sembilan

325 66 6
                                    



Lisa menangis terus-terusan bahkan setelah Yoongi dan Wendy sudah menghilang dari pandangannya.

Yoongi kembali dirampas darinya —untuk kedua kalinya.

Jennie cuma bisa nenangin Lisa sebisa mungkin padahal yang sakit hati nggak cuma Lisa. Dia juga broken hearted banget ngeliat Yoongi bisa teriak begitu ke Lisa yang padahal jelas-jelas kalimat yang Lisa lontarin bukan ditunjukkan untuk dia.

krek.

"Abang mana?" Bunda Min masuk ke ruangan.

"Bundaaa!" Lisa teriak dalam tangisnya. Bunda langsung menghampiri Lisa dan memeluknya seerat mungkin.

Jennie beranjak dari duduknya dan pergi ke sofa.

"Abang mana, Lis?" Pertanyaan bunda tidak dijawab karena yang Lisa mampu saat ini hanya menangis sambil terisak-isak —berusaha mengkontrol nafasnya yang sangat terengah-engah.

Bunda memeluk Lisa sebelum akhirnya menoleh ke Jennie, "Yang jagain Lisa daritadi kamu, Jen? Yoongi mana ya, nak?" Tanya bunda pada Jennie yang sedang asik bermain handphone.

"Ah- iya, bunda. Daritadi yang jagain Lisa aku..." Jennie ragu-ragu menjawab Bunda Min.

"Abang pergi sama Wendy. Tadi adek udah bilang kalo dia berani pergi bakal adek bilangin ke bunda. Terus dia malah bilang kalo adek berani ngomong gitu lagi ntar adek ngga diakuin lagi sebagai adeknya." Dengan susah payah Lisa bicara sambil memegang dadanya —tipikal Lisa saat sakit hati.

Bunda menghela nafasnya, memegang kening karena pusing dengan kelakuan putra sematawayangnya itu. "Bener, Jen? Yoongi ngomong begitu?"

Jennie hanya bisa mengangguk ragu.

Bunda langsung mengambil handphonenya dan mendial nomor Yoongi.

"Abang? Abang dimana?"

"Sama siapa?"

"Sama Jimin, sama Jimin, dikira bunda bodoh bisa percaya sama kamu gitu aja? Hah? Malem ini kamu pulang cepet ke rumah. Bunda mau ngomong."

"Abang! Denger gak?!"

"Yaudah. Waalaikumsalam."

Bunda menaruh handphonenya ke dalam tas, "Jennie, makasih banyak ya... kamu pulang aja, istirahat. Biar bunda yang jagain Lisa dulu. Mungkin udah bisa pulang dia malem ini."

Yeoja itu beranjak dari sofa, "Iya, bunda, sama sama. Kalo bunda butuh aku, telfon aja ya." Mendengar itu bunda langsung memeluk Jennie, "Iya, nak. Salamin buat mama papa ya."

Yeoja blasteran itu mengangguk.

🍕🍕🍕

"Jennie pulang!" Ujar Jennie saat melangkah masuk ke rumah yang sepi itu.

Namjoon menghampirinya, "Akhirnya pulang juga. Enak tuh pdkt-an di rumah sakit ama doi, cailah, mandi sana, bau banget lo."

Jennie memukul lengan Namjoon, "Bacot banget sih lo." Dan ia tinggal Namjoon untuk pergi ke kamar.

Baru saja ia selesai mandi dan lain lain ketika Mama Kim masuk tanpa mengetuk pintu —seperti biasa— dan langsung duduk disebelah Jennie.

"Hari ini ada dinner di rumah Yoongi. Katanya sih perayaan Lisa pulang dari rumah sakit." Mama Kim mengelus surai anaknya, "Lisa keadaannya waktu kecelakaan parah nggak, dek?"

Jennie menyimpan handphonenya ke saku, "Enggak sih, Mah. Mobil yang Lisa pake cuma disenggol gitu terus Lisanya ilang kendali dan nabrak besinya bahu jalan. Dia cuma luka bagian tangan sama kakinya aja lebam-lebam."

Mama Kim menghela nafas lega, "Hhh, baguslah. Kamu siap-siap ya, mama lagi bikin kue buat keluarga Min. Kamu kabarin Yoongi aja." Dan mama Kim keluar dari kamar Jennie.

Yeoja itu memegang dahinya pusing. Baru aja tadi banyak insiden, sekarang sudah harus kumpul keluarga lagi. Dari dulu memang keluarga mereka selalu mengadakan dinner bersama jika ada special occasion. Jadi dengan keluarnya Lisa dari rumah sakit tentu akan dirayakan.

Jennie masuk ke walk in closetnya untuk memilih baju yang cocok dan bagus dilihat.

"Hmm, ini aja deh."

sembilan, selesai.

PIZZA ft. YoonieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang