15.

9 0 0
                                    

Masa lalu buat kita belajar.
Tentang bagaimana rasanya jantung bergetar.
Keringat bercucuran.
Dan hati yang tak pernah merasa cukup.
Karena se prihatinnya hidup saat itu.
Sama seperti saat Ibu sakit terbaring lesu.

Elara Auzora Megantara
-----------------

Ara yang ditanya Bu Lani pun menatap Bu Lani dan menjawab "sendiri aja Bu,ibu gimana sehat?anak anak sehat?" Tanya Ara

"Alhamdulillah kita semua disini sehat,kamu gimana?" Tanya Bu Lani. "Kayak yang ibu liat,nih Ara sehat walafiat" balas Ara sambil merentangkan kedua tangannya.

Ibu Lani mengangguk ,tiba tiba ada seorang anak kecil,perempuan,dia berlari lari menghampiri Ara dan Bu Lani. Anak kecil itu berumur sekitar 6 tahun-an.

"Kak Araaaa,kakak ,Aca kangen banget sama kakak " anak kecil itu tiba tiba memeluk Ara,dan Ara membalas pelukan itu.

"Aca udah gede ih,makin cantik" puji Ara. "Iya dong ,kan kayak kak Ara" balas anak kecil yang beraneka Aca itu.

"Kakak kemana aja satu tahun terakhir ga pernah dateng kesini?Aca sama temen temen yang lain kangen banget sama kakak" adu Aca .

Ara yang mendapatkan pertanyaan itu pun yang tadinya melihat kebawah untuk menatap Ara dan membungkukkan badannya, kini dia menatap Bu Lani dengan tatapan bingung.

Bu Lani tersenyum saat Ara menatapnya seperti meminta bantuan. "Aca Kak Ara sibuk sekolah,jangan gitu dong,jangan sedih juga,kan ini kak Ara nya udah dateng lagi. Kak Ara juga katanya kangen banget sama Aca,tapi selalu sibuk sama sekolahnya. Jadi Aca maklumin kak Ara yah" jelas Bu Lani panjang lembar ,memberi pengertian kepada Aca.

Ara tersenyum lega. Bu Lani selalu menjadi pahlawan di hidupnya. Samapi dia pernah berpikir ,ingin sekali terlahir dari rahim Bu Lani.

"Iya Aca,jadi gitu hehehe. Sekarang kita main aja yuk" ajak Ara untuk mengalihkan pembicaraan,karena dia tahu pasti banyak sekitar pertanyaan yang Aca ingin tanyakan kepadanya.

Aca pun mengangguk,Ara menggandeng tangan Aca. Berjalan menemui anak-anak lainnya. Dan disambut dengan bahagia oleh anak anak lain. Semakin membuat Ara tertampar.

Mereka memeluk Ara. Disana Bu Lani memperhatikan Ara bersama anak anak panti. Ara,dia bermain bersama anak anak panti. Membagikan tawa yang ceria kepada mereka. Memberikan energi positif untuk mereka.

Bu Lani menghampiri Ara , saat Ara sedang menceritakan sebuah cerita tentang Putri Cinderella,dan dikelilingi anak panti yang sedang mendengarkan cerita dari Ara . "... dan akhirnya putri cantik itu hidup bahagia bersama pangeran" ujar Ara menutup ceritanya.

Ada sekitar 15 orang anak panti disana. Tidak banyak,namun cukup untuk mereka yang masih bandel bandelnya. Pengurus panti hanya berdua,Bi Diyah dan Bu Lani tentunya.

Umur mereka 4-12 tahunan. Ara mengenal semua anak anak itu,bahkan saat diantara mereka waktu itu ada yang masih bayi,Ara mengetahuinya. Hanya saja,diantara mereka cuma Aca yang akrab kepada Ara.

Anak anak itu bertepuk tangan mendengar cerita yang diceritakan. Ara tersenyum bahagia. Bu Lani yang melihatnya pun ikut tersenyum.

Lalu Bu Lani menambahkan "hidup itu tidak semua berakhir dengan bahagia anak anak. Beberapa dari cerita hidup ada yang berakhir menyedihkan,disini kita sebagai manusia harus bisa menerima apapun yang sudah Allah berikan kepada kita,menerima dengan ikhlas apapun resiko pada alur kehidupan kita. Entah itu berakhir bahagia atau sebaliknya" ujar Bu Lani .

Lalu Bu Lani menghela nafas dan melanjutkannya " jangan lupa bersyukur. Mungkin kita pernah merasakan kehilangan,tapi jangan jadikan itu sebagai air kotor untuk kalian mandi,bukannya kalian semakin bersih tapi malah semakin kotor. Hidup itu tidak baik dan tidak kejam. Itu tergantung kita bagaimana menyikapinya" ujar Bu Lani lalu tersenyum.

Bukan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang