Bahkan cahaya bisa melambai menyerah dibandingkan manusia yang sepenuhnya bahagia tanpa dosanya.
* * *
Seungmin cuma bisa galau gulanda di rumah.
Sejak kejadian kemarin, ia sedikit menjauh dengan alasan eskul atau pun tugas kelompoknya.
Hari ini, saat semua orang ingin pulang ke rumah masing-masing, ia masih tetap berada di kelas yang sudah hampa akan bising suara.
Seungmin hanya menatap beberapa orang lewat yang menemani aktifitasnya, diam di kelas tanpa melakukan apapun.
Entah apa yang membuatnya kepikiran, mungkin ia bodoh terlalu memikirkannya tapi, bahkan orang bodoh pun tahu mereka pasti pernah mengalami hal yang sama.
Hingga detik yang senantiasa berdenyut hingga beberapa menit setelahnya, jarum jam menyentuh pukul 5 sore.
Ia bangun sembari memeluk tasnya saat hari sudah mulai mendung. Ia menyesali untuk berdiam di sekolah seperti orang bodoh yang tak tahu apa-apa.
Bahkan di depannya? Ada Hyunjin yang tertawa bersama Jinyoung sambil merangkul erat hingga berhenti di gerbang depan.
Seungmin tersenyum ia mempercepat perjalanannya sambil menepuk bahu cowok itu perlahan hingga Hyunjin menyadarinya.
"Lo tumben belum pulang?"
"Ada kerkom tadi." ucap Seungmin.
"Duluan ya, jin. Sama temennya." ucap Jinyoung seraya menaiki ojek di depan gerbang yang sudah melambai lambai menegur untuk minta dinaiki.
Mereka hanya diam, sampai angkot tujuan mulai melaju mereka hanya tetap diam.
Sebenarnya, Hyunjin bingung mau berkata apa.
Seungmin bahkan seperti tidak mood dengan wajahnya yang tertekuk hingga beberapa kali dia mengalihkan pandangannya ke arahnya.
"Lo napa min? Ada masalah?" tanya Hyunjin buat Seungmin cuma bisa mengendikkan bahunya.
"Gue liat lo di kelas, cuma diam aja. Bahkan lo sama sekali enggak kerkom tadi." ucap Hyunjin buat Seungmin mulai diam tanpa mengalihkan pandangan pada jalanan yang seakan lebih asyik daripada suasana angkot yang kelam dan menusuk.
"Gue ada salah sama lo? Jawab min?!" tanyanya dengan pekikan buat Seungmin menatap Hyunjin teduh.
"Gue cuma ada suatu hal yang perlu gue ceritain," Hyunjin menaikkan satu alisnya.
"Apaan?"
"Cuma satu hal kecil sih, lo habis darimana aja?"
"Hah?! Lo ngomong apaan sih? Gue ya disinilah."
"Bukan jin, sekarang jiwa lo lagi ada dimana?"
"J-jiwa?"
"Jiwa yang buat lo lupa akan segalanya." Hyunjin binggung. Ia sama sekali tidak mengerti atau emang otaknya lagi enggak connect.
Seungmin suka ngomong pakai teka teki, apalagi kalau udah dibawa sama muka kesalnya jadi omongannya kadang susah Hyunjin mengerti.
"Lo enggak peka ya?" tanya Seungmin mulai sinis ia mulai menyerigai dibawa dengan balutan senyuman yang mematikan.
"Apaan sih min? Ngomong yang jelas dong?!" pinta Hyunjin mulai frustasi. Ia melirik sekilas Seungmin yang mulai merangkul bahunya.
"Kemaren, gue tahu lo pergi sama Eric buat main game online–"
"–tapi kenapa lo ngomongin kita bertiga dibelakang, jin?"
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret boys (00 line skz) ✔
Fanfic"Bahkan orang bodoh pun tahu kalau elo bukan orang baik," Persahabatan itu terdengar mengesankan, tapi terkadang terdengar menyakitkan. Kita enggak akan tahu, seberapa hebat orang menyimpan keburukannya yang akan terbongkar perlahan. Karena kalau ka...