Pernah membenci seseorang.
Tapi ternyata,seseorang itu yang memberikan banyak pelajaran.
Sehingga, seseorang yang dibenci menjadi seseorang yang tak ingin hadirnya sekedar menepi.Langit Ozora Dirgantara
-----------------Langit pulang tepat pada pukul 01.00 dini hari,mengetuk pintu rumah nya yang besar.
"Assalamualaikum ,Langit pulang" .
Ujar Langit sambil membuka pintu,ternyata pintu tidak di kunci. Di ruang tv sana seperti ada seseorang. Lalu Langit menghampirinya."Mamah?" Tanya langit. Ternyata itu adalah Ibu nya,Alena. Alena yang tadinya tertidur di sofa pun terbangun. "Lang, udah pulang kamu?" Tanya Alena. "Mamah kenapa tidur disini?" Tanya Langit lagi. "Mamah nungguin kamu ,takutnya pas kamu pulang pintu udah dikunci" jawab Alena.
"Kebiasaan" ujar Langit . "Lang anter Mamah ke kamar ya" tawar Langit kepada Alena,dan Alena menganggukkan kepalanya.
Langit sangat menyayangi Mamah nya itu- walaupun sebelumnya dia tidak suka kepada Alena. Dia pernah membenci Alena,berprasangka buruk terhadap Alena. Namun,lagi lagi sahabatnya yang selalu memberi dukungan dan nasehat untuknya. Sehingga Langit menerima Alena dengan tangan terbuka,dan hati yang lapang.
Langit mengantarkan Alena ke kamarnya. Sesampainya di kamar, Langit menanyakan sesuatu "Papah pulang Minggu depan ,Mah?" . Alena yang sedang menarik selimutnya itu menghentikannya sejenak,lalu menatap langit dan membalas "iya nak,masih banyak urusan katanya".
Langit mengangguk dan sebelum dia pergi ke kamarnya,dia mencium kening Alena. Alena yang merasakan ada sentuhan dari bibir Langit, tersenyum-dia sangat senang. "Selamat tidur ,Langit sayang mamah" ujar langit lalu dia pergi meninggalkan Alena sendiri di kamar.
"Mamah lebih sayang Langit" ucap Alena saat langit sudah pergi dari kamarnya. Alena tertidur nyenyak.
Langit memasuki kamarnya yang di dominasi warna hitam dan abu-abu. Menampilkan suasana yang elegan. Barang barang di kamarnya tersusun rapih.
Pewangi ruangan menjadi hal yang selalu sahabat sahabatnya nantikan jika mereka bermain di rumah Langit. Apalagi di kamar Langit ini. Wanginya menusuk hati ini- kata Richo saat memasuki kamar Langit waktu itu.
Langit menggantikan bajunya. Lalu dia beranjak menuju kasur nya itu. Sebelum dia tidur,biasanya dia membuka handphonenya . Dan benar saat dia membuka handphonenya banyak sekali notif dari grup ,siapa lagi kalo ga banyak ngomong dari Richo dan Leo.
Langit menyimpan handphone di nakas-samping kasurnya. Melipatkan kedua tangan dan menyimpannya di bawah kepala.
"Kenapa bisa cewe itu buat gue penasaran?" Tanya Langit pada dirinya sendiri. Langit tersenyum membayangkan kejadian tadi,kejadian dimana dia menangkap basah Ara yang sedang melihatnya di cafe tadi.
Yang Langit anehkan lagi,kenapa saat mata nya dan mata Ara saling tatap,cewe itu malah melihatnya acuh. Padahal setau Langit,kalo orang yang keliatan sedang memperhatikan seseorang,tingkah nya itu gelagapan. Tapi tidak dengan Ara.
"Makin bikin gue penasaran,ada ya cewe kayak gitu. Padahal di luar sana banyak banget cewe yang ngejar ngejar gue,eh ini,pas gue liatin malah sombong gitu. Sial,gue bener bener udah gila". Langit bergulat dengan dirinya sendiri.
"Gue bakal buat Lo suka sama gue" ucap Langit,menantang. Melihat jam di nakas menunjukan hari esok seperti nya akan segera tiba. Langit tertidur,dengan bayang bayang Ara di pikirannya .
Ara terbangun dari tidurnya. Berjalan dan membuka tirai jendela. Hari baru sudah datang. Melihat sekitar di jendela "sekarang enaknya ngapain ya?" Tanya nya pada dirinya sendiri. Karena dia bingung,akan melakukan hal apa untuk hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Dia
Teen FictionJangan lari kenceng. Pelan pelan. Nanti kamu juga bakal dapetin itu. Ini tentang Cakrawala bersama benda langit lainnya. Yang senang bermain dengan perasaan. membawa terbang rasa . dan menari di luar angkasa.