Teduh.
Tapi kosong.
Sorot matanya tidak pernah berbohong.Langit Ozora Dirgantara
-----------------Aurel,Pani,Belinda dan juga Ara tiba tiba mengehentikan kegiatan makan nya itu. Mereka mendengar banyak teriakan di kantin. "Pasti mereka" ucap Pani lalu dia melanjutkan kegiatan makan nya. Aurel menatap Pani dan dia mengangguk sebagai jawaban iya atas perkataan Pani.
Berbeda dengan Belinda. Dia terus menatap salah satu diantara mereka, laki laki yang sekarang menjadi sorotan di kantin. Sedangkan Ara,dia terlihat bingung dan melihat Belinda yang terus menatap tanpa berkedip ke arah mereka. Dan Ara pun mengikuti arah mata Belinda.
Ara menatap satu persatu dari keempat laki laki itu. Tidak ada yang menarik. Begitulah benak Ara berbicara. Namun,ketika Ara akan menghentikan kontak matanya dengan mereka berempat,tiba tiba ada satu orang diantara mereka yang menatapnya begitu dalam. Membuat Ara terdiam,tapi Ara mencoba untuk menghiraukannya.
"Bel,udah napa lo ngeliatin mulu. Abisin makanannya mubazir" Aurel mengagetkan lamunan Belinda. "Eh iya iya" balas Belinda gelagapan. Ara melihat ketiga sahabatnya itu. Mereka terlihat acuh,berbeda dengan yang lain heboh dan meneriaki keempat laki laki tersebut.
"Itu Langit tuh Langit" . "Rigel cool banget Tuhan" . "Langit kenapa sih kamu selalu buat aku kagum". "Most wanted datang gaiss gaisss,itu Leooo" . "Langit ,Rigel kekasih gelapku sayang ku,kalian menghebohkan seisi kantin". "Jericho petakilan tapi aku suka" .
Begitulah suara suara yang didominasi perempuan. Memuji keempat laki laki itu. Bahkan ada yang ngaku ngaku jadi pacar salah satu diantaranya. Ara sebenarnya penasaran. Tapi dia urungkan,mungkin nanti pulang sekolah dia akan menanyakan semuan kepada sahabat sahabatnya. Niat Ara di dalam hatinya.
Sedangkan laki laki yang mereka sebut most wanted itu berjalan memasuki kantin. Dengan gaya andalan mereka masing masing. Menghiraukan suara suara yang memuji mereka.
"Gue selesai ,mau ke kelas,bentar lagi masuk. Disini berisik,panas" ucap Pani lalu berdiri hendak pergi dari kantin. Di susul oleh Aurel,tanpa mengucapkan sepatah katapun. Tinggallah Ara dan Belinda. Ara dan Belinda saling tatap. "Lo mau juga?" Ucap Belinda . "Mau tapi nunggu Lo" balas Ara sambil membersihkan sisa makanan yang berserakan di meja.
"Yuk Ra,kita ke kelas" tiba tiba Belinda mengajak Ara pergi. "Aneh" ucap Ara di dalam hatinya. Ara mengikuti Belinda keluar dari kantin,namun ada yang janggal. Ara merasa ada seseorang yang terus memperhatikannya dari tadi.
"Anjai,lagi lagi gue ngerasa jadi pangeran kalo masuk kantin" ucap Richo saat mereka duduk di meja tempat biasa mereka duduk. Sama halnya dengan Ara'n degenggs, mereka pun punya tempat khusus di kantin. Tidak bisa di ganggu gugat. Itu wilayah mereka ,begitu kata Leo saat itu. "Padahal lo cuma bayangan si Langit Cho,Pangeran dari mananya" balas Leo sambil menertawai ucapan Richo tadi.
"Teduh,tapi kosong" tiba tiba Langit membuka suara,terdengar sangat pelan sambil menyimpan tangan kanannya dibawah dagu. "Kenapa Ngit?" Tanya Richo . "Ga" balas Langit dengan cepat . "Langit mah suka gitu yaa sama Leo" timbal Leo dengan nada merayu.
"Udahlah ,gue laper ,kalian mau nitip ga?" Tanya Richo kepada tidak sahabatnya itu. "Samain,kayak biasa aja" jawab Rigel. "Le anter yuk,ribet gue kalo bawa sendiri" pinta Richo kepada Leo. "Males Jer,pw nih gue" balas Leo. "Anjing Lo pada ah,gue bukan tikus bangsat" ucap Richo dengan nada kesal dan pergi untuk memesan makanan. Dan ketiga sahabatnya terkekeh melihat tingkah Richo.
"Tadi si Belinda langsung ngacir liat si Richo" ucap Leo kepada Langit dan Rigel. "Kejebak friendzone" balas Langit singkat. "Gue denger hari ini ada murid baru,dan feeling gue anak baru itu yang tadi bareng Aurel" ucap Rigel dan membuat Langit langsung menatapnya. "Eh iya gue juga denger ,kalo bener dia ,manis banget,gue tertarik" balas Leo ,seketika langit menatap tajam ke arah Leo.
Tiba tiba Richo datang membawa nampan berisi pesanan mereka. "Ternyata ada murid baru bung!" Ucap Richo dengan semangat '45. "Belum liat nih,kalo cantik gue karungin ah" ucap Richo lagi. "Emang beras" balas Langit . "Hehe sa ae lu borok kuda" jawab Richo kepada Langit dan membuat Langit mentapnya. "Slow bre selow" ucap Richo lagi karena takut dengan tatapan membunuh langit.
"Lo yang borok kuda Jer,Langit mana ada kek borok kuda" timbal Leo dan dihiraukan oleh Richo. "Terus gue juga denger tadi,dia kelas XI MIPA 5, nanti samperin ah" ucap Richo dengan antusias. "Telinga Lo tajem juga Cho,cocok buat pendengar setia gibah in love " balas Rigel dengan santai. "Anjir ada judul baru ya?kirain jilbab in love,produsernya bikin film baru gibah in love" balas Richo dengan puas tertawa,disusul dengan Leo.
Berbeda dengan Langit,dia cuma diam melihat tingkah sahabatnya . Ini udah tradisi. Begitu yang Langit ucapkan di dalam sanubarinya. "Makan" ucap Langit singkat. Dan mereka berempat pun menikmati makanan mereka diselipkan dengan candaan Leo dan Richo.
Memang diantara mereka yang irit bicara itu Langit. Tapi sekalinya bicara kadang menyakitkan seperti pedang Pangeran Pattimura kalo kata Richo. Dan kadang kata katanya itu sulit buat di pahami ,saking iritnya,dan yang bisa paham itu Rigel. Kata Leo , Rigel itu google translate nya Langit, mereka satu frekuensi, kayak kulkas berjalan. Bedanya,Rigel itu ga irit ngomong kayak Langit.
"Yang pelit kuburannya sempit,yang irit ngomong bibirnya dijait" celetuk Richo menyindir Langit,namun apa daya,ga mempan buat Langit.
Pernah saat itu, mereka berempat mendengar teriakan Belinda di koridor kelas,Belinda menyindir Langit karena kesal saat itu Belinda sedang berjalan dan Langit dengan tampang polos nya tanpa sepatah katapun menyenggol Belinda membuat Belinda terjatuh dan di tertawai teman teman nya yang ada di sekitar koridor.
Lalu dengan suara cempreng dan begitu mantap,Belinda berteriak "Sia mah kandel kulit benget Langit,kesel ainglah" teriak Belinda membuat ketiga sahabat langit ,terutama Richo dan Leo tertawa puas ,melihat Langit di permalukan Belinda dengan bahasa andalan Belinda -Sunda. Dan Langit benar benar acuh saat itu.
Padahal mereka tidak mengerti apa yang Belinda katakan,tapi dengan kata kata yang di lontarkan nya itu membuat mereka tertawa,katanya lucu banget bahasanya. Memang tepat sebutan untuk Belinda si Ratu ngegas dari Sunda.
"Gue selalu inget sama omongan si Belinda 'kandel kulit bengeut' ngakak bener Njir gue" ucap Leo mengingat kejadian waktu itu. "Omongannya atau orang nya" balas Richo sewot. "Richo cemburu" balas Rigel. "Eh iya lupa YaAllah maapin Baim,omongannya lah,kan orang nya punya Lo " balas Leo terkekeh membuat Richo tersenyum kecut.
"Ada ada aja Lo berdua" ucap Langit. Rigel daritadi memperhatikan Langit,seperti ada hal yang Langit pikirkan. Apalagi mendengar ucapan Langit tadi yang sangat jelas terdengar oleh Rigel,namun samar terdengar oleh Leo. Rigel kembali fokus ke makanannya,toh nanti juga dia bakal tahu alasan Langit bertingkah seperti ini.
Bel masuk berbunyi. Mereka yang masih di kantin pergi dan kembali ke kelas nya. Berbeda dengan keempat laki laki ini. Mereka malah asik bercanda di kantin,menghiraukan Bek masuk. "Mabal gas!" Ucap Leo dengan penuh semangat . "Balajar yang bener Le" balas Rigel memperingati Leo . "Mampus anjir,maksiat tidak di acc" timbal Richo sambil tertawa. Leo tersenyum kecut.
"Gue ke kelas" ucap Langit,dan di susuk oleh Rigel . "Mereka enak kalo bolos otaknya masih jalan,lah gue?" Ucap Richo bertanya pada dirinya sendiri. "Gapapa Jer gapapa" balas Leo. "Gapapa aja terus,kek cewe Lo" balas Richo sewot. "Gapapa gue juga sama kayak Lo" balas Leo dengan enteng. "sialan Lo" ucap Richo menggeplak kepala Leo. "Sakit monyet" balas Leo. "Udah yuk ah kita ikuti jejak mereka" balas Richo.
Hujan hujan gini ,enak nya ngingetin mantan. Kalo punya:)))
Kalo juga gapapa , kita join jadi member Author:v

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Dia
Teen FictionJangan lari kenceng. Pelan pelan. Nanti kamu juga bakal dapetin itu. Ini tentang Cakrawala bersama benda langit lainnya. Yang senang bermain dengan perasaan. membawa terbang rasa . dan menari di luar angkasa.