14.

9 1 0
                                    

Kita keseringan melihat ke atas.
Menatap langit dan berkhayal mendapatkan bintangnya .
Sampai kita lupa melihat ke bawah.
Menginjak ,tapi tak menyadari.
Banyak orang yang jatuh begitu dalam.
Kita masih untung,ada diatas tanah.

Elara Auzora Megantara
-----------------

"Nyampe juga" . Ara memarkirkan mobilnya di pekarangan Panti itu. Membuka pintu mobil dan mendapatkan Bi Diyah yang sedang menyapu halaman.

Bi Diyah menyapa Ara "eh neng Ara ,udah lama ga kesini. Sama siapa kesini neng?" Tanya nya sambil tersenyum .

"Sendiri aja Bi" balas Ara . Ara memanggil Bi Diyah dengan sebutan Bibi. Karena Bi Diyah merupakan salah satu pengurus Panti ini.

"Bibi gimana kabarnya sehat?" Tanya Ara. "Yha kayak yang neng liat ini,bibi sehat sehat aja. Neng gimana sehat?" Balas Bu Diyah,dan menanyakan hal yang sama kepada Ara.

"Ara sehat,nih . Makin cantik kan Bi?" Ucap Ara sambil terkekeh . "Iya ih makin cantika si neng,hayu atuh masuk ada Ibu di dalem" puji Bi Diyah dan mengajak Ara untuk masuk.

"Bentar Bi. Ini ada titipan dari Mbak Ina buat anak anak" ujar Ara sambil berlari kecil menuju bagasi mobilnya dan membawa box yang berisi makan itu.

"Aduh berat atuh neng,sini dibantuan sama bibi" tawar Bi Diyah.

Ara dan Bi Diyah membawa box itu ke dalam rumah. Menyimpannya di meja. Hal yang pertama Ara lihat di dalam rumah ,sepi.

"Pada kemana Bi?" Tanya Ara ,bingung melihat tidak ada anak anak di dalam rumah ini. "Oh itu neng ,anak anak ada di halaman belakang,lagi bantuin Ibu nanem tanaman" balas Bi Diyah.

Ara menganggukkan kepala. "Bibi lanjut dulu sapu sapu di depan atuh ya,eh neng mau minum apa? Nanti ibu bawain " ujar Bi Diyah. "Apa aja deh Bi,Ara mau kebelakang dulu ya Bi nyamperin Ibu" balas Ara.

"Oke deh,nanti ibu bawain ke belakang minuman buat neng. Ibu nyapu dulu ya. Makasih udah bawa makanan buat anak anak" ucap Bisa Diyah tersenyum tulus melihat Ara.

"Ah iya,sama sama Bi. Santai aja itu mah" balas Ara membuat Bu Diyah lagi lagi tersenyum.

Bi Diyah pergi untuk menyapu di halaman depan. Sedangkan Ara ,dia berjalan menuju halaman belakang. Menghampiri Ibu dan anak anak panti.

Ternyata benar mereka ada di halaman Belakang. Ada yang membantu Ibu menanam tanaman,ada yang asik bermain dengan temannya.

"Ibuuuu,ibu Ara kangennnn" teriak Ara saat dia melihat Bu Lani. Ara langsung memeluk Ibu Lani, dan Ibu Lani membalas pelukan Ara.

Ibu yang dari tadi Ara bicarakan bersama Bi Diyah adalah Bu Lani. Pengurus sekaligus pendiri Panti Asuhan Kasih. Ara menganggap Kami seperti Ibunya sendiri. Dibanding Mbak Ina yang ada di rumah,Ara lebih terbuka dan banyak bercerita kepada Ibu Lani.

Yang jelas jelas Ibu Lani bukan siapa siapanya Ara. Memang sama seperti Mbak Ina,Mbak Ina bukan siapa siapanya Ara,tidak ada ikatan keluarga dengannya . Namun,karena Mbak Ina bekerja di rumah nya, dan sering bertemu dengan Ara mangkanya Ara juga menganggap Mbak Ina seperti Ibunya.

Hanya saja kekuatan Ara untuk terbuka hanya bisa kepada Bu Lani. Dimana mereka awalnya bertemu tidak sengaja,karena sebuah tragedi. Ara juga bingung kenapa dia bisa dengan gampang nya mengeluhkan semua beban hidupnya ke Ibu Lani yang jelas tinggal serumah saja tidak ,dibandingkan dengan Mbak Ina.

Bukan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang