03

21 14 2
                                    

Bel tanda berakhirnya jam pelajaran sekolah berbunyi dengan nyaring dan keras. Bak surga dunia yang selalu ditunggu-tunggu oleh para siswa sekolah. Dan hari ini bel pulang sekolah terasa sangat istimewa bagi Anna yang punya janji penting dengan Gibran untuk membuat brosur dan formulir pendaftaran ekskul karate.

Tanpa basa-basi Anna langsung membereskan buku-buku dan alat tulisnya. “ Gue duluan yaaa! ”. Anna ngacir keluar kelas. Sementara teman-temannya kebingungan.

“ Mau kemana Anna? Buru-buru banget ” tanya Sesil pada Della dengan wajah kepo nya.

“ Yaaa biasalah! Kemana lagi? Kalo soal janjian sama Gibran dia yang paling semangat. Heran, kok Gibran nggak peka juga ya? Padahal kan Anna udah keliatan banget bucin nya ”.

“ Iya ” sambung Winda. “ Padahal menurut gue kayak nya si Gibran sebenernya ada rasa juga ke Anna, keliatan banget tau nggak. Tapi kenapa nggak jadian aja ya? Padahal gue udah nunggu-nunggu dapet PJ dari Anna hahahahaa ”.

“ Nggak jodoh kali! ” timpal Sesil.

“ Eh jangan gitu dong sama temen! Comblangin kek ” Della menasehati Sesil yang tidak peduli soal cowok dan geleng-geleng.

“ Ah kalo emang jodoh pasti udah dari dulu jadian. Lah ini? Dari kelas sepuluh selalu bareng, Anna juga udah naksir Gibran dari waktu itu, tapi sampe sekarang masih gini-gini aja. Kalo nggak jodoh apa dong namanya? ” Rea ikut nimbrung.

“ Teman tapi mesra, hubungan tanpa status atau dekat tanpa kepastian? ” Winda menerka-nerka.

“ Gimana caranya ya biar mereka jadian? Apa kita ngomong aja ke Gibran kalo Anna suka sama dia? ” ucap Oliv.

“ Atau kita jebak mereka aja biar terkurung di suatu tempat sampai berhari-hari biar mereka bisa saling ngomong terus jadian deh ” lanjut Oliv menyampaikan ide konyol nya yang membuat Winda, Della dan Rea tertawa sementara Sesil memutar bola matanya malas.

“ Ya ampun Oliv! Lo mikir nya dah kejauhan. Paling nggak lo bantu doa ajalah sekalian puasa biar cepet dikabulin doa nya sama tuhan ” ucap Della masih sambil cekakakan.

“ Wah kalo itu sih berat ” sahut Sesil santai dan mereka semua berjalan beriringan keluar kelas. “ Gue mending bantuin buka puasa nya aja hahahaha... ”.

^^^

Sementara itu dengan hati berbunga-bunga Anna melangkah keruang TU. Namun saat di tengah jalan tiba-tiba dia merasa ada sesuatu yang harus dikeluarkan, karena itu dia sedikit berputar arah menuju toilet siswa. Perasaan hari ini gue nggak kebanyakan minum, kok mendadak jadi kebelet pipis ya? — batinnya.

Sampai di kamar mandi cewek keadaan sudah benar-benar sepi. Sebelum masuk ke dalam bilik toilet dia melepas tas ranselnya dan saat membuka pintu—

WHAT?!

Anna merasa darahnya langsung naik ke ubun-ubun ketika melihat sepasang siswa asik pacaran dalam toilet itu! Rasanya ingin sekali Anna memberi pelajaran pada mereka! Demi apapun ini sekolahan resmi jangan sampai dipakai....dipakai...haaaah!

Sabar Anna! Sabar!

Sorry...kirain udah pada pulang ” Azka cengar-cengir tanpa dosa. Di belakangnya Cindy juga malah terkesan bangga bukannya malu.

Anna heran setengah mati. Sejak kapan Cindy mau diperlakukan seperti itu sama cowok? Apa karena Azka anak baru yang ganteng, keren, dan kaya makannya dia pasrah-pasrah aja?.

Mereka segera pergi menjauh, tapi Anna masih kalut dan butuh waktu untuk menetralkan napasnya yang sempat tak terkontrol karena emosi. Setelah dirasa baik barulah Anna melanjutkan tujuannya datang ke toilet.

Anna masih saja terbayang-bayang kejadian beberapa waktu lalu dan tidak sadar langkah nya sudah sampai di ruang TU. Dia melongok kedalam.

Sepi. Masuk nggak ada orang. Apa Gibran lupa ya sama janjinya? Atau malah Gibran udah pulang duluan karena kelamaan nunggu? Yaaahhhh....

Anna pun berbalik, dan lagi-lagi Anna di buat kaget karena Gibran tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya. Anna pun merasa lega dalam hati.

“ Nah kan...es teh segelas ya! ” ucap Gibran riang.

Anna melongo “ Kan gue yang duluan dateng ” protes Anna.

“ Siapa bilang? ” ejek Gibran menaikan sudut bibirnya sambil menoel pelan hidung Anna dan tersenyum manis setelah nya.

“ Lho iya kan? ”.

“ Nggak. Gue duluan yang dateng ” jawab Gibran mantap.

“ Terus lo dari mana barusan? ”.

“ Gue dari kelas lo, kirain lo udah pulang kelupaan kalo ada janji sama gue. Kalo nggak percaya tuh tas gue udah stay diatas meja komputer ”.

Anna memastikan, dan benar saja tas cowok itu sudah ada disana.

“ Gimana? ”.

“ Hm iya deh. Mau beliin sekarang? ”.

“ Oh nggak usah. Gue udah pesen, nanti diantar sama anak nya Mbak Yani. Yang bayar jelas lo kan? Kuy langsung mulai sekarang aja biar cepet! ”.

“ Siap bos! ” Anna berputar riang dan segera duduk depan komputer. Kalo cuma nyalain aja sih dia bisa.

Gibran ngambil kursi dari meja lain dan ikut duduk disebelahnya. Kali ini Anna harus berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang.

“ Nah, langsung masuk ke word bisa kan? ”  tanya Gibran. “ Oke sekarang ketik aja dulu, entar baru diutak-atik. Enter dulu delapan atau sembilan kali ”.

“ Sepuluh atau sebelas kali ” timpal Anna sembari tersenyum “ Bercanda ” kata nya lagi. Gibran balas tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

“ Ini pakai word art kan? Nah, terus biar pletat-pletot tulisannya gimana? ” Anna setengah mati berusaha terlihat serius di depan Gibran walaupun aslinya dia sama sekali tidak fokus dengan apa yang sedang dikerjakan karena pikirannya lebih fokus ke Gibran.

Scroll —

THE ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang