8

67 12 0
                                    

Jangan lupa untuk kasih Vote dicerita ini.. Tinggal klik gambar bintang 🌟 dipojok kiri bawah ya ⤵️gratiss!!!💓💓

SELAMAT MEMBACA...

Setelah diantar pulang dengan Arkan, Ara memasuki rumah dengan langkah gontainya, ia berharap kedua orang tuanya tidak melihat memar di pipinya akibat tamparan Aleen.

Ara mengendap - ngendap masuk agar suara langkah kakinya tidak terdengar oleh orang rumah.

DORRR

"ASTAGA ARA KAGET!!!" Teriak Ara karena ulah Damar -  Kakak Ara, yang mengageti nya.

Damar tertawa terbahak - bahak ditempat nya, menurutnya menjahili Ara adalah hal yang selalu menjadi favorit nya ketika berada dirumah.

"Lo ngapain si jalan ngendap - ngendap gitu kaya maling dah!" Sambar Damar sambil menyeka air mata yang keluar dari sudut matanya akibat tertawa.

"Ha- anu em gapapa, udah ah bang, Ara mau ke kamar dulu capek." Kata Ara tanpa membalikkan tubuhnya, karena kalau sampai balik badan Damar bisa melihat luka memar Ara, bahaya!

"Eitsss tunggu dulu, songong banget ngomong gak natap abang!" Kata Damar seraya menarik kerah baju seragam Ara.

Damar memegang kedua pundak Ara, lalu memutar tubuh Ara menghadap ke arah nya, betapa terkejut nya Damar ketika melihat luka memar di pipi Ara, ditambah mata Ara yang sembab, hidung merah dan jangan lupakan bekas obat merah di sudut bibir Ara.

" HEH LO KENAPA?" Bentak Damar.

Walaupun Damar jahil sama Ara, tapi kalau udah menyangkut keselamatan tubuh dan hati Ara, Damar orang yang pertama maju menghajar orang yang berani lakuin ini ke Ara. Jangan macam - macam deh sama Damar Petter William!

Siapa yang nggak kenal keluarga William? Terkenal akan kekayaan nya, keloyalan nya, keprofesionalan nya, ketelitian nya, keharmonisan nya dan jangan lupakan wajah - wajah keluarga William bak dewa dan dewi Yunani.

Wajah bule selalu mendominasi keluarga William, jadi jangan bersaing sama keluarga William deh kalau nggak mau nanggung malu nantinya! Semua keturunan William itu almost perfect ya walaupun beberapa ada yang lemot kaya si Ara!

"Engg itu Ara gakpapa sih." Elak Ara.

"Adara jujur sama abang!" Tegas Damar. Ara itu paling udah ketar - ketir kalau udah dipanggil dengan sebutan 'Adara'  sama keluarganya.

" Ini ditampar bang." lirih Ara.

" APA?!" Teriak Damar.

" Sssttt! Please jangan kenceng - kenceng Ara nggak mau nanti Mommy denger."

" Yaudah abang janji nggak akan bilang Mommy, tapi ini kenapa bisa gini, siapa yang tampar kamu? Cerita sama abang!"

"Ara ada masalah sama dia, cuma masalah kecil si jadi gausah di perpanjang deh bang."

" Siapa orangnya Ra?!" Tanya Damar sekali lagi.

"Aku nggak mau kasih tau siapa orang nya, ini masalah Adara bang biarin Adara selesain ini sendirian kalau orang itu kelewatan Ara bakalan selalu cerita ke Abang, i'm promise!" Ucap Ara. Bisa bahaya kalau Damar tau Aleen yan tampar!

"Hufftt, Oke tapi seminggu kedepan abang yang antar jemput kamu sekolah ya!" Kata Damar.

" Engggg tapi kan bang.."

"Ini perintah dan gak boleh dibantah!"

" Huh ngeselin, yaudah deh! Udah ah Ara keatas dulu. Dahhhh abang jones!!!" Kata Ara sambil mengecup pipi Damar dan setelahnya lari terbirit - birit menuju kamar nya.

My bego girlfriend  (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang