🍁Happy Reading🍁
.
.
.
.________________________
"Lo kenapa sih, Cia? Muka lo kok kusut banget," celetuk Nina saat melihat Cia masuk ke dalam lift dengan muka kusutnya.
"Karena Pak Andreas? Iya? Heehh gue tau lo sedih gara-gara kemarin Pak Andreas nggak tepatin janjinya buat pulang bareng sama lo. Lupain deh Pak Andreas. Masih banyak pria di luaran sana yang lebih segalanya dari Pak Andreas," ujar Nina menasehati Cia.
Kemarin Andreas tidak menepati janjinya untuk pulang bersama saat waktu kerja selesai. Andreas ternyata lebih dulu pulang dan Cia tidak mengetahui itu sampai dia bertanya pada Satpam. Dia bahkan sudah menunggu di depan lobi hampir 3 jam tapi semua itu sia-sia dia lakukan. Bagaimana Cia tidak kecewa dengan yang dialaminya kemarin.
"Iya aku tau Nin, tapi coba Pak Andreas beritahu aku sebelumnya pasti nggak gini Nin. Aku juga udah tunggu sampai larut malam untuk dia jelasin semuanya tapi apa nggak ada Nin. Aku kecewa," jelas Cia.
"Udah-udah jangan sedih dong. Mungkin Pak Andreas ada keperluan mendesak terus nggak sempat beritau lo. Yang sabar, mungkin nanti dia bakal jelasin. Udah ya, ayo kita ke ruangan. Waktunya kita kerja. Kamu jangan pikirin, oke? Semangat Cia!"
"Iya. Makasih Nin udah kasih aku nasehat sama nyemangati aku," ujar Cia sambil tersenyum ke arah Nina.
"Iya sama-sama beb ku."
Mereka akhirnya memasuki ruangannya dan menuju ke arah meja kerja masing-masing dan mulai bekerja untuk hari ini.
****
Di waktu bersamaan Andreas juga beru tiba di kantornya saat ini dia sedang duduk di kursi kebesarannya sambil mendengar kegiatan apa saja yang dia lakukan untuk hari ini.
"Bapak hanya ada agenda rapat saja nanti setelah makan siang," ujar Mitha.
"Baik. Seperti biasa kamu siapkan semuanya."
"Baik Pak. Kalau begitu saya permisi."
"Tunggu Mit, saya mau minta tolong."
"Iya Pak, ada yang bapak inginkan."
"Saya minta tolong panggilkan saya Cia. Suruh dia ke ruangan saya segera."
"Baik Pak. Kalau begitu saya panggilkan."
Mitha keluar dari ruangan Andreas. Andreas yang melihatnya menghela napas dengan kasar dan menyandarkan belakang tubuhnya pada sandaran kursi.
Dia ingat kemarin dia tidak jadi pulang dengan Cia. Dia merasa bersalah karena dia tidak beritahu kepada Cia sebelumnya kalau dia ada keperluan yang mendesak. Jadi sekarang ini dia ingin menjelaskan kepada Cia.
"Semoga dia tidak marah dan mau mendengarkan penjelasan gue."
****
"Permisi Pak."
"Iya masuk."
Cia memasuki ruangan Andreas dan berdiri di depan mejanya.
"Silakan duduk." Andreas mempersilakan Cia untuk duduk di kursi yang ada di depan mejanya.
"Baik Pak. Mmm bapak ada apa ya memanggil saya?" tanya Cia dengan rauh wajah yang berbeda dengan sebelumnya.
Andreas yang melihat raut wajah Cia berbeda semakin bersalah, ia berfikir mungkin ini gara-gara dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreas & Cia (TAMAT)
Ficción General[Follow akun ini sebelum membaca ya] Bagaimana jika seorang wanita mengejar cinta seorang laki-laki? Dan lebih parahnya lagi laki-laki itu ternyata tidak menyukainya? Apa yang akan terjadi dengan kisah percintaan keduanya? "Mau nggak jadi pacar ak...