Semenjak Jungsoo menyatakan cintanya pada Heechul, mereka menjadi semakin dekat dan semakin sering menghabiskan waktu bersama. Dan mereka sudah paham status masing-masing walaupun salah satunya tidak ada yang mengajak berpacaran.
Tapi, karena Heechul tidak punya ponsel, dia hanya menunggu saat Jungsoo meneleponnya melalui telepon panti. Itu kalau mereka tidak sempat bertemu.Namun kali ini, Jungsoo menghilang bagai di telan bumi. Salahnya Heechul, dia tidak tahu nomor ponsel Jungsoo. Bertanya kepada para pengurus pun sama. Mereka berhubungan dengan Jungsoo melalui perusahaannya, tidak melalui pribadi. Jadi lah yang bisa Heechul lakukan hanya menunggu.
Sekarang ini, dirinya sedang duduk di bangku taman belakang panti, tempat mereka pertama kali berbicara. Dia menatap kebun kecil dengan beberapa bunga yang mekar. Waktu dia dan Jungsoo pertama kali berbicara, berbagai macam bunga dengan berbagai warna bermekaran. Seolah alam pun tahu bahwa itu adalah awal dari perjalanan cinta mereka yang berbunga-bunga.
Dan kini, alam pun tahu Heechul sedang gundah gulana."Jangan murung begitu. Mungkin Jungsoo sibuk." Dirinya menoleh dan mendapati salah seorang pengurus panti sedang berjalan mendekatinya.
"Iya, aku pun berpikir begitu."
"Tapi wajahmu masih ditekuk tuh." Heechul yang mendengarnya mengerucutkan bibir.
"Walaupun aku tau dia sibuk, tetap saja aku rindu."
"Aih, ada yang rindu rupanya." Mendengar ada suara lain yang menimpali percakapan, mereka berdua menoleh dan melihat Jungsoo sedang berjalan sambil membawa kantong kertas ke arah mereka dengan senyum jahil. Sedangkan Heechul, yang tertangkap basah, membuang muka dengan wajah tersipu.
"Wah, sepertinya aku harus pergi. Bye~" Sebelum Jungsoo dan Heechul sempat menjawab, sang pengurus sudah ngacir pergi. Meninggalkan mereka berdua di taman belakang tersebut.
"Maaf ya aku tidak memberi kabar," ujar Jungsoo setelah duduk di sebelah Heechul.
"Tak apa." Jungsoo melihat Heechul yang masih belum menatapnya seraya tersenyum sendu.
"Aku pasti membuatmu khawatir dan bertanya-tanya. Atasanku tiba-tiba mengajakku untuk pergi dinas. Dan di sana tidak ada sinyal." Heechul menoleh ke arahnya.
"Di sini masih ada daerah yang tidak dapat sinyal?"
"Ya, karena aku harus pergi ke pedalaman."
"Ha?!" Jungsoo tertawa mendengar respon terkejut dari Heechul.
"Iya, sayang. Maaf ya. Sebagai gantinya, aku ada hadiah untukmu." Jungsoo menyerahkan bungkusan yang dibawanya tadi pada Heechul. Dengan ragu Heechul menerimanya dan membukanya. Seketika itu juga matanya membulat.
"P-ponsel?" Jungsoo mengangguk antusias.
"Yap. Jadi, kamu lebih mudah menghubungiku begitu pun sebaliknya."
"I-ini mahal, Jungsoo." Heechul membolak-balik kotak handphone yang ada di tangannya.
"Tidak ada yang mahal untukku, asal bisa membuatmu bahagia." Heechul pura-pura membuat gestur ingin muntah, yang membuat Jungsoo tertawa.
"Tapi aku serius, Jungsoo. Apa yang kamu lakukan padaku itu terlalu banyak, sedangkan aku tidak memberimu apa-apa." Jungsoo tersenyum lembut. Dirinya meraih kotak handphone di tangan Heechul dan menaruhnya di sebelahnya. Kedua tangan Heechul digenggamnya erat dan mereka bertatapan.
"Aku tidak pernah memintamu untuk membalas, Chullie. Apa yang aku lakukan untukmu, benar-benar aku lakukan untuk membuatmu bahagia. Aku tidak pernah memikirkan harga atau uang yang harus aku keluarkan." Heechul hanya menatapnya namun air mata kini menggenang di pelupuk matanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/220726795-288-k850403.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
With You [Teukchul Fanfic]
FanfictionTeukchul stories with a lot of different genres (perhaps 😆). Cerita ini hanya fiksi semata. Penggunaan nama seseorang sebagai tokoh hanya untuk keperluan cerita.