3.

27 7 2
                                    

Nama itu do'a.
Mau bagus atau jelek sekalipun.
Itu identitas kamu.
Jangan malu, orang tua mu susah payah mencari nama yang bagus buat kamu.

Elara Auzora Megantara
-----------------

Bu Sari hanya tersenyum melihat tingkah anak didik nya ini. Dan akhirnya Bu Sari membuka suara dan melerai pertengkaran anak didiknya tersebut . "Udah udah ,kalian ini yaa liat yang cantik dikit langsung berisik" ucap Bu Sari dan membuat seisi kelas terkekeh,apalagi Ronald dan Azka mereka tersenyum malu karena ucapan Bu Sari tadi.

"Jadi anak anak,kita kedatangan murid baru disini,silahkan na perkenalkan diri kamu" kata Bu Sari memberikan kesempatan untuk Ara memperkenalkan dirinya. Dan diangguki Ara sebagai jawaban iya. "Halo" sapa Ara kepada teman sekelasnya,baru saja Ara ingin melanjutkan perkataannya,lagi lagi di gubris oleh Ronald "Halllooo crush baru ku" semangat Ronald menjawab sapaan Ara.

"Ronald Ronald sabar nak,dia belum selesai bicara " ucap Bu Sari sambil terkekeh melihat tingkah Ronald. Dan Ronald lagi lagi hanya tersenyum malu dengan tingkah nya itu. "Iya nald ,diem napa lu,dia kan belum beres kenalin dirinya,maen sabet sabet aja,ngegas banget lu" ujar salah satu teman laki laki Ronald . "Yee biasa aja kali bambwang ngomong nya" jawab Ronald dengan memajukan ujung bibirnya,tanda bahwa dia sangat kesal.

"Baik nak lanjutkan" ujar Bu Sari ,menengahi . "Haloo,gue Elara Auzora Megantara, kalian bisa panggil gue Ara,gue pindahan dari SMA Taruna Bandung, senang bertemu kalian,semoga kalian menerima kedatangan gue" ucap Ara memperkenalkan dirinya,tak lupa dengan senyuman manisnya itu yang membuat seisi kelas kagum ,dan menarik perhatian nya.

Lagi-lagi terdengar bisikan oh Elara namanya,dari Bandung toh? Oh SMA Taruna tuh SMA favorit di Bandung yaa,gila pindahan SMA hedon itu mah dan banyak lagi . "Nama Lo cantik,percis kayak orang nya" ujar Azka sambil menggoda Ara.

"Nama nya ga asing,kayak berbau cakrawala gitu,iya ga sih?" Ujar salah satu siswi perempuan kepada teman sebangkunya. "Bau bau,bau apa?bau ketek lu kali Bel" ujar Ronald sambil tertawa puas mengatai temannya itu .

"Sialan lu bangsat,enak aja,gue bilang gitu karena nama gue juga ada unsur cakrawalanya. Emang nya nama Lo,nama Ronald tampang kayak keset WC" ujar Belinda yang tak kalah mengatai Ronald. Dan membuat seisi kelas tertawa termasuk Bu Sari dan Ara.

"Yee bodo amat,yang penting nyokap sama bokap gue udah ngasih gue nama,peduli banget Lo bandingin nama gue sama muka gue,mau kayak gimana pun,bonyok gue ngasih nama yang baik,nama itu do'a" ucap Ronald tak mau kalah membalas umpatan Belinda .

"Ya mangkanya jangan mulai duluan,ngajak perang siihh sama Belinda" jawab Belinda sambil memasang tampang sombong dan melipat kedua tangannya di dada. Ronald terdiam,dia sengaja supaya suasana kembali membaik,Ronald tahu jika bertengkar dengan Belinda gakan ada habisnya,jadi dia memilih untuk mengalah.

"Tuhkan diem kan Lo " lagi lagi Belinda memancing Ronald. Ronald menghiraukan Belinda . "Udah nald cewek selalu benar,si Belinda berisik gamau kalah kalo ngomong " ucap salah satu teman yang duduk bersama Ronald ,sambil mengusap punggung Ronald .

"Santai kali bre udah biasa" jawab Ronald enteng,karena memang ini hal yang sudah biasa bagi semua orang kalo mereka ngajak perang sama Belinda. Disisi lain,Belinda tersenyum senang,merasa menang.

"Udah udah,yaampun kalian ini udah kelas 11 tapi masih aja ya kayak anak kecil. Kasian ini Ara nya dari tadi bukannya duduk malah merhatiin kalian ribut " ucap Bu Sari mengakhiri pertengkaran antara Ronald dan Belinda.

"Baiklah,Ara saya Bu Sari ,guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sekaligus walikelas XI MIPA 5 ini,kalo ada apa apa bisa hubungi ibu ya nak" ucap Bu Sari kepada Ara dan di angguki oleh Ara sebagai jawaban. "Ara kamu bisa duduk di sana sama Aurel,soalnya kelas ini jumlah muridnya ada yang ganjil,jadi kebetulan Aurel duduk sendiri kamu boleh duduk sama dia"ucap Bu Sari lagi menyuruh Ara untuk duduk bersama siswi tersebut. "Baik Bu terimakasih banyak" ucap Ara kepada Bu Sari.

Ara berjalan menghampiri mejanya tersebut yang tadi Ibu Sari suruh. Dia tersenyum menghampiri Aurel,dan dibalas senyuman nya oleh Aurel. Di depan Aurel duduk 2 orang siswi yang salah satu dari mereka itu orang yang tadi saling mengejek ,kalo tidak salah Ara masih ingat,siswi itu namanya Belinda. Dan Ara pun menyapa Belinda dan teman sebangkunya dengan senyuman,dan di balas oleh mereka dengan senyuman juga.

"Baik anak-anak ,ibu kasih bonus buat kalian masih ada waktu sebelum istirahat ,kalian free karena ada murid baru,dan kalian boleh berkenalan dengan nya" ucap Bu Sari kepada anak didiknya.

Dan seisi kelas pun ribut,karena bahagia dengan waktu kosong nya dan beruntung mendapati walikelas sebaik Bu Sari yang selalu ngasih diskon saat jam pembelajaran nya. 'Ibu sayang ibu deh' 'Bu sering sering kayak gini ya' 'Ibu ay lop yu' dan Bu Sari hanya terkekeh,hal ini sudah biasa dia dapatkan dari anak didiknya.

"Baiklah ibu keluar,assalamualaikum" ucap Bu Sari lalu pergi meninggalkan kelas. "Waalaikumsalam" jawab mereka serentak kegirangan.

"Emang dabest lah walikelas kita,10 jempol buat Bu Sari " celetuk teman sebangku Belinda. "Iya nih gue makin cinta sama si ibu,panjang umur buat Ibu ku sayang" puji Belinda kepada gurunya itu. "Btw btw,kita belum kenalan nih gue Belinda Larasati"

Belinda memperkenalkan dirinya kepada Ara dengan posisi dia berbalik badan karena Ara duduk dibelakang nya dan mengulurkan tangannya tanda perkenalan . "Lo bisa panggil gue Bel,Linda juga boleh,tapi banyak orang manggil gue Bel,biar gampang katanya" ucap Belinda lagi dengan sangat ramah kepada Ara. "Gue Elara ,panggil aja Ara" balas Ara singkat dan membalas uluran tangan Belinda . Dan mereka berjabat tangan.

"Gue Despina Aswini" ucap siswi yang duduk disampingnya Belinda ,dia mengulurkan tangan kepada Ara "Lo bisa panggil gue Pina" ucapnya lagi sambil tersenyum kepada Ara. Dan Ara membalas ,menjabat tangannya kepada Pina "Gue Elara,panggil Ara yaa" ucap Ara begitu manis,dan tulus . Pani tersenyum senang dengan perlakuan Ara yang ramah kepadanya .

Lalu siswi yang duduk di samping Ara memperkenalkan diri juga ,dia tersenyum kepada Ara "Hai ,gue Aurelina Amanda" siswi itu mengulurkan tangan nya kepada Ara. "Lo bisa panggil Aurel kayak temen temen yang lain " ucapnya lagi. "Haii Aurel gue Elara,semoga Lo seneng ada gue duduk disamping Lo " jawab Ara membalas uluran tangan Aurel dan terkekeh dengan ucapan nya sendiri.

Ara merasa senang ada 3 orang yang mau berkenalan dan menyapa dirinya di hari pertamanya ini,dia merasa beruntung,dan lagi lagi dia sangat bersyukur dengan hidupnya ini kepada Tuhan.

"Ra,tapi bener deh nama Lo itu berbau langit gitu ,kok gue ngerasa seneng ya", lagi lagi Belinda mempermasalahkan hal yang itu lagi. "Iya Bel,nama Lo jugakan?nama kita ber-4 juga ada unsur langitnya gitu" balas Ara kepada mereka ber-3. "Tuh kan bener,pantes gue seneng" balas Belinda lagi .

"Kok Lo seneng bel?perasaan ini biasa aja deh " ucap Pani yang tidak mengerti dengan tingkah teman sebangkunya itu. "Ah Pani lemotnya kumat,senenglah kan kita ber-3 namanya punya makna tentang cakrawala,terus kita ketemu sama Ara yang namanya juga punya makna cakrawala,keren aja gitu kita ber-4 punya nama yang sama maknanya" ucap Belinda memperjelas maksudnya kepada Pina. "Iya bener gue baru ngeuh" timbal Aurel yang baru menyadari hal itu.

Begitupun dengan Ara,yang dari tadi sudah mengerti dan paham betul maksud dari Belinda tadi. "Ra,mau ga sahabatan sama kita?biar klop nih ,tambah satu jadi si Aurel ga kita kacangin terus" tawar Pani yang membuat Belinda terkekeh.

"Iya bener,mereka berdua suka tiba tiba gesrek sama ribut,gue ga bisa lerai mereka kalo udah war " ucap Aurel menyetujui ajakan Pani. "Nya atuh hayuk Ara jadi sohib arurang" logat Sunda Belinda mulai keluar. "Bakal rame sigana lamun arurang babarengan,sok geura gaskeun ah" ucap Belinda lagi.

Ara pun terdiam.





Kira kira mau g ya Ara?atau bingung?atau masih takut?Ara takut hal yang kalau terjadi lagi.
Katanya.

Bye gais. Mmf kalo garing. Aku tidak pro:((((

Bukan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang