01

53 16 6
                                    

Liburan kenaikan kelas yang hampir sebulan lamanya telah selesai. Waktunya bagi para siswa untuk kembali masuk ke sekolah. Untuk kembali bergelut dengan semua kegiatan rutinitasnya sebagai pelajar.

Minggu-minggu pertama sekolah, selalu disibukan oleh acara perekrutan anak-anak kelas satu untuk program-program ekskul yang bejibun. Selain kelas komputer dan pramuka serta paskibra yang hukumnya wajib diikuti, anak-anak kelas satu boleh milih kegiatan lain seperti basket, karate, dan lainnya buat ekskul olahraga. Paduan suara, musik dan teater untuk seni. Mading dan palang merah remaja atau yang biasa disingkat PMR untuk bidang ilmu pengetahuan, dan masih banyak lagi.

Kalau masih awal-awal masa perekrutan biasanya anggota tiap kegiatan langsung banyak sampai kurang tempat. Tapi kalau sudah masuk bulan kedua dan seterusnya baru kelihatan siapa yang benar-benar minat dan siapa yang sekedar iseng atau coba-coba.

Seperti Anna dan Della, mereka berdua sudah dapat sabuk hijau dan kalau lancar sebentar lagi bakal dapat sabuk biru buat ekskul karate. Gibran juga kebetulan yang menyenangkan adalah ketua ekskul karate dan jago basket.

Winda sendirian aktif di mading karena hobinya memang buat puisi, cerpen dan lumayan pintar menggambar. Dia memang anak yang kreatif dan agak suka menyendiri. Sesil sudah jadi bendahara ekskul teater dan kadang kebobrokan anak teater kebawa masuk kelas, sampai bikin uring-uringan teman-temannya. Oliv dan Rea aktif nguntitin anak-anak basket jadi cheerleader. Mereka berdua bangga banget bisa jadi cheerleader, apalagi waktu menang lomba cheerleader untuk tingkat pelajar SMA se-kabupaten dan juara dua untuk tingkat provinsi. Pokoknya nggak ada yang malu-maluin, semua ikut aktif apalagi dimasa-masa perekrutan seperti sekarang. Ngecengin anak-anak baru juga menambah motivasi dan kadang jadi hiburan tersendiri. Benar-benar hari yang sibuk untuk para aktivis sekolah.

Anna and friend's merupakan sekumpulan enam cewek yang semenjak kelas X sudah menjalin persahabatan. Mereka senantiasa bersama, saling berbagi suka maupun duka. Dan mereka merupakan cewek-cewek manis yang enerjik. Mereka terdiri dari Anna, Della, Winda, Sesil, Oliv dan Rea.

Seperti biasanya, jika tidak ada kegiatan dan saat jam istirahat sedang berlangsung, Anna and friend's pasti nongkrong di kantin favorit mereka KANTIN KITA. Tapi saat ini, Anna tak terlihat diantara teman-temannya. Entah kemana Anna sehingga dia tidak bersama teman-temannya.

Setelah selesai menikmati bakso dan teh manis, Winda pun menghampiri Mbak Yani selaku pemilik kantin untuk membayar makanannya. Pada saat Winda hendak berbalik, tanpa diduga dia harus bertubrukan dengan seorang cowok.

“ Aduh! ” pekik Winda kaget. Uang kembalian dari Mbak Yani pun jatuh berantakan ke bawah kaki banyak orang yang kebetulan lagi pada berdiri di sekitar mereka.

Tanpa menunggu, Winda berjongkok diantara kaki-kaki yang berjubel di sekitar meja dagangan Mbak Yani, memunguti kepingan-kepingan yang menyebar dengan suara gemerincing nyaring terdengar, membuat semua yang ada di kantin menoleh penasaran.

Sesil langsung berdiri dan ikut berjongkok di dekat Winda, sementara cowok yang beberapa detik lalu ditubruk Winda hanya berdiri menonton. Tak terlihat sedikit pun keinginan untuk membantu. Bahkan mengatakan sepatah kata pun tidak. Dia berdiri menggelengkan kepala, lalu dengan acuh pergi begitu saja. Benar-benar tak merasa berdosa rupanya.

“ Kurang ajar bener tuh cowok! ” sungut Sesil “ Cakep-cakep bego! ”.

“ Maaf, apa tadi lo bilang?! ”.

Sesil terkejut. Dia langsung berdiri dan balas melotot ke arah cowok itu yang ternyata belum beranjak jauh dari sana dan mendengar ucapan nya tadi.

Winda cepat-cepat menarik tangan Sesil berniat mengajaknya pergi, tapi Sesil tetap kukuh tak bergerak dari tempatnya.

Oliv dan Rea yang mengamati kejadian itu mulai cemas. Takut nya akan menjadi masalah besar, karena cowok itu belum tau dengan siapa sekarang dia berhadapan.

Sorry kalo udah bikin lo tersinggung ” kata cowok itu sambil nyengir, nampangin deretan gigi nya yang putih dan rapih.

“ Tapi kan temen lo itu yang nabrak gue, bukan sebaliknya. So, gue nggak mau ambil pusing. Emang gue salah ya? ”.

“ Nggak ngerasa salah ya? ” tanya Sesil balik dengan tatapan sinis. “ Nggak apa-apa, tapi kalau jalan mata nya di fungsikan! Ini bukan tempat lo sendiri! Lagi pula lo kan anak baru, eh udah berani bikin masalah! Jangan sok kegantengan deh, Nggak semua cewek disekolah ini suka sama lo! ”.

“ Gue emang nggak sengaja. Lo mau apa? ” tanya cowok itu seolah menantang Sesil. Matanya elang nya menatap tajam ke arah Sesil. Winda pun merinding dibuatnya, cewek itu sudah ketakutan dan terus-terusan menarik tangan Sesil.

Tapi tiba-tiba cowok itu tersenyum dan berkata lagi “ Sorry-sorry gue bercanda. Kenalin nama gue Azka ” cowok itu mengulurkan tangannya tanpa ragu, namun tak mendapat balasan akhirnya dia kembali menarik tangannya. Dengan wajah kikuk dia pun menggaruk tengkuk nya yang bahkan sama sekali tidak gatal. “ Sorry, gue bener-bener nggak sengaja ” ucapnya lagi kali ini dengan wajah yang benar-benar merasa bersalah.

“ Iya-iya nggak apa-apa ” sahut Winda cepat “ Udah Ses, dia emang nggak sengaja kok. Gue yang salah karena tadi jalan nggak liat-liat, harus nya gue yang minta maaf ”.

“ Nggak-nggak, gue yang salah ” kata Azka tulus membuat Winda merasa semakin tak enak hati. “ Btw nama kalian? ”.

“ Nama gue Sesil. Ini Winda. Yaudah kalo temen gue nggak apa-apa, tapi lain kali hati-hati! ” ucap Sesil masih dengan wajah dan nada kesal nya.

“ Oke Sesil, sorry lagi ya Winda ” Azka tersenyum ramah dan berbalik pergi sambil mengedipkan mata ke arah Winda yang bersembunyi di belakang Sesil. Sementara Sesil langsung mencebikan bibir nya dan memutar bola matanya malas.


Hai semuaaa:)
Thx buat yg udh baca cerita ini🙏
Harap maklum kalo ada typo...
Dan jangan lupa tinggalkan jejak yaaa!

Vote and Comment...GRATIS:))

THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang