Sembilan

42 5 22
                                    

Lima belas menit berlalu, anak-anak kelas XI IPA 6 menunggu kehadiran guru kimia mereka di laboratorium kimia.

"Hello everybody, nungguin ya.."

Pak Yanto, guru kimia mereka memasuki laboratorium dengan sapaan yang menggema.

"Lama amat sih pak!"

"Tau tuh, pasti ngerokok dulu ya?"

"Udah gak sabar nih mau nyampur-nyampurin cairan."

Pak Yanto memutar bola mata malas saat mendengar ocehan para muridnya.

"Serah bapak lah, ini kan kelas bapak, kok kalian protes, lagian nyampur-nyampurin cairan ga segampang itu furgono."

Setelah berkata demikian, Pak Yanto mulai menyiapkan peralatan prakteknya dan membagikannya di setiap kelompok yang terdiri dari 5 anak.

"Oke, sebelum kita praktek kalian catat dulu apa aja nanti yang tercantum di laporan kalian."

Pak Yanto menuliskan format laporan di papan tulis diikuti semua murid kelas XI IPA 6.

Selesai menulis, Pak Yanto kembali mengecek cairan-cairan yang ada di depannya sembari menunggu murid-muridnya mencatat laporan.

"Kalau sudah mencatat perhatikan saya berbicara. Ada yang harus kalian perhatikan, cairan ini baunya sangat menyengat dan jika terkena kulit akan terasa panas dan gatal, jadi hati-hati ya."

Murid-murid yang ada di laboratorium mengangguk menanggapi peringatan Pak Yanto.

Raina, Senja, Zora, Jujun, dan Raka menjadi kelompok 5 di kelasnya. Mereka mulai mencampurkan bahan sesuai instruksi Pak Yanto.

Raina, Senja, dan Jujun ditugaskan mencampur cairan. Sedangkan Zora dan Raka mencatat hasilnya.

Jujun mencium cairan yang kata Pak Yanto baunya sangat menyengat. Dan saat aromanya mulai memasuki hidungnya, Jujun berteriak, "Anjir, baunya bikin muntah!!!"

Sontak seluruh orang yang ada di ruangan itu menoleh melihat apa yang dilakukan Jujun, dan tertawa setelah melihatnya. Pak Yanto melangkah mendatangi Jujun.

"Udah saya bilangin, itu baunya menyengat malah kamu cium."

Pak Yanto menjewer telinga Jujun karena tidak mendengarkan peringatannya.

"Maaf pak, kan saya kepo baunya kayak gimana, ternyata baunya kayak bau Dora kalo gak mandi seminggu." Ucap Jujun sambil melirik Zora.

"Enak aja, gue tuh rajin mandi ya, emangnya elo!"

Jujun menepuk tangan Pak Yanto yang masih setia menjewer kupingnya. Pak Yanto yang sudah puas menjewer Jujun, melepas jewerannya.

"Udah sana lanjutin, awas kamu kalo bandel lagi."

"Iya pak."

Semua murid kembali melakukan prakteknya. Tapi kelas kembali dikejutkan oleh teriakan Raina.

"Aduhh, panasss!!!"

Raina mengipasi tangannya yang terkena cairan saat dia menuangkannya ke dalam gelas takar. Namanya juga Raina, ceroboh adalah label dirinya.

RAINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang