empat

370 66 2
                                    



"Lo balikan sama Wendy, bang?" Suara serak Lisa membuat Yoongi berdiri dan mengambilkan adik kecilnya segelas air putih.

Yoongi tidak menjawab, "Sst, udah, anak kecil gak boleh ikut campur urusan orang dewasa."

Lisa tidak terima, "Dih! Kita kan seumuran dasar gila."

"Jen masa lo sudi sih nih orang sama Wendy? Jangan dong, lawan!" Lisa bicara dengan ekspresi geram.

Yoongi menunjukkan gummy smilenya pada Jennie yang cuma bisa ikut ketawa ngeliat Lisa dalam keadaan kritis pun masih sempet sempetnya nyomblangin mereka.

"Apa sih lo, kalo abang lo udah sama orang lain ya gue bisa apa, ya nggak?" Jennie bicara sambil jalan mendekat ke mereka berdua.

Lisa memukul pelan bahu Yoongi, "Abang ngapain sih ama Wendy lagi?! Mau adek laporin ah ke bunda, bodoamat."

"Heh! Awas ya! Gue sumpel mulut lo pake infus kalo lo berani-berani." Sangarnya Yoongi keluar.

Jennie dan Lisa ketawa ngeliat sikap panik Yoongi.

"Eh, lo belom makan kan? Mau gue anter ke kafetaria bawah, nggak?" Tanya Yoongi kepada Jennie yang masih asik bercanda ria sama Lisa.

Jennie ngangguk, "Dah ya Lis, gue sama abang lo mau nyari sarapan dulu soalnya tadi gak sempet. Byee!" Lisa kembali melambaikan tangannya.

🍕🍕🍕

Mereka duduk berhadapan.

"Yoon, Taeyong ngechat gue." Jennie tiba-tiba merubah posisi duduknya menjadi tegak —tipikal Jennie kalau excited, senang akan sesuatu atau kaget.

Awalnya musuh, awalnya temen berantem, sekarang jadi tempat curhat gitu mainnya?

Tanpa ba-bi-bu, Yoongi rampas handphone Jennie yang menunjukkan kata-kata Taeyong.

Taeyong : Lo dimana? Sama siapa?

Begitu kata-katanya.

Yoongi mengembalikan ponsel Jennie, "Bales aja kepo lu, pengen tau amat urusan orang, emang lo siapa."

Bukannya kesal atau marah, Jennie malah ngakak gak berenti sampe Yoongi aja bingung anak ini kenapa.

"Ahahahahahahahah!" Tawa Jennie berlanjut. Mereka mulai ditatap sinis oleh orang-orang yang lagi disitu.

Jennie memegang perutnya yang sakit karena kebanyakan ketawa, "Anjir, lo bisa sewot juga ya ternyata. Nada lo persis kayak ibu-ibu kalo lagi gossip, sialan. Kocak banget."

Yoongi membuang nafas dengan wajah geram, "Cepetan bales gitu atau gue yang balesin."

Jennie menjauhkan handphonenya dari jangkauan Yoongi, "Dih, ngatur amat lo. Mending lo urusin aja Wendy daripada ribet begini sama hubungan orang."

"Gue gak balikan sama Wendy."

Pernyataan yang membuat Jennie kembali terbungkam seribu bahasa. "Apasih maksud lo?" Tanyanya.

Yoongi melipat tangannya didepan dada, "Sori, tadi gue cuma mau liat reaksi lo kalo gue bilang gue balikan sama Wendy. Ternyata biasa aja."

Jennie memukul bahu Yoongi lumayan keras, "Kurang ajar lo! Lo yakin banget ya gue naksir sama lo? Hah? Najis." Yeoja cantik itu menyipitkan matanya karena kesal.

Yoongi menggeleng, "Nggak. Gue mau tau reaksi lo bakalan gimana, udah, itu doang. Gak ada niat lain apalagi buat mastiin kalo lo naksir sama gue apa enggak."

"Gue gak tau ternyata lo juga udah punya gandengan."

Jennie hanya bisa senyum canggung, "Udah ah, obrolan kita ngelantur banget. Mending balik ke kamar Lisa aja udah yuk."

Tanpa bicara, Yoongi menarik tangan Jennie menuju Lift. Bahkan saat di dalam lift pun Yoongi tidak melepaskan kaitan eratnya. Membuat hati Jennie berdegup tidak karuan, rasanya mau loncat dari lantai 27 aja dia.

"Gue pegangin takut lo ilang." Yoongi melepas genggamannya begitu sampai di depan kamar Lisa, "Lo kan gampang diculik, dikasih permen ama om om juga lo terima."

Jennie melotot dan memukul Yoongi berturut-turut, "Apaan sih! Bisa-bisanya ya lo! Awas aja gue cekek beneran lo tau rasa." Ancamnya sambil masuk ke kamar Lisa.

"Yoongi?" Suara halus dari luar itu berhasil mengosongkan mata Jennie.

empat, selesai.

PIZZA ft. YoonieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang