Tujuh

35 7 10
                                    

Raina menutup buku diary nya. Malam ini, ia kembali mengingat semua memori yang ada dalam buku diary nya.

Tertawa saat mengingat hal menyenangkan. Terdiam saat mengingat hal menyedihkan.

Raina meneguk susu yang disediakan oleh ibunya. Lalu ia beranjak dari meja belajar menuju tempat tidurnya. Mengucap doa sebelum tidur dan menuju alam mimpinya.

⏳⏳⏳⏳

Gadis itu berjalan memasuki sekolahnya dengan earphone ditelinganya. SMA Bata Agrapana menjadi sekolah yang dipilih Raina untuk menuntut ilmu. Bukan tanpa alasan, sekolah ini memang bagus, fasilitasnya memadahi. Dan sekolah ini milik ayahnya Senja. Ya, temannya itu anak dari pemilik sekolah ini.

"You can't stop me loving my self. Oo uo oo uo uo."

Lagu Idol - BTS terdengar di telinganya. Dan dengan sendirinya mulutnya menyanyikannya. Sehingga mengundang perhatian murid yang ada di koridor. Raina yang menjadi perhatian tersadar dan memberhentikan mulutnya untuk bernyanyi.

Langkahnya membawa dirinya ke kelas yang bertuliskan "XI IPA 6". Raina memasuki kelasnya dengan nyanyiannya di dalam hati. Meletakkan tasnya di kursi dan kembali melanjutkan nyanyiannya yang tertunda.

"Woi Raina! Dipanggil daritadi gak noleh ternyata masih pake earphone. Sia sia suara gue tau gak."

Raina menghentikan lagu yang diputarnya dan melepas earphone di telinganya. Menoleh ke arah Zora yang daritadi memanggilnya.

"Apa?"

Zora memutar bola mata malas. Membiarkan temannya yang lain untuk menjawab pertanyaan Raina.

"PR inggris lo udah belom?"

Raina menoleh kepada Senja yang mewakili pertanyaan Zora. Segera diambilnya buku tugas bahasa inggrisnya di tas dan diserahkan kepada Zora. Langsung saja bukunya itu menjadi rebutan mereka berdua.

"Heh, bagi-bagi dong kalau nyalin tuh."

Cowok yang baru saja datang itu langsung mengambil buku tugasnya yang ada di dalam tasnya.

Ah lupa, Raina memang sekelas dengan Senja dan Zora lagi. Karena Senja yang meminta ayahnya supaya Raina, Senja, dan Zora sekelas lagi. Sultan bebas. Dan bujukan Senja berhasil, mereka akan satu kelas selama mereka SMA. Sekolah mereka tidak akan mengganti kelasnya setiap kenaikan kelas, tidak seperti sekolah lain.

"Heh, nyalinnya cepetan, gue belum diisi banyak ini."

Cowok itu, Arjuna Narendra atau biasa mereka panggil Jujun. Ingatkah kalian dengan Jujun? Jujun teman Antariksa sejak TK kini juga satu kelas dengan mereka. Jadi, posisi duduk mereka begini, Raina dengan Senja dan Zora dengan Jujun.

"Bentar napa, gue juga belum ini. Mana udah jam segini lagi, bentar lagi upacara nih."

Raina menoleh pada Zora yang sedang debat dengan Jujun. Daripada mereka debat tidak penting, lebih baik mereka cepat cepat mengerjakan kan? Begitulah mereka, debat tak lepas dari kesehariannya.

Tunggu, tadi Zora bilang apa? Upacara? Oh iya, ini hari Senin.

Brakk

Semua yang ada di kelas itu terkejut dengan gebrakan meja. Sedangkan pelakunya sudah kalang kabut membuka tasnya.

"Lo kenapa sih Rain? Ngagetin yang lagi nugas tau gak sih? Lagi konsentrasi nih." Ujar Senja yang sedang sibuk menyalin, bukan nugas seperti yang dia bilang.

RAINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang