4.

23 4 0
                                    

Jangan segan untuk memberi kesempatan orang lain memasuki dunia mu.
Toh kita udah tahu,bahwa yang datang akan pergi.
Katanya begitulah siklus kehidupan.
Mangkanya yang perlu di kokoh kan itu diri sendiri.

Elara Auzora Megantara
----------------

Ara terdiam. Mempertimbangkan ajakan teman sekelasnya itu. Masih ada sedikit luka tentang masa lalu itu. Tapi Ara mencoba untuk melupakan semuanya,dan mengikhlaskan nya. Ini hidup barunya. Membuka lembaran baru. Dan membuat cerita baru di buku nya.

"Ra?gimana?mau yak?" Tanya Pani kepada Ara. Ara berpikir sepertinya mereka tulus ingin berteman dengannya. Ara juga berpikir sepertinya menyenangkan bisa bersama mereka,melihat tingkah Pani dan Belinda yang suka gesrek tiba tiba. Dan Aurel yang terlihat dewasa selalu menengahi keduanya.

Setelah Ara rasa dia berpikir cukup lama. Dan teman temannya menunggu jawaban dari Ara. Akhirnya Ara memutuskan "Oke gue mau jadi sahabat kalian" jawab Ara dengan begitu matang. Dan mereka semua tersenyum. Bel dan Pani mengahampiri Ara ,mereka berdua memeluk Ara disusul oleh Aurel .

Dan mereka berpelukan. Ara benar benar merasa senang karena dihari pertama ,kebahagian sudah menghampirinya.

Walau dia tau pasti suatu saat kesedihan akan menghantuinya. Tapi Ara menikmati momen ini. Momen di mana ada orang yang tulus menerima kedatangannya . Lagi lagi Ara bersyukur atas apa yang Tuhan berikan padanya.

Pelukan mereka cukup lama,membuat Ara tersenyum senang. "Woeee kalian lesbi ya anjai?parah kalian cantik cantik kok gitu ga nyangka gue" ucap Azka yang melihat mereka . "Lo ngomong ga disaring banget ,gue colok mata Lo pake pulpen" balas Belinda dengan tatapan tak sukanya sambil menodongkan pulpen ke arah mata Azka.

"Nya hapunten atuh Bel heureuy Azka mah,meni sarieun siga nenek lampir maneh mah" jawab Azka dengan logat Bahasa Sunda,karena dia tau Belinda itu ada turunan orang Sunda .

"Ngajedog mangkana ,tong sok ngajak macan gelut" balas Belinda yang membuat teman-teman sekelas nya lagi lagi tertawa melihat tingkah Belinda dan Azka. "Bel ,gue suka lihat lo ngomong Sunda ,kocak " ucap Aurel sambil terkekeh kepada Belinda.

"Iya Bel, aneh banget bahasanya,gue ga ngerti tapi gue pengen ketawa" ujar Pani sambil menepuk-nepuk pundak Belinda dan tertawa. "Lo pada bisanya ketawa sih,gatau artinya itu apa" balas Belinda sambil menggaruk belakang lehernya.

"Kasar banget ya Bel ternyata Lo?" Kali ini Ara angkat bicara dan tertawa mengingat apa yang di lontarkan Belinda tadi . "Lo ngerti Ra?" Tanya Belinda penasaran . "Ngerti,kan gue pindahan Bandung. Mangkanya dari awal masuk waktu Lo marahin Ronald sama Azka waktu gangguin gue ,gue udah ketawa ketawa sambil mikir gila ni cewe sarkas juga " ucap Ara panjang lebar. "Jadi malu gue" kata Belinda sambil tersenyum malu.

"Nanti gabakal ada yang mau Lo bel sama Lo kalo Lo kayak Mak lampir terus kelakuannya " ucap Aurel mengingat tingkah Belinda yang suka ngegas. "Jodoh ga bakal kemana" dengan entengnya Belinda membalas perkataan Aurel.

Mereka bertiga menertawai ucapan Belinda tadi. Karena bisa bisanya dia bilang semudah itu. Dan mereka ngobrol dan bercanda sambil menunggu bel istirahat .

Tak terasa bel istirahat berbunyi. Semua yang ada di dalam kelas berbondong-bondong keluar ,ada yang pergi ke kantin, ada yang pergi ke perpustakaan ,ada yg diem di kelas,malah ada juga yang suka ngapel ke kelas doi nya. Itu yang Ara tau ,karena tadi Pani memberi tahu Ara tentang kelas XI MIPA 5.

"Alhamdulillah bel surga dunia berbunyi" ucap Pani membuka percakapan mereka. "Iya nih gue dari tadi nahan laper gila,pengen cepet-cepet ke kantin" ucap Belinda tidak sabar. "Laper atau pengen ketemu Jericho Bel?" tanya Aurel menggoda Belinda. Ara yang tidak tahu apa apa hanya memasang wajar kebingungan.

"Sialan lu Rel, 50-50 sih" jawab Belinda sambil tertawa terbahak bahak. "Ada udang di balik ramen Lo mah Bel" ucap Pani kepada Belinda dan dihiraukan oleh Belinda karena Belinda sudah berjalan menuju pintu kelas ,dan diam bertengger di pintu,menunggu sahabat sahabatnya itu menyusul dia.

"Ayok ah,tuh penjaga pintu udah nungguin kita" ujar Pani kepada Ara dan Aurel. Dan diangguki oleh Ara dan Aurel sebagai jawaban. Mereka berjalan menuju kantin,banyak pasang mata yang memperhatikan Ara tentunya.

Karena banyak siswa yang penasaran sejak kapan ada murid baru di sekolah ini. Ara tetap berjalan lurus,menghiraukan bisikan juga tatapan sekitar kepadanya.

"Btw Rel, Jericho itu pacar Belinda? Siapa sih dia?" Tanya Ada penasaran. "Ah bukan,eh belum maksudnya,nanti juga Lo tau Bel" jawab Aurel dengan mengangkat satu halis nya dan tersenyum menggoda kepada Ara. Membuat Ara semakin penasaran.

Mereka berempat tiba di kantin. Duduk di kursi paling ujung. Kata Belinda ,ini markas dia sama sahabat sahabatnya,jadi gaboleh ada orang yang menempati tempat nya itu. "Kapan si anjir kantin kosong nya?" Tanya Pani dengan kesal. "Pas kita belajar ,kantin kosong kok Pan" jelas Aurel ,mengambil tempat duduk di kursi.

Ara hanya memperhatikan sekitar. Memang benar kantin sangat penuh sekarang. "Makan paya iya-iya" balas Pani kepada Aurel dan Aurel mengacuhkannya. "Mau pesen apa nih maniezzzz?" Tanya Belinda kepada ketiga temannya. "Gue batagor sama lemon tea" jawab Aurel. "Gue samain aja" balas Ara. "Gue juga deh,biar ga lama" ucap Pani dengan nada sedikit kesal karena merasa panas diem di kantin .

"Okei samain aja ya semuanya,biar gue yang pesen" ucap Belinda kepada teman temannya dan berjalan menuju tempat batagor dan lemon tea. "Lo juga yang bayar ya Bel" celetuk Aurel membuat Belinda membalikan badannya ,menatap Aurel dengan tatapan kaget. "Iya bener Lo aja ya,itung itung traktiran gue hari pertama sekolah" balas Ara sambil terkekeh.

"Enak banget Lo pada,gue yang pesen ,gue yang bayar,yaudah deh gapapa kali ini,itung itung amal ibadah wanita cantik" jawab Belinda memuji dirinya sendiri,dan melanjutkan perjalanannya menuju tempat batagor dan lemon tea.

"Ngakak gue,bisa bisa nya kalian minta traktir sama dia,bagus dah uang jajan gue awet,bisa nih buat beli skincare ,udah mau abis soalnya" jawab Pani yang gak habis pikir dengan jalan pikiran Ara dan Aurel,tapi merasa senang juga,uang jajan nya tidak terpakai.

"Belinda tukang ngegas gitu baik juga ya" ucap Ara membuka percakapan . "Iya Ra,dia emg gitu,kelakuannya aja kek nenek lampir,hati nya kayak snow white kok Ra" balas Pani sambil mengusap dadanya dengan tampang bersyukur. "Iya Ra, dia emang gitu,kalo dia ga sekolah sehari aja,kelas tuh berasa sepi ,gada yang teriak teriak" ucap Aurel menambahkan.

Ara mengangguk tanda bahwa dia paham. Tak lama Belinda datang membawa nampan berisi pesanan mereka berempat. "Nih gais makanan kalian ,gue racunin tadi pake sianida soalnya minta yang gratisan mulu" ucap Belinda memberikan makanan itu ke teman temannya ,dengan sedikit sewot dan terkekeh melihat wajah teman teman nya yang terkejut.

"Serius Lo anjir?! Kalo ga ikhlas ga gini juga kali" ucap Pani tidak terima. "Bel makasih,gue mau beli teh manis aja deh" ucap Ara ketakutan . "Makasih ya Bel,gue tau Lo boong kok,batagor sama lemon tea nya bakal gue makan" ucap Aurel sambil menerima pemberian Belinda.

"Anjir Lo Rel,gagal rencana gue mau nakut nakutin mereka. Ah elo mah ga bisa diajak maksiat dikit " ucap Belinda sedikit kecewa. Aurel acuh,menghiraukan perkataan Belinda. "Belinda tukang upit,susah dapet jodoh aamiin" do'a Ara untuk Belinda. "Upit apaan Ra?" Tanya Pani penasaran. "Tipu Pani tipuuu" balas Ara ngegas. "Yaallah Belinda nyerah" ucap Belinda pasrah . Mereka bertiga tersenyum menang.

"Makasih ya Bel,sering-sering gini dong" ucap Aurel. "Iya thank's ya mak lampir" ucap Pani dan membuat mata  Belinda seakan akan ingin keluar. "Thank u bel,do'a yang tadi di cabut deh,semoga gampang dapet jodoh" ucap Ara sambil terkekeh karena melihat ekspresi Belinda yang kaget dengan ucapan nya. Mereka pun menikmati makanan nya dan diselipkan candaan .

Tiba - tiba datang empat orang laki-laki yang membuat seisi kantin menjadi riuh.










Siapa sih mereka kira kira?
Author pegel juga ngetik ini.
Kasih semangat dong
buat author :(((

Bukan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang