"TEN, makan."
"Males."
"Ten, mandi."
"Males."
"Ten, nyapu."
"Males."
"Ten, beresin kamar."
"Males."
Ibunya berkacak pinggang di depan kamar si lelaki mungil, yang saat ini sedang rebahan sambil mengetik sesuatu di atas tablet nya.
"Ten, ada Taeyong. Mama mau pergi arisan dulu."
Seketika tubuh mungilnya beranjak dari ranjang sedikit berlari menuju ruang keluarga. Dan- benar, disana ada Taeyong yang sedang memainkan game.
"Taeyyyyy!" Ten lari langsung menubrukkan badannya dengan Taeyong, membuat ponselnya terbanting cukup keras di karpet.
"Akkkhhh, Ten pelan-pelan doong! Itu baru beli kemarin hapenya." Jika mulutnya menyahut seperti itu, berbeda lagi dengan tangannya- ia memeluk manusia menggemaskan di depannya.
"Aku kangen, huhu.." Wajahnya tenggelam di leher sang sahabat, menghirup aroma maskulin yang tercium dari sana.
"Aku, enggak." Tangannya menepuk keras bokong milik lelaki mungil itu.
"Kok jahat?" Menarik wajahnya dari leher Taeyong, dan menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca.
"E-eh, bercanda doang kok, Ten." Dirinya kembali merengkuh si mungil ke dalam dekapan hangatnya.
"Ten, udah makan belum?" Tangannya masih sibuk mengelus punggung sempit milik sahabatnya dari kecil itu.
"Hngggg, males."
"Kok gitu jawabnya," Taeyong melepaskan pelukannya dan menatap wajah ayu si mungil, tangannya mengelus pelan perut datar Ten, "Kan perut Ten harus dapet nutrisi, harus kenyang. Biar nanti nggak lemes, Taey suapin ya?"
Ten menganggukkan kepalanya, "Tapi makannya barengan sama Taey, ya?"
"Iya, sebentar aku ambilin makannya dulu." Ten menggeleng keras sebagai jawaban.
"Kenapa kok geleng? Gamau makan kamu?" Taeyong menatap heras si mungil
"Mau gendong! Males jalan ke dapur." Plis deh, Ten sudah kuliah dan masih manja sama males seperti ini.
"Iya, ayo." Laki-laki tampan itu membawa Ten dalam gendongan koalanya ke dapur, sekaligus mengambil makanan. Melupakan ponselnya yang entah terjatuh dimana.
Setelah selesai meracik makanan dalam piring, Taeyong mendudukkan Ten di atas kursi kayu di meja makan lalu diikuti dirinya sendiri di samping lelaki mungil itu.
"Taey, males ngunyah." Kepalanya diletakkan di atas meja makan menghadap sang sahabat.
"Trus kalo kamu nggak mau ngunyah, mau langsung kamu telen langsung gitu?" Dirinya heran dengan si mungil,
"Kunyanhin." Taeyong sweatdrop mendengar penuturan lelaki manis di sampingnya itu, bagaimana bisa makanan yang sudah ia kunyah itu ia berikan kepada si mungil? Apakah tidak menjijikkan?
"Bercanda doang, Taey." Ten melebarkan mulutnya meminta makanan dari Taeyong.
"Kirain beneran," Tangannya sibuk menyendokkan makanan ke dalam mulut Ten.
"Emang kalo beneran mau?"
"Ya enggaklah! Gila apa makanan udah aku kunyahin terus kamu makan, jijik tau nggak."
"Enggak kok, biasa aja. Biasanya juga kan kita gitu, makan permen abis kamu makan, aku ambil terus aku makan kan? Bedanya ini cuma nasi dan itu permen." Ucap Ten polos,
"Ya itu kan kamu yang ngerebut dari mulut aku." Taeyong menatap Ten datar
"Hehe," Ten tersenyum lebar menampakkan gigi rapihnya
"Haha hehe haha hehe, dah selese nih. Yuk ke kamar kamu," Lelaki tampan itu hendak menggendong Ten seperti tadi, tapi si manis menatap Taeyong dengan rasa bersalah
"Taey, kamarku berantakan.." Ten mencicit di akhir kalimat,
"Gapapa, aku beresin. Kamu istirahat aja," Dengan sigap, Taeyong menggendong sang sahabat menuju kamarnya.
Pertama kali menginjakkan kakinya di kamar lelaki manis itu, ia di hadiahi dengan baju yang berserakan entah itu bersih atau kotor, buku yang tidak tersusun rapi, sampah pun juga berserakan, sepatu tidak tertata dengan rapi. Membuat Taeyong mendengus.
Ia menurunkan si mungil di atas ranjang dan dirinya mulai membersihkan kamarnya.
"Ten, kamu harusnya ngerti dong di taro dimana pakaian bersih sama kotornya. Di bedain." Taeyong mulai mengomel seperti ibu-ibu
"Males." Si mungil mengambil tabletnya dan mengetik sesuatu seperti yang dilakukannya tadi sebelum sang sahabat datang kerumahnya.
Beberapa menit kemudian Taeyong sudah selesai dengan pekerjaannya, dirinya berjalan menuju ranjang si manis. Melihatnya yang tengah tertidur meringkuk seperti bayi, membuat Taeyong terkekeh. Sangat lucu menurutnya.
Ia pun menaiki ranjang dan berbaring di belakang Ten, melingkarkan tangannya dia atas perut si mungil tanpa persetujuan sang pemilik. Mengecup singkat pucuk kepala sang sahabat dengan sayang,
Tidak lama kemudian dirinya merasa mengantuk dan terlelap di atas ranjang yang sama dengan lelaki mungil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END PDF] Boy Friend || TaeTen✔
Conto[Friendshit] [bxb] [Yaoi] Langsung baca aja ay♡ start : 14/05/20 end : 13/09/20