Chapter 40

1.9K 64 4
                                    

RISING STAR

Chapter 40

6 Mei 2008
Wuhan

Malam itu langit di Wuhan cukup cerah. Sungai Yangtze memantulkan cahaya lampu kota di kejauhan. Sama seperti kota besar lainnya, penghuni kota itu belum tertidur. Jalanan penuh oleh lalu-lalang mobil dan masih banyak tempat makan dan hiburan yang beraktifitas pada malam hari.

Di salah satu balkon hotel, semua kesibukan kota tidak terdengar. Pemandangan kota Wuhan yang dihiasi sungai Yangtze dan langit malam lah yang bisa dinikmati dari tempat itu. Namun suasana hati seseorang yang tengah berada di sana, tidak secerah langit di kota Wuhan.

"Eomma, saranghamnida." Begitu sambungan komunikasi terputus, Kyuhyun menatap ke arah langit, berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.

Setiap hari, Kyuhyun sangat merindukan keluarga dan hyungdeul yang berada di Korea. Berulang kali ia mencoba menepis rasa rindu itu, namun tidak juga berhasil. Selama ini ia belum pernah berada begitu jauh dari rumahnya, apalagi sampai memakan waktu begitu lama. Tetapi Kyuhyun tidak bisa mengutarakan perasaannya seperti yang lain.

Namja itu tidak menyadari sesosok tubuh mengamatinya dari pintu kaca. Donghae menghitung satu sampai sepuluh sebelum membuka pintu geser itu dengan sedikit keras, agar Kyuhyun sempat memasang wajah cerianya.

"Donghae-ah! Kau belum tidur?"

Seperti yang Donghae duga, Kyuhyun langsung tersenyum lebar melihat kedatangannya. Meski mata itu masih menyisakan kesedihan, tetapi celotehan usil bernada riang sudah keluar dari mulut dongsaengnya. Donghae membiarkan hal itu beberapa saat sebelum mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

"Kyuhyunie, aku punya sesuatu yang bagus. Kau mau lihat?"

Donghae menarik Kyuhyun agar berdiri di tepi balkon sambil memperlihatkan sebuah tabung dari logam yang dipenuhi motif bintang dan warna pastel yang semarak. Di ujung tabung tersebut terdapat silinder yang bisa digerakkan. Kyuhyun mengambil tabung yang ia yakin mainan anak-anak itu dan mengamatinya sejenak.

"Aku melihat anak salah seorang staff membawanya." Donghae mengambil tabung itu, menaruh salah satu ujungnya di dekat matanya, mengarahkan ke langit, lalu memutar bagian silinder tersebut. "Jika dihadapkan pada cahaya, kita bisa melihat warna-warna yang bagus!"

Kyuhyun tergelak melihat Donghae bercerita dengan sangat antusias.

"Hyung tidak merebutnya dari anak itu kan?"

"Tentu saja tidak!" Donghae mempoutkan mulutnya, tidak menyadari kalau Kyuhyun hanya menggodanya. " Aku ingin menggantinya dengan foto dan tanda tanganku, tapi anak itu tidak mau. Aku boleh membawanya jika menyukainya."

Lagi-lagi Kyuhyun tergelak melihat wajah ceria Donghae. Mata hyungnya itu berbinar begitu hidup, sangat mempesona. Tak ada yang tidak terpesona dengan wajah Donghae yang tampan, ceria, dan selalu tersenyum dengan tulus. Kyuhyun sendiri menganggap Donghae sangat tampan.

"Ini namanya kaleidoscope, hyung." Kyuhyun mengambil tabung itu, lalu mengarahkannya ke sebuah gedung pencakar langit yang dipenuhi lampu di kejauhan. Ketika ia memandang melalui kaleidoscope, warna-warna indah bermunculan. Setiap ia menggerakan silinder kecil pada alat itu, tercipta mozaik yang rumit dan penuh warna. Sebuah pemandangan yang indah dan menimbulkan perasaan senang.

"Kalau kau suka, kaleidoscope itu untukmu saja. Aku memang memintanya untuk uri Kyuhyunie."

Kyuhyun menurunkan tabung itu dan beralih memandang Donghae yang tersenyum ke arahnya. Mati-matian Kyuhyun berusaha menekan perasaannya yang terdalam. Kata-kata itu membuat pertahanan dirinya nyaris runtuh.

RISING STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang