11.

13 3 0
                                    

WARNING!!!!!!!
Kalo ada yang ngeuh itu Pina atau Pani. Okee Author typo:(((((((
Namanya Pani yakkk:(
Owww sowrieeee:''
Mau revisi tapi ga jadi ah ,pegel :((

-----------------------------------------------------------

Ada yang membuat aku berkeringat.
Berjuang keras untuk mendapatkan kemenangan.
Terus menarik agar menjadi seorang pemenang.
Tarik tambang yang membuatku kesakitan.

Langit Ozora Dirgantara
-----------------

Pani menggantungkan ucapannya itu. Di melirik Aurel,benar-benar terlihat gelisah. Aurel mecoba bersikap biasa saja. Dia menarik nafas dalam-dalam.
"Buat yang dua orang lagi mereka Rigel dan Langit" ucap Pani meneruskan perkataannya.

Ara yang mendengar nama Langit pun pikirannya langsung tertuju pada hari dimana dia pertama sekolah . Ara memasangkan wajah seriusnya,siap mendengarkan cerita dari Pani.

"Lo liat yang disana?cowo yang pake kaos putih terus pake jaket item? " Tanya Pani pada Ara sambil menunjuk ke arah meja Rigel. Ara melihat arah tangan Pani. Dia mengangguk. "Namanya Rigel Surya Wijaya. Anak pengusaha kaya raya ,nyokapnya seorang dokter" ucap Pani ,lalu "sekaligus yang punya cafe ini" membuat mata Ara melotot,dia terkejut. Benar-benar terkejut.

"Serius?" satu kata yang Ara tanyakan. "Duarius Ra" timbal Belinda. "Memang sudah gila dunia ini" ucap Ara dalam hati ini. Dia mencoba bersikap biasa lagi "oke oke terus?lanjutin Pan" pinta Ara . "Diantara mereka berempat,Rigel yang paling pinter,kedua Langit. Rigel orang nya dingin. Tapi kalo ke orang-orang terdekat dia biasa sih. Dan asal Lo tau Ra" ujar Pani membuat Ara penasaran dan mendekati dirinya.

"Apa - apa?" tanya Ara. "Dia jomblo dong,belum pernah pacaran. Gila ga sih?tampang ganteng duit banyak masa gada seorang pun yang bisa jadi pacarnya si Rigel" ujar Pani sambil tersenyum ke arah Aurel. Aurel yang mendapatkan tatapan seperti itu acuh. "Adaaalah Pan,cuman belum resmi ,dua dua nya lagi mau fokus belajar katanya,susah sama orang yang tekun mah" ledek Belinda kepada Aurel.

"Gue ngerti" ucap Ara matang. "Apaan??" sewot Aurel. Ara tersenyum "gapapa" . Sedangkan Pani dan Belinda terkekeh. "Ya jadi gitu ,Rigel sekarang lagu deketin Aurel . Tapi ya gitu,si Rigel masih segan gitu,sama nih nih bocah juga" tunjuk Belinda kepada Aurel. "Gue gatau akhir nya bakal gimana" ucap Belinda lagi sambil membenarkan posisi duduknya.

"Satu lagi?" tanya Ara. "Dia Langit Ozora Dirgantara" ujar Belinda,kali ini Belinda yang bicara. "Namanya ga jauh beda kan sama nama Lo?" tanya Belinda,dan Ara baru menyadari Auzora-Ozora , Megantara-Dirgantara. Hal yang tidak pernah Ada duga. "Jodoh" kali ini Aurel.membuka suara ,dari sejak tadi diam seribu basa. Mereka bertiga melihat Aurel,Ara terkejut bukan main,mengenal orang itu saja tidak-itu kata Ara dalam benaknya.

Pani dan Belinda menyetujui ucapan Aurel "feeling gue juga gitu,ga sabar nunggu tanggal mainnya" ujar Pani. "Terus?lanjut" pinta Ara. "Langit sama kek mereka bertiga,anak orang kaya. Bokapnya pengusaha kaya raya masuk nominasi 5 besar pengusaha Se-Asia. Teu edan kumaha atuh si Langit mah. Kalo si Rigel bokap nya masuk 10 besar,dibawah bokap si Langit. Lo tau ibu nya Langit?dia Kepala Sekolah SMA Cakrawala,Ibu Alena" membuat Ara lagi - lagi terkejut bukan main.

Pasalnya dia sempat merasa bersikap tidak sopan,mengingat kejadian di Ruang Kepsek saat dia memuji nama Ibu Lena dan banyak melamun. "Ini demi apa?gue sumpah kaget parah. Gue banyak ngomong banget waktu mau dianterin ke kelas kalian. Apalagi gue sampe cerita cerita pengen dapetin piala " ucap Ara panjang lebar. "Ya gapapa sih,itu hak Lo kalo pengen cerita" ujar Aurel. "Bukan gitu hem-anu-gimana ya- ya gue kira dia ga punya anak seumuran sama kita apalagi sekolah di sekolah yang sama ,sama kita. Jadi gue agak kikuk ,malu gimana gitu" ujar Ara sambil menggaruk tengkuknya.

Bukan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang