Bruk!
Mufia tersungkur ke atas lantai, dengan cekatan Alena membantu Mufia berdiri, lututnya lebam karena yang pertama menyentuh lantai.
"Lo kalo jalan pake kaki terus gunain juga matanya!" omel Mufia.
"Lo aja yang ngehalangin jalan gue!" solot cewek yang menabrak Mufia.
Mufia tak menggubris perkataan cewek itu, ia fokus kepada cowok yang berada di samping cewek itu.
"Loh Kak Ezel?"
"Nana dimana, Mu?"
"Ini pacar lo?"
Mufia mengalihkan pembicaraan. Ia kira Ezel menyayangi Aluna lebih dari sahabat kecil tapi nyatanya ia sudah mempunyai cewek.
"Iy--"
"Bukan. Dia kakak tirinya Nana. Gue dipaksa nemenin dia jalan," jawab Ezel menyela ucapan Aradela.
Alena menahan tawanya. Ngebet banget ni orang, batin Alena.
Aradela sangat tertohok sekaligus malu saat mendengar jawaban Ezel.
"What? Mimpi apa si Luna punya kakak tiri modelan kek gini!" jawab Mufia histeris.
"Kalo ngomong di filter dulu dong!" ketus Aradela tak terima.
"Yaudah ah Zel, ayo temenin gue shopping!" ajak Aradela.
Ezel paling tidak suka diajak shopping oleh kaum hawa. Mereka pasti akan kesana-kemari, keliling sampai tujuh putaran, dan ujungnya tidak jadi dibeli. Ia pasti akan menjadi babu yang membawa belanjaan mereka yang banyak itu. Ia lebih memilih menemani Aluna jajan cilok, setelah itu, ia tinggal duduk nyaman. Se-simple itu.
"Ga. Gue mau cari Nana dulu," tolak Ezel.
"Ih apaan sih? Gue kan ngajak lo buat temenin gue," kesal Aradela.
"Gue males shopping-shoppingan," tolak Ezel kekeh.
"Kita bareng aja yuk, Kak!" ajak Mufia.
"Ayok! Lo gimana, Ra? Kalo mau ikut ayo kalau gamau yaudah," tanya Ezel.
"Ikut," ketus Aradela.
"Eh gue boleh gabung ga?" tanya Gama yang sejak tadi diam saja.
"Ga," ketus Mufia.
"Boleh lah, yakali. Jangan dengerin Mumu," ucap Ezel.
"Yoai Bro! Eh iya kenalin gue Gamaliel Geora," ucapnya sambil mengulurkan tangannya.
"Azfer Alfarezel Azami. Panggil ganteng aja," canda Ezel.
"Bisa aja lo. Untung ganteng," jawab Gama menciptakan gelak tawa dari mereka berdua.
"Gamaliel Geora," ucap Gama sambil mengukurkan tangannya ke arah Aradela.
"Aradela," jawab Ara sambil menjabat tangan Gama. Ganteng juga ni cowok, kalo ga bisa dapetin Ezel yang ini juga boleh, batin Aradela.
Gama berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Aradela, tapi tak kunjung di lepas juga.
"Tangannya ada lem-nya ya, Kak?" tanya Alena yang melihat jabatan tangannya tak kunjung lepas.
Aradela pun langsung melepaskan genggaman tangannya di tangan Gama lalu menatap Alena dengan mata melotot, yang di tanggapi dengan kerutan dahi.
Sialan, awas lo anak pungut! batin Ara kesal.
Setelah Alena membayar belanjaannya di kasir, mereka pun pergi untuk menghampiri Aluna di cafe dekat mall tersebut.
Waktu Ezel memasuki Cafe tersebut dadanya berdenyut nyeri, ia melihat Fabian yang sedang menyandar di bahu Aluna sambil bermain game, dan Aluna terlihat tidak merasa risi sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aluna
FantasiAluna Syabilla Ermawan. Gadis tomboy dan kapten basket SMA Harapan. Ia dibesarkan hanya oleh seorang ayah. Karena, kecelakaan yang ia alami pada umur 5 tahun itu merenggut nyawa ibunya. Hari-harinya terasa nyaman sebelum ibu dan kakak tirinya hadir...