" Cinta yang begitu sempurna terjadi karena ada nya kebencian yang begitu dalam."
***
Neettttttt.
Bunyi keras alarm digital tepat pukul 7 pagi. Dengan sepenuh tenaga aku bangkit dari alam tidurku yang tidak sebegitu nyenyak nya. Rasa kantuk dan malas menyergapi tubuhku.Tapi,logika menentang ku. Pagi ini aku harus cepat datang ke kampus untuk bimbingan dosen. Aku harus cepat agar tidak didahului mahasiswa yang lain.
Aku terduduk ditepi ranjang, masih dengan mengumpulkan sisa kesadaran aku menghela nafas panjang. Kutatap kosong ke arah lantai berlapis kayu cokelat yang mengkilat. Aku benar-benar malas untuk menemui dosen yang dingin dan penuh percaya diri. Tapi sial memang dia lah penentu masa depan ku akan melangkah kemana.
Kenalkan namanya Demian Alatas. Dosen menyebalkan keturunan luar ini memang sangat luar biasa tampan. Tapi tetap saja, sifat nya sangat bertolak belakang dengan wajahnya. Dia tidak bisa memanfaat kan ke tampanan nya untuk sebuah keramahan ku rasa. Dia seperti patung. Tapi patung dewa yunani, karena dia tampan.
"Ah Tuhan. Biarkanlah aku cepat lulus dari sana." Gumam ku kesal berjalan kearah kamar mandi. Itu bagaikan mantra sekaligus doa pagi ku.
---
Ya, di sinilah aku sekarang berdiri di koridor kampus menenteng beberapa makalah dan buku yang sudah aku siapkan sedari malam. Dari jauh aku bisa melihat sekitar dua puluh mahasiswa dan mahasiswi yang duduk rapih menunggu bimbingan. Dan kebanyakan adalah mahasiswi perempuan disini. Jelas, bimbingan berjam-jam bukan lah kerugian atau bencana untuk mereka. Itu adalah kesempatan besar untuk menemui dosen muda sekaligus patung yunani itu.
"Hm, masih pagi aja udah kayak orang ngantri. Rame." Kataku menatap mereka malas. "Mendingan kantin deh ngandem enak sepoy sepoy." Lanjut ku sambil mengambil langkah memutar haluan dengan cepat. Dan karena saking cepatnya aku sampai menabrak laki-laki yang lebih tinggi dengan ku. Ini memang tinggi, mungkin kepala ku hanya se dagu nya. Padahal aku termasuk perempuan tinggi.
Dan aroma maskulin pria yang sangat aku kenal membuat ku merinding seketika.
Oh tidak. Ini akan menjadi bencana.
Helaan nafas keras menyentuh kening ku. "Kalau mau jalan tuh lihat-lihat dong. Perhatikan sekeliling mu." Kata laki-laki itu yang masih berdiri tegap didepan ku. Bahkan dia tidak bergeser sekalipun dari tempat nya.
Aku yang masih memegang kening ku langsung mendongkak, "Eh bapak. Maaf ya, tadi saya buru-buru" Aku sengaja menekan kata 'bapak' kepadanya. Dengan wajah memelas yang dibuat-buat agar dia luluh aku sampai mengerucutkan bibir ku manja. Ini hanya acting belaka.
Tentu saja aku tau siapa di depan ku ini. Demian Alatas. Dosen pembimbing ku yang seharusnya ku tunggu. Tapi melihat wajah nya itu sungguh aku tidak ingin berada didekatnya. Dia begitu sukar untuk di mengerti ku rasa.
"Mau kemana kamu? Bukan nya kamu harus bimbingan dengan saya hari ini?" Tanya nya dingin sambil menatap lurus ke depan, bukan ke arah ku.
Aku hanya tersenyum melihatkan deretan gigiku. Entah aku saja gak tau kenapa harus tersenyum bodoh seperti ini. Ini hanya sikap spontan saja.
"Malah senyum aja. Ayo ikut saya" Katanya meraih pergelangan tangan ku dengan paksa. Gak terlihat di paksa sih, tapi tetap saja menurut ku ini di paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT
Romance!CERITA PINDAH KE KUBACA! cari akunku di Aplikasi Kubaca @motzky [ CERITA SEBAGIAN SUDAH DI HAPUS ] Also Known As HEARTBEAT Menceritakan tentang seorang Mahasiswi cantik bernama Nayla namun sikap nya di kampus jauh dari kata cantik yang mengalami h...