18. Bagahagia yang sederhana

133 16 3
                                    

🔰  "Bila bahagia itu sesederhana ini, jadi untuk apa aku mencari yang istimewa" 🔰

   Setelah tadi siang Kenan mengajak Kiran ke roofftop Kenan sangat bahagia. Setidaknya Kenan bisa mengobrol lebih lama dengan Kiran.

  Sekarang Kenan tengah berada di rumahnya, rumah dua lantai dengan desain yang sangat indah, rumah yang kelihatan sangat megah. Tapi semegah apapun itu tidak akan berarti kalau tidak ada keluarga yang harmonis di dalamnya. Untung saja Kenan memiliki papah dan mamah yang sangat perhatian terhadap anak-anaknya, Kenan dan adiknya tidak pernah merasakan kekurangan kasih sayang sedikitpun dari kedua orang tuanya, membuatnya merasa sangat beruntung memiliki papah dan mamah yang sangat sayang terhadapnya dan adiknya.

"Bang Kenan, bang woy..... lo kenapa senyum-senyum sendiri kaya orang gila,"tanya Dea adik Kenan, heran. Kenan hanya tersenyum menatap adiknya lembut lalu mengacak rambut adiknya gemas.

"Mah, pah, bang Kenan kesurupan nih,"teriak Dea bangkit dari tempat duduknya dengan ekspresi takut.

"Enak aja, gue gak kesurupan dek, "ucap Kenan menarik tangan adiknya yang ingin mengadu pada papah dan mamahnya.

"Ada apa dek, bang Kenan kenapa? "tanya papah Kenan khawatir. Menatap Kenan dari atas sampai bawah.

"Kata kamu tadi Kenan kesurupan apa iya dek? "tanya mamah tak percaya.

"Apaan sih pah, mah ini Kenan baik-baik aja, "ucap Kenan tak terima.

"Terus kenapa dek kamu teriak abang kamu kesurupan, "tanya mamah menatap Dea penasaran.

"Hehe, abisnya Bang Kenan senyum-senyum sendiri. Di tanya sama Dea bukannya ngejawab malah senyumin Dea terus, kan jadi takut. Gak biasanya bang Kenan senyum-senyum sendiri, "ucap Dea tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.

"Heh bang Kenan senyum karena bang Kenan lagi bahagia, bukannya kesurupan dasar bocah, "ucap Kenan menjitak kepala Dea pelan.

"Awss, santuy kali gak usah jitak-jitak segala, kepala Dea cuma satu kalau rusak gak ada gantinya, "ucap Dea kesal. Bagaiman tidak hampir setiap hari hobi abangnya adalah menjitak kepalanya. Dea adalah sosok yang humoris dan suka becanda. Apalagi hobinya gangguin abangnya, tidak aneh kalau dia menjadi bahan jitakan Kenan.

"Siapa bilang kepala lo sepuluh, lebay lo mah dek, "ucap Kenan mengejek. Membuat Dea menatap Kenan tajam sambil mengerucutkan bibir mungilnya.

"Udah-udah, malah ribut. Mending sekarang kita makan, ayo mamah udah masak kesukaan kalian hari ini banyak lagi, "ajak mamah mereka membuat Kenan dan Dea saling tatap dan langsung berlari menuju ruang makan seperti kilat. Membuat papah dan mamahnya menggeleng heran.

  Setelah sampai di ruang makan, Kenan dan Dea langsung duduk. Mata Mereka berbinar melihat makanan kesukaannya sudah siap disantap di depan mata. Mereka menatap tak sabar mamah dan papahnya yang sedang berjalan ke arah mereka.

"Sia-sia kita lari bang, orang papah sama mamahnya aja santai gitu jalannya, "ucap Dea menatap papah dan mamahnya tak sabar. Mereka tidak akan makan sebelum semua anggota keluarga duduk di meja makan karena itulah yang papah dan mamahnya ajarkan dari kecil.

"Pah,mah, lama banget sih. Dea udah lapar banget nih, "ucap Dea cemberut.
"Ya udah, ayok sekarang kita makan. Tapi jangan lupa baca do'a, "ucap mamah Nanda lembut. Mereka makan dengan hidmat tanpa ada seorangpun yang berbicara, hanya terdengar dentingan sendok dan garpu.

  Setelah makan, Kenan dan keluarganya berkumpul menonton televisi bersama. Sambil sesekali Kenan menjahili adiknya.

"Bang, abang sudah punya pacar? "tanya Ali papanya kenan langsung, membuat Kenan yang sedang meminum jus tersendat.

"Apa pah? "tanya Kenan memastikan.

"Abang sudah punya pacar? "ulang Ali sambil tersenyum.

"Kenapa papah nanya gitu? "ucap Kenan balik bertanya.

"Nggak,,papah cuma mau tahu aja, anak sulung papah ini sudah punya pacar atau belum, "ucap Ali.

"Udah pah, belum lama kok pacarannya, "ucap Kenan jujur.

"Pantes tadi senyum-senyum sendiri, mikirin pacarnya kali ya, "ucap Dea ikut nimbrung.

"Aduh abang udah punya pacar toh, kapan-kapan ajak  main kesini bang, kenalin sama kita, "ucap mamah Kenan menggoda.

"Bang, papah gak larang kamu pacaran. Tapi kamu harus tahu batasan jangan terlalu berlebihan pacarannya bang, "ucap Ali memasehati.

"Iya pah, Kenan selalu ingat kata papah  laki-laki sejati itu menjaga bukan merusak maka dari itu Kenan akan jaga pacar Kenan sampai nanti tiba saatnya Kenan menghalalkannya, "ucap Kenan kepada papahnya. Membuat papah dan mamahnya tersenyum bangga.

"Pacar kak Kenan siapa namanya? "tanya Dea penasaran.

"Kepo, " jawab Kenan sambil menutup wajah Dea dengan tangannya. Membuat Dea memberenggut kesal.

"Ih abang Dea itu bukan kepo tapi penasaran hehe, "ucap Dea dengan cengiran khasnya.

"Namanya Kiran Aulia Aditama, "ucap Kenan sambil tersenyum. Membuat papah dan mamahnya mengerutkan keningnya seperti mengingat sesuatu.

"Bentar, bentar. Kok namanya gak asing ya pah, "tanya mamah Kenan.

"Kiran putrinya Gio Aditama sahabat papah dan mamah bukan Kenan? "tanya papah memastikan.

"Iya pah, anaknya om Gio adiknya Arka teman Kenan itu, "jawab Kenan yakin.

"Oh adiknya Arka, pasti Kiran cantik kaya Fera ya pah, makanya anak kita bisa langsung suka sama dia"ucap mamah Kenan sambil tersenyum.

"Iya mah, betul kan bang? "tanya papah menggoda Kenan. Membuat Kenan jadi salah tingkah. Papah dan mamah Kenan kelihatan senang mengetahui orang yang disukai anaknya adalah anak sahabat dekatnya. Kenan bahagia melihat ekspresi senang di wajah mamah dan papahnya. Ditambah adiknya yang selalu kepo terhadapnya. Sederhana tapi membuat bahagia.

PERFECT BOY (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang