24. (Tau diri)

294 8 3
                                    

🐥Happy Reading🐥
.
.
.
.

_________________________

Cia menatap Andreas yang memesan kue di depan etalase yang berjejer berbagai macam kue.

Saat ini mereka berada di toko kue yang bernama "Home Cake", kue di sini sangat enak dan menjadi langgangan Andreas maupun Ibunya jika ingin membeli kue.

"Kami nggak mau pesan?" tanya Andreas kepada Cia.

"Hmm, boleh dah Pak," jawab Cia.

"Kamu mau kue yang mana?"

"Saya mau kue brownies satu Pak."

"Kue brownies satu sama yang tadi saya pesan ya, dipisah saja," ujar Andreas kepada kasir yang ada di sana.

"Pembayarannya digabung atau dipisah Pak?" tanya mba kasir.

"Digabung saja," jawab Andreas.

"Eh Pak jangan. Biar saya saja yang bayar kue pesanan saya."

"Tidak Cia. Biar saya yang bayar, anggap saja saya lagi traktir kamu. Nggak ada penolakkan."

"Baik Pak, terimakasih banyak."

Setelah selesai memesan kue mereka melanjutkan perjalan pulang ke rumah masing-masing.

****

Mobil sudah memasuki kawasan kost Cia. Saat ini masih jam 7 malam, tapi kawasan ini sudah lumayan sepi. Maklum saja kawasan ini sihuni oleh orang-orang kantoran yang super sibuk.

"Terimakasih Pak," kata Cia saat mobil Andreas sampai di depan pagar kostnya.

Cia membuka pintu mobil Andreas dan mengangguk sekilas dengan sopan kepada Andreas.

"Hati-hati di jalan Pak," pesan Cia sebelum menutup pintu mobil.

"Masuklah!" perintah Andreas yang menurunkan kaca jendela pintu mobilnya. Cia pun menggangguk, berbalik membuka pagar dan berjalan membuka pintu kostnya yang dikunci.

Setelah Cia menutup pintunya, dia mengintip dari jendela. Mobil Indra sudah berlalu dari depan kostnya.

****

Nina, Lina, dan Ani menatapku dengan wajah penasaran. Saat ini kami ada di cafe kantor. Jam makan siang sudah berjalan sekitar 20 menit, makanan kami sudah tandas sejak beberapa menit yang lalu.

"Ceritain, kok lo bisa balik kerja sama Pak Andreas yang howet itu?" tanya Nina yang diangguki oleh Lina dan Ani.

Tiga manusia ini melihat Cia memasuki mobil Andreas kemarin sore. Cia juga tidak bisa mengelak lagi, mereka melihatnya dengan mata kepala sendiri.

"Yah ... Pak Andreas yang nawarin. Nggak tega juga nolak jadi aku setujui aja tawarannya," Cia menjawab dengan jujur pertanyaan tersebut.

Ani mengangkat jari telunjuknya dan mengarahkan ke wajah Cia. "Jujur aja deh Cia, kamu pakai pelet ya?" tanya Ani sambil mendelik ke arah Cia.

"Iya pasti lo pakai peletkan buat dapatin Pak Andreas. Ngaku lo," sahut Nina dan menatap sinis ke arah Cia.

Cia mengibaskan rambutnya dengan gaya angkuh yang hari ini dibiarkan tergerai. "Sorry ya, aku nggak level main pelet-peletan," tutur Cia sombong.

Baru saja mereka ingin menuding Cia dengan banyak pertanyaan seputar Andreas, yang dibicarakan dari tadi justru muncul di pintu cafe. Dia tidak sendirian, dia berjalan bersama Mitha sekertarisnya yang tampak senyum-senyum di sebelahnya.

Nina berdecak dan menggelengkan kepalanya melihat Andreas dan Mitha. "Saingan lo berat nih Cia." Nina, Ani, dan Lina menatap prihatin ke arah Cia.

"Emang jalan berdua begitu punya hubungan, belum tentu tahu. Mungkin mereka ada urusan. Jangan berburuk sangka deh kalian. Nggak baik," ucap Cia dengan santai.

Saat Cia menatap ketiga temannya itu, mereka juga memikirkan hal yang sama sepertinya. Buktinya mereka bertiga serempak menganggukkan kepala tanpa mengatakan apapun. Cia hanya bisa menghela napas pelan dan menunduk memandang piring kosong yang ada di hadapannya.

Ini sumua kerena akibat dia yang terlalu bawa perasaan. Mungkin semua yang dilakukan Andreas kepadanya hanya bentuk rasa bersalah pada masa lalu yang Andreas lakukukan kepada Cia, bukan karena Andreas benar-benar menaruh perasaan kepadanya.

"Kamu siapa sih Cia? Kamu itu nggak pantes buat Pak Andreas. Mikir dong. Kamu punya kacakan? Coba ngaca dulu. Pak Andreas itu berhak mendapatkan wanita yang lebih segalanya daripada kamu," bisik hati kecil Cia. Menyentil semua pemikiran ke-pede-an yang Cua rasakan selama ini pada Andreas.

Cia akan berusaha tidak lagi terbawa perasaan dengan semua sikap yang Andreas tunjukkan kepadanya. Dia tidak ingin lagi mengulang masa lalu. Semua yang dia rasakan dulu sangat menyakitkan. Jika dia dan Andreas berjodoh pasti dipersatukan. Kalau tidak ya Cia akan mengikhlaskan semuanya.

****
TBC

Gimana guys buat part ini? Seperti bisa komen ya.
Mohon maaf kalau ada typo 😁.

Aku mau ucapin buat kalian yang beragama Islam Minal Aidin Wal Faizin, mohon maaf lahir batin. Maaf ya jika aku punya salah sama kalian para pembaca cerita ku yang disengaja maupun tidak disengaja. 🙏😇. Selamat lebaran, jangan lupa THR-nya bagi-bagi dong 😁. Gitu aja dari aku. Sekian dan terimakasih.

Lalisan Gracia Putri (Cia)

Andreas Alvaro Rahendra (Andreas)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Andreas Alvaro Rahendra (Andreas)


Seperti biasa jangan lupa vote dan komen, biar author semangat nulisnya. 😊
.
.
.
.

(23-Mei-2020)

(19.43)

*Next to part 25*

Andreas & Cia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang