Apa salahnya pencet Vote sih(?!) 🙂
Satu Vote gk akan membuat kalian kehilangan apapun kok.
Jgn jd pembaca gelap oke. :"
****
Author Pov
Ben tengah menunduk memainkan ponselnya karena merasa bosan menungu Briana, lalu ---
" Ekhem" terdengar deheman Briana.
Ben mendongak ke sumber suara dan--
OH ASTAGA!!!!
Ben terpekur di tempatnya, matanya terus memandang Briana lekat yang kini memakai kemejanya yang terlihat kebesaran di tubuh Briana.
Padahal Ben sudah memilihkan kemejanya yang paling kecil untuk Briana, tapi hanya bagian tertentu yang kebesaran di tubuh Briana.
Nyatanya kemeja bagian dada Briana terlihat beberapa kancing yang dipaksakan untuk di kaitkan. Membuat daging kembar nan kenyal tersebut terlihat menyembul Indah.
Ditambah lagi ohhh--- Briana tak memakai dalaman? Hal itu membuat inti Ben berkedut frustasi.
Sementara itu Briana yang di tatap lekat oleh Ben, hanya menunduk kikuk. Briana merutuki dirinya sendiri kenapa dirinya sekarang seakan-akan bersikap layaknya jalang yang sok malu-malu. Ini betul-betul bukan sifat Briana sekali.
Harusnya Briana memandang balik Ben dengan garang, tapi entah kenapa tubuh Briana berkata lain. Makin lama dirinya terdiam, justru Ben semakin menikmati pemandangan didepannya itu. Membuat Briana jengah.
" Ekhem! " Briana berdehem dengan sedikit keras. Wajahnya sudah merengut judes.
Ben mengerjapkan matanya, lalu menegakkan badannya dan menatap piring didepan dirinya.
" Duduklah dan makan" ucap Ben dengan suara serak
Briana akhirnya dengan berat hati melangkahkan kakinya lalu duduk di hadapan Ben.Mereka mulai makan dengan diam, sesekali mata Ben melirik Briana, oh Ben tak dapat mengontrol pandangannya sekarang. Briana tahu Ben sedari tadi terus mencuri pandang ke arah dirinya.
" Bisakah kau makan dengan tenang?" ucap Briana pada akhirnya
" H--hei, aku tenang sedari tadi" jawab Ben dengan sedikit tergagap
" Jangan kau pikir aku tak tahu yah. Kau itu sedari tadi terus mencuri pandang kearah ku! " Briana mengotot.
" Kau terlalu percaya diri nona, kau pikir untuk apa aku memandang tubuh jelek mu itu heh? Sudahlah lanjutkan makanmu! " elak Ben.
" Cih" Briana berdecih mendengar kelakan Ben.
Ohh Ben, sudah berapa kali kau berbohong pada dirimu sendiri hari ini?!
Ben menggerutu di dalam hati, menyadari kebodohannya yang terus berbohong mengelak pesona gadis dihadapannya ini.
Ben memotong daging steak nya dengan sedikit dramatis, Ben menusuk-nusuk daging steak nya dengan garpuh.
Oh kenyal sekali steak ini. Tapi aku yakin daging kembar yang menggantung itu lebih kenyal . Shit!
" Hah! "
Briana mendongak ketika mendengar Ben yang menghela nafas dengan kasar.
" Kenapa? " tanya Brian
" Pedas! " jawab Ben asal
Briana menatap aneh pada Ben lalu pandangnya turun kearah menu-menu yang tersusun rapih diatas meja. Tak ada makanan pedas disini, tapi kenapa?---
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT MEN AND BRUTAL GIRL [End]
Romance21+ [ Be wise with your reading! ] ~ kisah Ben Riz series 2 Ben si pria matang yang dan gadis yang putranya panggil dengan sebutan SENSEI.