27. (Gagal Total)

351 9 5
                                    

🍬Happy Reading🍬
.
.
.
.
________________________

"Apa yang kalian lakukan tadi? Berpelukan? Hah?"

"Maaf," sahut Cia lirih.

"Hah? Andreas kenapa kamu diam saja? Nggak ada pembelaan apa?"

"Nggak ada. Ngapain ada pembelaan emang Andreas yang mau pelukan sama Cia. Aww, ish!" Cia mencubit paha Andreas yang duduk didekatnya saat ini.

"Mmm bagus ya kalian. Kalau bukan Mama yang buka pintu itu gimana? Hah!"

"Ya biarin kalau orang lain yang lihat. Emang Andreas pikirin."

"Pak ihh nggak boleh ngomong gitu sama Ibunya Bapak. Yang sopan." Cia menasehati Andreas saat menjawab pertanyaan dari Mamanya dengan nada ketus.

"Iya anak ini emang begitu. Orang tuanya diketusin. Ish ish jadi anak durhaka kamu."

"Hmm," jawab Andreas seadanya.

"Ya ampun. Mama stress ngadepin kamu yang seperti ini. Kalau kalian ingin berpelukan kayak tadi atau lebih boleh, Mama tidak marah asalkan jangan di kantor dong, di kamar gitu lebih privasi."

"Hah? Ma! Apaan sih. Jadi Mama nggak marah ke Andreas sama Cia?"

"Ngapain Mama marah sama kalian. Terutama sama Cia. Jadi dia ini yang sering kamu ceritain sama Mama. Calon mantu Mama nih." Mama Andreas meraih tangan Cia dan tersenyum ramah kearahnya.

Cia yang mendengarnya hanya bingung memandang dua orang yang ada di sebelahnya ini.

"Kirain Mama bakal marah."

"Ya nggaklah kalau bersangkutan sama calon mantu Mama. Sana kamu pergi lanjutin pekerjaan kamu. Cia biar sama Mama aja." Mama Andreas mengusir anaknya dari hadapan mereka.

"Ya udah. Jagain calon istri Andreas Ma. Awas aja Mama buat lecet."

"Iya ya. Mama nggak bakal buat lecet. Orang Cia calon mantu kesayangan Mama. Ish sana kamu pergi."

"Iya."

Andreas kembali ke kursinya dan melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Tapi dia tetap memantau 2 wanita yang lagi asyik bercengkrama di sofa.

****

"Udah Ma. Lama banget ngegosipnya. Nggak capek apa? Mama nggak mau pulang. Papa kasihan lho di rumah sendirian." Andreas menegur Mamanya yang lagi asyik bercengkrama dengan Cia.

Mereka hampir menghabiskan 1 jam untuk bergosip. Wanita kalau bergosip emang lupa waktu. Andreas jadi heran.

"Kamu ini ganggu Mama sama Cia aja. Masalah buat kamu kalau kami ngegosip? Ini urusan perempuan. Terus urusan Papa dia lagi pergi sama temannya makaknya Mama ke sini."

"Terserah mau Mama. Tapi Mama ingat Cia di sini karyawan. Dia juga perlu kerja. Ingat Ma, Cia karyawan Andreas kalau Mama lupa."

"Ya ampun kamu ini nggak seneng apa lihat Mama seneng dikit. Baru aja Mama ketemu sama calon mantu udah pengen dipisahin. Mama sedih lho ini."

Andreas & Cia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang