rasanya benar-benar berbeda, lima tahun yang Taehyung lalui kamar sang kakak selalu tertutup. Hanya sesekali saat Yoongi berjunjung ia akan membersihkan kamar Jimin, sementara Taehyung tak ada keberanian untuk masuk kekamar itu rasa tak pantas lebih mendominasi dirinya tetapi sekarang berbeda.

Disana Taehyung melihat sang kakak yang terlelap dengan selimut tebal menutupi tubuhnya. Perlahan Taehyung mulai mendekat dan ikut merebahkan dirinya didekat sang kakak.

Seakan sudah paham, Jimin menggeser tubuhnya dan memberikan sebagian selimut untuk sang adik. Taehyung menatap sang kakak yang masih memejamkan mata. Ada rasa bahagia saat ia dapat melihat kembali wajah sang kakak.

"Terimakasih karena masih disini, lima tahun itu begitu sulit untukku."

Taehyung mulai terlelap, keinginanya untuk memperbaiki semua semoga saja dapat ia lakukan. Ini kesempatan kedua yang tak akan ia sia-siakan.



Ok.......kali ini benar-benar selesai......
Dikarenakan typo di part sebelumnya, aku jadu merasa masih ada tanggungan buat kalian.

Omong-omong kalian masih simpan kah cerita ini?

Jadi jangan teror lagi......please....
Sampai jumpa di cerita yang lain.........

Terimakasih buat yang baca.....

💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜


My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang