Sesuai jadwal, setelah makan siang ada acara bebas selama dua jam dan setelah itu barulah pulang bersama-sama ke sekolah. Setelah selesai makan siang, Anna memilih duduk-duduk seorang diri. Dan tak lama kemudian Gibran pun datang menghampiri nya.
“ Ann, lo udah makan? ”.
Anna tersenyum dan menunjukan buah apel yang sedang di makannya sebagai hidangan pencuci mulut “ Udah. Tinggal ini aja ”.
“ Lo pulang sama siapa? ” tanya Gibran.
“ Sama temen-temen naik bis. Kenapa emang nya? ”.
“ Pulang sama gue naik motor mau nggak? ”.
Anna mengangkat kedua alis nya “ Mm...nggak apa-apa emang nya? Maksud gue, emang nggak bakalan kena marah kalo pulang nya nggak bareng anak-anak yang lain? ”.
Gibran tersenyum “ Ya enggak dong. Mau ya? ”.
Anna balas tersenyum dan mengangguk mengiyakan “ Tapi mau pake motor siapa? ”.
Gibran menunjuk ke bawah pohon di depan villa “ Itu motor gue ”.
“ Lho? ” Anna heran. “ Bukan nya lo kemaren juga ikutan lari dari sekolah? ”.
Gibran tersenyum geli “ Liat tuh siapa yang dateng ” kata nya menunjuk ke halaman samping Villa.
Anna mengikuti arah tunjuk Gibran dan melihat Bima sedang mengobrol dengan Della berdua saja di ayunan yang ada di sana.
“ Bima? Lho, kapan dia dateng? Dan bukan nya tadi Della pamit mau ke toilet? ”.
Gibran terkikik geli melihat ekspresi keheranan di wajah Anna. “ Iya, gue juga heran. Di sekolah kemaren gue titip motor sama dia. Siang ini tiba-tiba dia dateng kesini. Eh ternyata niat nya ke sini sebenernya mau nyamperin Della ”.
Dan akhir nya mereka berdua pulang bersama menaiki motor Gibran.
“ Ann? ”.
“ Ya? ”.
“ Gue mau ngajak lo dulu ke suatu tempat. Lo keberatan nggak? ”.
“ Kemana tuh? Nggak dong Gib ” jawab Anna mantap. Anna sedikit berpegangan erat pada jaket Gibran karena motor terguncang-guncang akibat jalanan yang masih berbatu dan tidak rata. Berlobang-lobang.
Gibran yang paham dengan kondisi pun mengendarai motor nya dengan pelan-pelan dan hati-hati. Anna jadi ingat Gibran pernah mengatakan “ Kalo boncengin anak gadis orang itu harus hati-hati, apalagi kalo dia cantik kayak lo ”.
Saat itu hati Anna langsung berbunga-bunga dan salah tingkah di depan Gibran.
Sampai di tempat yang di maksud, Anna membaca papan nama tempat tersebut, DANAU TIRTA GANGGA. Nama tempat yang tidak asing bagi Anna, tapi jujur dia belum pernah sekalipun datang ke tempat itu.
Motor mereka semakin masuk ke dalam, menelusuri jalanan panjang berkelok. Pohon-pohon besar yang rindang membuat udara di tempat itu benar-benar sejuk dan terasa menyegarkan.
Anna menghirup udara yang ada dengan pelan lalu mendogak menatap langit yang saat ini berwarna biru. Tiba-tiba jalanan seakan menyibak pepohonan di kanan-kiri dan menampilkan satu pemandangan eksotis alami, hamparan danau yang luas.
Anna terpaku sesaat karena merasa takjub melihat betapa indahnya ciptaan tuhan. Gibran memarkirkan motor nya di tepi danau yang di pagari tembok pendek setinggi lutut. Anna turun dari motor Gibran masih dengan wajah terpesona melihat sekitar. Beberapa detik kemudian Gibran menepuk pundak Anna pelan dan membuat Anna kembali tersadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE END
Teen FictionApa yang lebih berat dari mencintai dalam diam dan selalu berharap namun tak tahu apakah harapan itu akan menjadi kenyataan??? Present - THE END By : GembelKhatulistiwa31 2020