🌼Happy Reading🌼
.
.
.
._____________________________
"Makasih banyak Pak sudah anterin saya pulang dengan selamat sentosa," ujar Cia ketika mereka sudah di depan kostnya."Apaan tuh maksud perkataan kamu tadi? Selamat sentosa? Emang saya mau macam-macamin kamu apa," balas Andreas ketika mendengar perkataan sindiran Cia.
"Ya emang kenapa sih Pak? Sewot banget sama saya. Mau-mau saya dong bilang gitu. Saya bilang gitu karena saya selamat sampai kos Pak, emang apalagi?"
"Perkataan kamu tadi kayak nyindir saya. Seakan saya mau apa-apain kamu."
"Yeh Bapak aja yang berpikiran begitu aku nggak tuh."
"Ya sudah. Kamukan sudah sampai nih di kost kamu."
"Iya Pak, emang kenapa?"
"Ya keluar dong dari mobil saya."
"Ya ampun Pak, gitu amat sama saya. Bapak kayak dendam gitu sama saya ya kerjaannya pengen berantem aja gitu. Salah saya apa sih Pak."
"Pikirin aja sendiri."
Ya Tuhan kalau membunuh itu dibolehin udah aku bunuh nih orang satu ini, ujar Cia dalam hati. Dia nggak berani ngomong secara langsung, gimana tuh nasibnya kalau Andreas tahu dia ngomong begitu.
"Ya udah Pak maaf kalau saya punya salah sama bapak. Saya keluar kalau gitu. Sekali lagi terimakasih banyak Pak."
"Uum."
"Gitu amat jawabnya Pak, nggak bisa panjangan gitu?"
"Uuummmmmmmmm."
"Ya Tuhan! Nggak gitu juga Pak. Gedek nih princess kalau gini. Ya Tuhan tabahkan hamba, sabar Cia sabar. Kalau kamu sabar pantatmu lebar."
"Ngomong mulu, kapan keluarnya sih?"
"Iya Pak ini saya mau keluar."
"Mana? Dari tadi kamu bilang mau keluar, tapi apa ini masih di dalam mobil saya."
"Ish, ish, ish. Nggak ikhlas Pak nganterin saya. Kalau nggak ikhlas bilang dong. Bawaannya pengen ngehujat nih. Sabar Cia sabar, kalau sabar makin cantik. Oke dah Pak ini beneran saya mau keluar. Nih lihat saya buka pintu, kaki saya juga udah napak tanah, sebelum saya tutup pintunya Pak saya mau ngomong sama Bapak."
"Bukannya dari tadi kamu udah bicara ya? Heran deh saya sama kamu."
"Ya udah Pak, beneran ini saya mau bilang sesuatu."
"Ya udah bicara aja."
"Saya mau bilang, bapak jangan marah-marah aja nanti cepet tua dan nanti nggak ada yang suka sama bapak. Udah gitu aja. Permisi Pak. Terimaksih atas tumpangannya."
Brak!
"Ciaaaaaaa! Kamu ngomong apa tadi! Kamu doain saya cepet tua dan nggak laku? Kesini kamu Ciaa!"
Cia yang mendengar perkataan Andreas hanya tertawa dan lari begitu saja meninggalkan Andreas yang mungkin lagi marah dengan Cia. Cia rasanya puas buat Andreas marah seperti itu.
****
"Cia, tolongin gue dong, gue minta tolong anterin dokumen ini ke ruangan Pak Andreas yang Hot itu. Gue lagi dalam keadaan genting nih. Gue harus ke ruangan Pak Hery. Dokumen ini dia perlu sekarang. Ya bantuin gue," ujar Nina seraya meletakkan map yang baru saja ia kerjakan ke meja Cia yang tengah bersantai lantaran pekerjaannya sudah selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreas & Cia (TAMAT)
General Fiction[Follow akun ini sebelum membaca ya] Bagaimana jika seorang wanita mengejar cinta seorang laki-laki? Dan lebih parahnya lagi laki-laki itu ternyata tidak menyukainya? Apa yang akan terjadi dengan kisah percintaan keduanya? "Mau nggak jadi pacar ak...