DEVANDRA 38 - Alergi

937 83 1
                                    

Gue sama Melody berjalan masuk ke dalam restoran yang ada di mall. Kita duduk di meja yang masih kosong. Seorang pelayan datang menghampiri, "pesan apa kak?"

"Bentar ya, Mbak." Gue sama Melody membaca daftar menu yang ada di selembar kertas.

"Udang goreng tepung--"

"Nggak boleh makan udang," potong Melody.

"Mbak, saya pesen udang goreng tepung sama jus jeruk satu," ucap gue tidak memperdulikan tatapan tajam Melody.

"Jangan. Cumi goreng tepung dua sama jus jeruk dua. Udah itu aja." Melody mengembalikan daftar menu ke tengah meja.

"Oke kak. Ditunggu pesanannya," ucap pelayan sebelum berlalu pergi.

"Kenapa lo pesen cumi? Gue nggak suka cumi. Gue suka udang," ucap gue sambil menatap kesal Melody.

"Udang nggak sehat."

"Kata siapa?"

"Kata aku!"

"Emang gue percaya?"

"Harus!"

"Lo kenapa sih?!"

"Aku nggak suka udang."

"Orang yang mau makan udang gue. Bukan lo."

"Aku nggak mau liat udang di meja ini!"

"Gue nggak suka cumi!"

"Kakak suka banget sama cumi!"

"Jangan sok tau!"

Gue mengangkat tangan. Tapi, Melody menurunkan tangan gue. "Mau apa?"

"Mau pesen udang lah."

"Dibilangin ngeyel banget sih!"

"Lagian yang makan gue bu--"

"Jangan makan udang. Nanti bentol-bentol. Masuk rumah sakit. Dirawat lebih dari tiga hari. Lemes nggak bisa ngapa-ngapain!"

Gue menatap Melody datar. Bertanya setelah lama hening. "Dari mana lo tau gue alergi udang?" 

Melody melebarkan kedua matanya. Dia tergagap. "I-itu dari kak Vania."

"Vania nggak tau kalau gue alergi udang."

"T-tau dari Kak Devano."

"Devano juga nggak tau."

Gue menggenggam tangan Melody. "Dari mana kamu tau?" tanya gue lembut. 

Melody menarik tangannya lalu berdiri. "Aku ke kamar mandi dulu."

---

Gue menoleh ke arah Melody yang tertinggal di belakang. "Mel?"

"Ehh, iya!" Melody berlari kecil menyusul gue.

"Kenapa?"

Melody tersenyum lalu menggeleng. "Nggak papa."

Gue mendengus. Jelas-jelas gue tau kalau dia pengen beli sesuatu di toko tadi. Gue menarik tangannya dan berjalan ke arah toko tadi.

"Ehh, kak! Kita kan mau nyusul kak Vania sama kak Devano."

"Gue tau lo pengen beli boneka."

"Enggak. Aku nggak mau beli!" elaknya.

Gue berhenti melangkah. "Kalo lo nggak mau beli, biar gue yang beli."

"Ta-tapi kak--"

"Diem!"

"Selamat datang kak," ucap pegawai toko.

Gue menarik Melody masuk ke dalam toko. Kita udah berdiri di depan rak yang berisi banyak boneka.

"Cepetan pilih bonekanya."

Melody menggelengkan kepala. "Nggak mau!"

Gue maju selangkah dan berbisik di dekat telinganya. "Cepet milih bonekanya atau gue cium?"

Gue menahan tawa melihat wajah Melody yang memerah. Gue cuma mengerjai dia. Gue nggak berani cium dia beneran. Bisa-bisa sama Bunda di keluarin dari Kartu Keluarga.

Melody mendorong bahu gue. Meringis ketika Melody menonjok perut gue. "Iya, aku pilih bonekanya!"

Gue tertawa melihat wajahnya yang kesal. Melody berjalan menjauh. Melihat-lihat boneka.

Gue mengusap hidung. Hidung gue udah mulai gatel. Gue mengedarkan pandangan. Tersenyum melihat boneka yang ada di rak atas.

Boneka berbentuk burung hantu.

Gue sedikit berjinjit dan hap! Gue berhasil mengambilnya. Melody pasti suka. Dia kan suka banget sama burung hantu.

Gue mengusap bulu boneka lalu mendekapnya. Enak nih buat dipeluk. Haha. Gue menjauhkan wajah dan...

Hacim!

Nahkan bersin.

"Kak Devandra!"

Gue menoleh ke arah Melody.

Sret!

Melody merebut boneka itu dari dekapan gue.

"Ehh?"

Melody menaruh boneka itu di sembarang tempat. Dia menarik tangan gue keluar dari toko boneka.

"Loh, Mel, kok keluar? Kan belum beli boneka."

Melody berhenti berjalan lalu membalikkan badan. Menatap gue dengan raut wajah kesal. "Aku nggak mau beli boneka. Udah aku bilang kan dari tadi aku nggak mau beli!"

"Mel--"

"Kakak juga apa-apaan tadi pegang boneka, haa?"

"Mel--"

Kedua mata Melody berkaca-kaca. "Kakak itu alergi sama bulu boneka, kenapa pegang boneka? Nanti kalo kakak bersin-bersin gimana?!"

Gue menahan napas. Dia tau lagi tentang alergi gue.

"Dari mana kamu tau kalo aku alergi bulu boneka?"










🌼🌼🌼

Nah loh, gimana Melody bisa tau?

Selamat membaca bab berikutnya
Terima kasih sudah membaca dan memberi suara😊

Devandra✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang