"Mengapa dia ingin menemui mu?" Yoongi sedari tadi terus menggerutu melontarkan protesnya. Kedua tangannya masih menjalankan tugasnya memegang kemudi setirnya.
"Aku juga tidak tahu." Jennie hanya menjawab seadanya, dengan pandangan binggung menatap Yoongi, "Kau kenapa Yoon?"
"Aku? Aku baik baik saja."
"Tapi muka mu sangat kusut sekarang, seperti kain lecek."
Yoongi langsung menghembuskan nafasnya kasar sambil mempoutkan bibirnya, lantaran mendengar ejekan Jennie.
"Lihat lah dirimu kekeke." Jennie terikikik kembali lalu Yoongi hanya diam, tidak membalas dengan keadaan mimik muka yang masih sama.
"Atau jangan-jangan kau cemburu ya?!"
Yoongi langsung tersentak dan menatap Jennie dengan gelagapan.
"A-pa? Tidak kok hanya-"
"Hanya apa?" Jennie memotong ucapan Yoongi, yang membuat sang lawan bicara malah terlihat lebih gelagapan lagi.
"Baiklah baiklah, aku hanya bercanda. Kenapa kau sangat kaget begitu sih." Lagi lagi Jennie mengerjai Yoongi, sampai wajahnya memerah karena malu.
"Diam kau Jen." Yoongi langsung memasang wajah datarnya dan fokus untuk mencari parkiran di mana Cafe ini adalah tempat Taehyung ingin bertemu dengan Jennie.
"Kau ikut atau-" Jennie belum selesai bertanya tapi Yoongi sudah mematikan mobilnya dan keluar meninggalkan Jennie.
Sepertinya Yoongi masih kesal lantaran di kerjai Jennie tadi.
Jennie pun ikut keluar dengan tas selempang simple yang hanya berisi handphone nya. Pakaian yang melekat di tubuhnya saat ini hanya kaos putih polos dan bawahan hanya celana kulot jeans. Sedangkan alas dengan hanya mengenakan sepatu hak pendek.
Jennie mendekati Yoongi lalu langsung merangkul lengan lelaki tersebut dan tidak mendengarkan protes dan gerutuan yang keluar dari bibir Yoongi.
"Jangan di tekuk terus muka mu. Lama lama muka mu sama seperti plastik kresekan. Sangat kusut." Bukannya menyudahi candaan nya Jennie malah kembali menggoda Yoongi, sedangkan Yoongi hanya bisa pasrah saja di gandeng bahkan di tarik oleh Jennie.
Setelah itu mereka melihat Taehyung dengan wanita berambut hitam panjang di sampingnya.
Itu Yoonji. Jennie dan Yoongi dapat melihat dua orang itu dengan lebih jelas sekarang setelah duduk di hadapan mereka berdua.
"Hai, kalian apa kabar?" Taehyung memulai pembicaraan setelah lebih dari tiga menit hanya ada keheningan.
"Kami baik baik saja." Jennie menjawab seadanya, lalu tangan nya naik ke atas untuk memanggil salah satu pelayan.
Mendadak Jennie sangat ingin makan Es Krim sekarang. Oh dengan kopi Cappucino dingin juga.
"Kau ingin apa Yoon?" Jennie bertanya pada Yoongi yang sedari tadi hanya diam saja menatap Taehyung.
"Espresso saja."
Setelah itu Jennie mengucapkan pesanan mereka berdua kepada sang pelayan.
"Sebenarnya aku hanya ingin memberikan ini padamu Jen." Taehyung menyodorkan sebuah kartu, oh bukan lebih tepatnya kartu undangan pernikahan.
Disana tertera nama Taehyung dan Yoonji.
"Kalian akan menikah?" Jennie bertanya dan hanya ingin memastikan.
"Iya."
"Kalau begitu, Selamat untuk kalian berdua." Jennie berucap sambil memberikan senyuman manis nya.
"Selamat untuk kalian." Dan akhirnya Yoongi mengeluarkan suara setelah dari tadi hanya terdiam saja.
"Terima kasih Yoongi dan Jennie." Taehyung membalas ucapan selamat itu dengan senyuman dan perasaan yang lega.
"Aku juga ingin meminta maaf pada mu Yoon." Yoonji mengeluarkan suara nya untuk pertama kali sedari tadi.
"Kita lupakan saja semua masa lalu itu. Dan mulai hidup dengan jalan masing-masing." Ucap Yoongi.
"Baiklah, kami sudah sedari tadi disini dan ada beberapa hal juga yang harus kami urus. Jadi kami pamit pergi terlebih dahulu." Ucap Taehyung.
"Aku harap kalian datang." Sambung Yoonji lalu mereka pergi meninggalkan Jennie dan Yoongi.
"Bagaimana perasaan mu?" Yoonji Bertanya kepada Taehyung setelah mereka keluar dari area Cafe.
"Lebih baik Ji. Entah kenapa ada perasaan lega di dada ku."
"Sama seperti ku."
"Ok baiklah, mari kita mulai semuanya dengan keadaan yang lebih baik." Taehyung lalu merangkul Yoonji dan mengecup pucuk kepala sang calon istri dengan sepenuh hatinya.
Jodoh memang tidak ada yang mengetahui. Jika sudah seperti ini, takdir sudah tidak bisa lagi di bantah.
***
"Kau baik baik saja?" Jennie bertanya kepada Yoongi yang kini sedang menyetir, membawa mobil ini berjalan di jalanan ber aspal kembali kerumah mereka.
"Sepertinya aku yang harus bertanya seperti itu. Apa kau baik baik saja?" Yoongi malah bertanya balik kepada Jennie.
"Aku-? Sepertinya aku baik baik saja. Entahlah, mungkin aku sudah menerima semua ini." Jennie membalas pertanyaan Yoongi sambil tersenyum tipis dan pandangan nya mengarah ke depan.
Sedangkan Yoongi sesekali memerhatikan Jennie sampai saat mereka berhenti ketika lampu lalu lintas berwarna merah.
"Begitupun aku Jen. Kita semua harus mulai melupakan kejadian yang ada di masa lalu dan mulai menjalani kehidupan sekarang."
Yoongi lalu mengambil salah satu tangan Jennie dan menggenggam nya erat, "Kita harus mulai semuanya dari awal yang baik Jen, tidak seperti sebelumnya." Yoongi menatap manik mata Jennie dengan lembut sampai sampai sebuah suara klakson mobil dari arah belakang mereka mengacaukan suasana ini.
Apa kabar dengan Jennie? Entahlah jantung nya sedang berdebar debar sekarang. Dan sepertinya dia menyadari satu hal.
Suatu hal yang dapat membuat kehidupan rumah tangga mereka menjadi lebih baik dan lebih tangguh dari sebelumnya.
Kenyataan yang seharusnya memang dia rasakan terhadap suaminya sendiri.
Perasaan yang sangat manis yang sama dengan perasaan saat bersama Taehyung dahulu, tapi kini lebih besar dan lebih dapat dipercaya lagi.
Tapi suatu hal yang langsung melesat dipikiran Jennie.
Apakah Yoongi juga merasakan demikian?
TBC
Maaf ya baru bisa update dan pendek dulu segini 🤧💕
Satu chapter lagi dan Book ini bakalan tamat 😆💕
Sampai jumpa di chapter Ending 👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Care {Yoonie} ✓
Fanfiction{COMPLETED} [M] Ini lah hasil perjodohan kami berdua. Saling tidak peduli satu sama lain