Jam menunjukkan pukul enam pagi, gue sama Devano udah sampai di rumah Vania. Kita mau mengajak sepedaan.
Gue keluar dari mobil lalu menghampiri Melody yang sedang menyiram tanaman. "Pagi!"
Melody tersentak kaget sampai selang air yang ia bawa jatuh. Ia membalikkan badan lalu menghela napas.
"Kakak ngagetin aja!" Melody memukul bahu gue.
Gue tertawa kecil. Meskipun dia amnesia, dia masih seperti dulu. Yang selalu memukul bahu ketika gue mengagetkannya.
"Hehe, maaf ya."
Melody terdiam. Matanya memperhatikan gue yang sedang mengusap lembut puncak kepalanya. Hal yang sering gue lakukan ketika dia kesel.
"Masih pusing nggak?"
Melody menggeleng. "Nggak."
Gue menurunkan tangan. "Maaf ya kemarin gue maksa lo mengingat tentang gue. Padahal lo nggak kenal gue sebelumnya."
Sesak. Dada gue sesak ketika kalimat itu keluar dari mulut gue.
Melody terdiam cukup lama sambil menatap gue. "Mel?" panggil gue.
"Ehh iya. Hehe."
Melody mengernyit melihat tangan gue terulur. "Kemarin kita belum kenalan kan?" Melody tersenyum lalu mengangguk.
Gue tersenyum sebelum memperkenalkan diri seperti dulu pertama kali gue ketemu Melody.
"Kenalin, nama gue Devandra Alfian Putra. Anak pemilik SMP Alfian. Murid yang suka bolos dan paling sering dipanggil ke ruang BK. Lo bisa panggil gue cogan."
Melody tertawa kecil lalu menjabat tangan gue. "Melody. Nama panjang aku Melody Ramadhani Putri. Kakak bisa panggil aku cewek cantik, hehe."
Gue melebarkan mata terkejut. Itu adalah kalimat yang digunakan Melody waktu dulu kenalan sama gue.
Melody memiringkan kepalanya. "Kak?"
Gue tersenyum lalu menarik tangan gue. Melepaskan jabatan tangan. "Ikut sama kita yuk!"
"Kemana?"
Gue mengikuti Melody yang berjalan mematikan kran air. "Sepedaan."
Kedua mata Melody melihat dua sepeda yang ada di atas mobil jeep Ayah. "Tapi aku belum mandi."
Gue menahan tawa. Melody selalu jujur. "Nggak papa. Udah cantik kok."
Melody memalingkan wajahnya. Tangan gue terulur mengusap pipinya, membuat dia menatap gue. "Pipi lo merah."
Melody melebarkan matanya setelah itu terkekeh. "Ehh...mmm...hehe iya. Kepanasan."
Gue tersenyum. Melody sedang berbohong. Dia enggak kepanasan. Tapi dia malu ketika pujian terlempar kepadanya.
Gue menarik tangannya untuk menghampiri Devano yang sedang duduk di kursi teras. Saudara kembar gue itu melotot marah melihat genggaman tangan gue sama Melody.
"Main tarik-tarik anak orang aja lo!"
Melody langsung menarik tangannya. Gue balik menatap Devano tajam. "Sirik aja lo!"
Devano tersenyum kepada Melody. "Ikut kita yuk, Mel! Sepedaan."
Melody menggaruk dahinya. "Emm...aku belum mandi kak, hehe."
"Ya udah, kita tunggu. Vania juga masih mandi kok," kata Devano setelah menyeruput teh.
Melody mengangguk. "Ya udah, aku masuk dulu, kak," pamitnya.
Gue duduk di sebelah Devano tepat ketika suara teriakan seseorang yang memekakkan telinga terdengar.
"Woi, mau kemana nih?!"
"Sepedaan," jawab Devano.
Dimas melotot kesal. "Wahh, tega kalian nggak ngajak-ajak gue!"
Gue memutar bola mata malas. "Kita sepedaan sama pasangan. Lah elo, mana pasangan lo?"
Gue sama Devano ketawa melihat Dimas mendengus. Tu anak nyelonong masuk ke dalam rumah Vania sambil teriak, "Om Bambang, Dimas pinjem sepeda yaa!"
---
AUTHOR POV
Mereka sedang dalam perjalanan menuju tempat tujuan. Devandra duduk di depan. Di samping Devano yang sedang menyetir.
Vania dan Melody duduk di kursi tengah. Dimas yang duduk di kursi paling belakang memilih untuk tidur daripada bosan.
Melody tersenyum ketika kedua matanya menangkap basah Devandra yang diam-diam meliriknya dari spion yang tergantung di dalam mobil.
Jantungnya berdetak lebih cepat padahal hanya ditatap oleh cowok itu. Hatinya juga menghangat mendapat perhatian dari Devandra.
Jujur, ia sulit untuk jatuh hati. Sangat sulit untuk dekat dengan seorang cowok. Tapi dengan Devandra, ia merasa nyaman.
Ada apa dengannya? Tidak mungkin kan ia bisa dengan mudahnya jatuh hati pada seorang cowok yang baru kemarin ia temui?
🌼🌼🌼
Jangan lupa baca One-shot Story : Yudi yaa
Selamat membaca bab berikutnya
Terima kasih sudah membaca dan memberi suara😊15-05-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Devandra✔
Roman pour AdolescentsCOMPLETED Alfian Series 2 Sebelum baca cerita Devandra, baca cerita Devano dulu yaa --- Nama gue Devandra Alfian Putra. Siapakah gue? Baca dulu gih ceritanya Devano yang sebelum baca cerita gue. Lah gue malah promosi. Baca cerita gue kalo kalian in...