[5] Marah

2.3K 276 34
                                    

TEN saat ini benar-benar marah, pasalnya sahabatnya itu belum memberi tahunya tentang kemarin. Tadi malam Doyoung juga mengirimi pesan lewat Whatsapp katanya mereka- Taeyong dan Jennie -pacaran. Doyoung tahu karena tadi malam dirinya bertemu perempuan cantik itu dan bertanya langsung padanya.

"Ten kamu kenapa?" Taeyong berusaha berbicara pada lelaki imut itu, tetapi sama sekali tidak ada jawaban.

Mereka berada di taman belakang kampus tempat kemarin Taeyong dan Jennie jadian omong-omong. Ten selalu mengabaikan jika lelaki tampan itu berbicara padanya.

"Ten ayolah, ngomong sesuatu gitu doongg. Dari tadi pagi kamu diemin aku, kamu nggak kasian sama aku? Aku subuh tadi udah nyampe di rumah kamu loh, dari tadi malem juga aku chat sama telpon nggak kamu bales." Taeyong menatap lelaki manis itu dengan memohon

"Gue nggak nyuruh." Ucap lelaki manis itu dengan raut wajah yang datar

Taeyong kaget, disaat sahabatnya itu menggunakan gue-lo bukan aku-kamu.

"Ten, kamu marah sama Taey? Taey salah apa sama Ten? Taey minta maaf ya, Ten~" Taeyong memeluk Ten dari belakang, menenggelamkan wajahnya di leher si lelaki manis

"Lo nggak tau apa salah lo?" Ten mencoba melepaskan pelukan Taeyong -dan berhasil. Si manis menatap si tampan dengan mata yang berkaca-kaca, "Lo nggak jujur sama gue, Taey."

Taeyong lagi-lagi dibuat kaget, dirinya tidak menyembunyikan apapun seingatnya. Jadi dirinya tidak jujur soal apa? Lelaki tampan itu berjalan mendekati Ten, tetapi si manis malah melangkah mundur seakan menghindari Taeyong.

"Ten, aku nggak pernah nyembunyiin apapun sama kamu!" Lelaki cantik itu berjengit setelah mendapat bentakan kecil dari Taeyong.

"Taeyong jahat, hiks." Ten menangis terisak, lelaki bertubuh mungil itu berjongkok dan menenggelamkan wajahnya di antara lutut.

"T-Ten, maaf.. Aku nggak bermaksud bentak kamu.. Maaf." Taeyong mendekati si manis dan memeluknya erat, membuat sang empu membalas pelukannya.

"Taeyong.. Kamu nggak jujur soal yang kemarin. Kamu jadian kan sama Jennie?" Suara milik lelaki mungil itu serak, membuat Taeyong sedikit mencerna apa yang diucapkan sahabatnya itu.

"O-oh! Jennie. Aku aja lupa kalo punya pacar, Ten." Tangannya mengusak surai lembut milik sahabat semasa kecil nya itu,

"Jadi maaf ya, aku nggak ngasih tau kamu. Jennie nembak aku kemarin, terus aku terima. Aku pengen nyoba buat buka hati aku kembali, Ten. Tapi kalo kamu nggak suka aku bisa putusin Jennie kok."

Ten menarik tubuhnya yang berada di dekapan sang sahabat, ia lalu mengerjap pelan.

"Lupa? Kamu punya pacar bisa lupa?! Gila!" Lelaki mungil itu menjerit histeris, memang sudah gila Taeyong.

Si tampan menggaruk kepala bagian belakangnya, "Hehe, aku aja nggak punya nomornya Jennie. Jadi aku lupa, aku kira -aku masih jomblo." Taeyong berucap dengan kekehan kecil

"Oh! Kamu marah sama aku gara-gara aku punya pacar, Ten?!"

Ten melebarkan matanya, ia mengibas-ngibaskan tangannya, "E-enggak woi, aku marah karena Taey nggak jujur soal Jennie sama Ten."

Taeyong terkekeh, lucu sekali sahabatnya ini.

"Iya-iya, Taey juga minta maaf karena nggak ngasih tau ke kamu kalo Taey punya pacar." Tangannya mengacak surai sahabatnya lagi

"Iihh Taey, rambut Ten rusak! Hmm, kalo di pikir-pikir Ten nggak mau maafin Taey."

"Loh kenapa? Kan aku udah ngasih tau kalo Jennie pacarnya Taey. Terus Ten nggak mau maafin aku?" Taeyong menatap Ten heran

"Hmm, Ten bakal maafin Taey, kalo Taey mau beliin Ten susu strawberry! Sepuluh kotak!" Lelaki manis itu tersenyum senang, matanya berbinar lucu

Taeyong kembali terkekeh dibuatnya, "Iya, aku beliin. Yuk ke kantin."

Mereka beranjak dari taman kampus dengan lengan Taeyong merangkul bahu sang sahabat. Mereka berjalan bersama dengan canda tawa.

[END PDF] Boy Friend || TaeTen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang