delapan

331 62 3
                                    



"Ssh, udah, udah." Yoongi berusaha menenangkan Wendy yang kini ada di pelukannya.

Wendy nangis terisak-isak, "Hik, hik, papa jahat banget Yoon, gue nggak nyangka papa bisa sejahat itu sama anaknya sendiri."

Yoongi mengangguk tanda paham, mengelus surai Wendy. "Makanya udah, kalo papa ajak ketemu tolak aja."

Wendy ngangkat kepalanya menghadap Yoongi, "Mama digebukin sama dia, Yoon! Dari dulu mama dicecer, dikata-katain tolol dan semacamnya!" Teriakan sekaligus isakan Wendy mengiris hati Yoongi.

"Emang tadi pas ketemu papa, dia bahas apa?" Yoongi mengarahkan Wendy ke salah satu sofa disana.

Wendy duduk, melepas pelukan Yoongi. "Pokoknya papa bilang hari ini mau ke sidang, terus dia maksa gue buat pilih pihak dia, biar dia dapet full hak asuh."

Yoongi —seperti biasa, menaruh kedua tangannya di pundak Wendy, "Udah, udah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoongi —seperti biasa, menaruh kedua tangannya di pundak Wendy, "Udah, udah. Gua yakin hak asuh bakal jatoh ke mama, lo tenang aja, nggak usah terlalu dipikirin."

Wendy geleng, "Engga, Yoon. Kayaknya hak asuh justru bakal jatoh di papa. Soalnya mama nggak punya kerjaan, nggak punya uang. Gak bisa ngehidupin gue."

Yoongi mengigit bibirnya cemas, "Udah, yang kayak begitu nggak usah dipikirin dulu, jalanin aja, Wen. Jangan khawatir berlebihan."

Wendy kembali memeluk erat Yoongi, "Gue nggak tau bisa ngandelin siapa lagi kalo bukan elo. Gue nggak tau bisa nelfon siapa lagi."

Yoongi senyum hangat dan mengelus punggung Wendy, "Gue balik ke rumah sakit, ya? Kalo kenapa kenapa-"

"Gue ikut, boleh?" Wendy melepas pelukan dan memberi puppy eyes andalannya.

Yoongi menggeleng, "Jangan, kasian Lisa. Udah lo disini aja, kalo butuh apa apa tinggal telfon gue nanti gue pasti kesini kok."

Wendy kembali menggeleng, "Nggak mau. Nanti papa kan pulang kesini, gue gamau liat mukanya." Ia memberi jeda, "Nanti gue gak ngomong apa-apa, gue diem aja kok sambil duduk di sofa atau dimana gitu."

Yoongi, paling nggak bisa nolak puppy eyesnya Wendy. Dia cubit pipi gembul yeoja itu, "Yaudah, yaudah."

🍕🍕🍕

krek.
Pintu kamar Lisa terbuka.

"Ab-" Baru aja Lisa mau teriakin Yoongi, tapi suaranya tertahan pas liat Wendy lagi main handphone sambil ngaitin tangannya ke lengan Yoongi.

"Ab-" Baru aja Lisa mau teriakin Yoongi, tapi suaranya tertahan pas liat Wendy lagi main handphone sambil ngaitin tangannya ke lengan Yoongi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lisa membuka lebar rahangnya, "Wh-what the fuck?" umpatnya tak percaya.

Yoongi menaruh telunjuk di bibirnya, mengisyaratkan Lisa untuk diam dulu —sedangkan yeoja asal thailand itu langsung melirik Jennie yang hanya bisa mematung di kursi sebelah kasur Lisa.

"Lo berdua balikan, hah?"Tanya Lisa dengan intonasi galaknya.

Wendy menoleh dan tersenyum, "Hai, Lisa. Lo saki-"

"DIEM DISANA!" Lisa teriak lagi-lagi dengan mata tertutup —tipikal Lisa saat emosinya memuncak, menunjuk Wendy yang baru saja ingin jalan mendekat. "Lo berani deket-deket abang gue lagi, lo berani deketin keluarga gue lagi, gue bakal cecer lo sampe mati."

"Li-" kata kata Yoongi terpotong.

"Kalo lo mau bawa Wendy kesini, lo keluar sana." Lisa tidak pernah semarah ini.

"Dek-"

"KELUAR!" Lisa menunjuk pintu dengan mata tertutupnya. Muak melihat wajah mereka.

Yoongi menghela nafasnya berat, "Hhh, lo kekanakan banget, lo tau nggak sih?" Dan ia langsung menggandeng Wendy keluar dari ruangan.

"SIALAN LO ANJING!" Suara Lisa nyaring terdengar di rumah sakit yang sunyi ini. Jennie langsung berdiri dan menutup mulut Lisa, "Ssst! Lo ngomongnya!"

Lisa menyingkirkan tangan Jennie kasar, "LO DASAR CEWE GAK TAU DIRI, GAK PUNYA OTAK! LO CUMA GUNAIN ABANG GUE BUAT UANG!!" Gadis itu mengambil nafas, "LO NGELONTE AJA SANA SEKALIAN!"

Selesai.

Disitu Yoongi mendorong kasar pintu kamar Lisa, suaranya kencang sekali. "LALISA!" Pekiknya sambil membanting pintu.

"Lo diajarin siapa ngomong gitu, hah?! Lo beraninya ngawur begitu pas Wendy lagi sakit hati gara-gara bokap nyokapnya mau cerai, hah?! Lo tau apa sih soal Wendy?! Lo tau apa?! Ngelonte ngejablay apalah bahasa lo."

"Lo kalo masih bisa teriak ke abang lo begitu, gue gak akan pernah ngakuin lo sebagai adek gue lagi. Lo paham gak, hah?!" Yoongi memajukan langkahnya, "PAHAM GAK?!" Gertaknya sambil memukul ujung ranjang Lisa.

Adik kembarnya itu hanya bisa nangis terisak-isak dengan penghujung nafasnya. Sedangkan Jennie hanya diam di sebelah Lisa, menatap Yoongi lirih.

Lisa tau, Wendy hanya mencari Yoongi saat ia butuh. Entah butuh uang atau perhatian, yang jelas Lisa benci itu.

delapan, selesai.

PIZZA ft. YoonieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang