05

14 13 0
                                    

Anna dan Della sedang duduk-duduk di kantin sambil menikmati makanan dan minuman yang telah mereka pesan, ketika seorang siswi kelas sepuluh datang menghampiri.

“ Kak Anna ya? ” siswi itu mendekati saat Anna sedang asik-asiknya meminum es teh nya.

“ Oh iya. Ada apa dek? ” tanya Anna. Disebelahnya Della hanya cengar-cengir.

“ Mau daftar ekskul karate, tapi nanti aja deh kalo Kak Anna udah selesai makan ” jwaabnya sopan.

“ Eh, nggak apa-apa kok! ” sahut Della cepat “ Itu emang udah tugas nya , ya kan? ” sikut Della sengaja.

Anna cuma nyengir sedikit merasa tidak ikhlas acara makannya terganggu “ Iya. Udah dapet formulirnya belum? ”.

“ Udah Kak. Udah diisi juga ”.

Anna manggut-manggut. “ Tiga Kak, aku sama dua temen ku. Ini duit nya ”. Siswi itu menyodorkan lembaran rupiah yang langsung diterima oleh tangan lain.

“ Nah kalo duit nya sini ke Kakak ” ucap Della santai setelah menyambar lembaran rupiah itu.

“ Ekhem, iya dek, jadi Kak Della ini bendahara nya ” terang Anna, takut nya nanti junior nya itu akan salah paham.

Siswi itu menyerahkan formulir pendaftaran nya kepada Anna, kemudian Anna memeriksanya sebentar.

“ Oke, udah lengkap kok. Sip lah ”.

Siswi itu pun segera pamit pergi sehingga Anna bisa kembali menikmati makanan dan minumannya lagi.

Baru saja Anna menyeruput es teh nya, terdengar suara Gibran memanggil nya. Sehingga mau tidak mau Anna pun menoleh.

“ Anna bisa ngomong sebentar? ”.

“ Iya ” Anna berdiri cepat meninggalkan Della yang penasaran sambil tersenyum penuh kemenangan. Walaupun Della merasa agak gondok tapi kalau untuk urusan Anna-Gibran dia tidak bisa kalau tidak memberi toleransi. Nyengir siriknya di lakukan dengan sembunyi-sembunyi.

“ Ada apa? ” Anna kegirangan menghampiri Gibran.

“ Ada tugas lagi ” Gibran nyengir senang sambil melambaikan selembar keetas di depan hidung Anna.

“ Tugas apa nih? ” Anna girang dalam hati. Membayangkan mojok lagi dengan Gibran memang menyenangkan. Tapi dia tetap pasang muka serius demi citra diri.

“ Bikin spanduk dan lembar peraturan, terus juga persiapan ujian kenaikan tingkat bulan depan terus juga— ”.

“ Terus juga? ” Anna penasaran.

Gibran melanjutkan dengan mimik serius dan sedikit misterius “ Pesen seragam! ”.

“ Wah kirain apaan! Bikin takut aja! ” Anna ketawa senang, begitu juga Gibran. Sementara tidak jauh dari keduanya , Della menilai candaan mereka garing dan sama sekali tidak lucu tapi dia maklum, namnay juga lagi kasmaran.

“ Tapi gue nggak bisa bikin yang begini-begini ” kata Anna merajuk berharap Gibran mau membantunya lagi.

“ Gue sih mau-mau aja bantuin lo, tapi ruang TU di pake rapat entar siang. Ruang komputer nggak mungkin kosong karena udah di pake anak-anak kelas dua ekskul komputer. Gimana yaa? ”.

“ Ke rumah gue aja! ” ucap Anna dengan semangat empat lima.

Gibran kaget, apalagi Della.

“ Eh ... Maksud gue ” Anna merasa wajahnya tiba-tiba menipis “ Kalo lo nggak keberatan ”.

“ Oke deh kalo boleh sama orang tua lo ” kata Gibran.

Anna tersenyum lega “ Ya jelas boleh dong! ” Calon mantu...ya kali nggak boleh! Mamiii huhuhu —batin Anna meledak-ledak.

Della ikut-ikutan girang tapi ceoat tersadar begitu melihat Anna menatap nya tajam.

“ Eh sorry... Mbak Yani! Sambel nya di sini abis! ” seru Della. Padahal dia cuma beli es teh dan itu pun sudah hampir habis. Anna tertawa dalam hati.

Gibran melihat aura berbeda dari Anna kali ini. Terlihat jelas cewek itu merasa senang, tapi dia sama sekali tidak berkomentar.

“ Gibran? ”.

“ Ya? ”.

“ Nanti siang bisa kan lo kerumah gue? ”.

“ Maksud lo pas pulang sekolah? Bisa. Tapi gue nggak bisa lama-lama ya, soalnya jam empat nanti ada latihan basket. Nggak masalah kan? ”.

“ Oh nggak kok. Gue juga udah makasih banget lo mau bantuin gue. Btw sekalian ya? ”.

Gibran mengerutkan kening tak paham “ Sekalian apa? ”.

“ Pulang bareng lo lah. Lagi pula supir gue nggak bisa jemput hari ini ” alibi Anna.

“ Oh oke. Beneran nih nggak apa-apa pulang bareng gue? ”.

“ Ya nggak apa-apalah Gibran ”.

“ Okelah ” ucap Gibran kemudian pergi dengan senyum mengembang di wajah nya. Dan lagi-lagi Anna merasa wajah nya menipis. Tapi langsung tebal lagi begitu kembali ke meja nya dan di goda habis-habisan oleh Della.

Scroll—

THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang