duabelas

360 64 3
                                    



Hufft.
Begitu selesai sarapan pagi ini, namja tampan itu kembali menghempas tubuhnya keatas kasur. Memikirkan kata-kata kemarin malam yang Jennie barusan keluarkan dan balasan yang ia katakan kepadanya.

"Kok gue tolol, sih. Dimana-mana prioritas gue kalo udah nikah ya Jennie lah, bisa-bisanya ngomong begitu gue. Sok laku banget lo, Yoon."

Ia bicara pada dirinya sendiri, menatap langit-langit kamarnya. Mencari jawaban pada semesta.

"Daripada mikir sana sini, mending ke Lisa deh." Ia beranjak dari kasurnya dan berjalan ke kamar Lisa yang beda beberapa ruangan dari kamarnya.

"Iya, emang gak ada otaknya. Udahlah, cari cowok lain aja, bego. Ngapain sih yang begituan lo harepin."

"Susah, lo yang bakal sakit sendiri."

Kata-kata yang Lisa keluarkan di telepon berhasil mengurungkan ketukan Yoongi.

Jennie, ya?
Begitu batinnya.

Dengan rasa bodoamat, ia masuk tanpa mengetuk. Hal itu berhasil membuat Lisa kaget setengah mati dan langsung menutup telfonnya.

"Kaget, najis." Umpat yeoja itu.

Yoongi tiduran disebelahnya, "Hehehe, maafin abang tadi siang, ya? Janji abang gak bakal ngomong gitu lagi."

"Abis mulut lo minta gue ulek banget sih kemarin."

"Gak pantes cewek ngomongnya begitu."

Lisa cuma melirik abang sematawayangnya itu, "Hmm." Balasnya masih kesal.

"Gue nangis ampe sesek momati kemarin, anjing." Lanjutnya.

Yoongi tersenyum jahil, "Lebay, tolol." balasnya.

"Tadi telfonan sama siapa? Sok banget lo nasehatin anak orang."

Lisa melirik Yoongi, "Dih, kepo. Yaiyalah anak orang harus dinasehatin, apalagi udah jelas dia suka ama orang yang salah, masih dilanjutin lagi." Yeoja itu menjeda, "Yah, namanya juga hati sih, siapa yang bisa ngatur."

Rasanya Yoongi disindir.

"Oh, gitu. Kayak nasehat lo bakal ngaruh aja." Ledeknya lagi, memegang pelan salah satu luka di tangan Lisa.

"ANJRIT! Abang! Sakit, monyet." Lisa mengumpat, memukul Yoongi dengan tangan satunya yang sudah lebih mendingan. "Lo gue hajar beneran abis gue sembuh."

Yoongi hanya tertawa.

"Tapi bang, gini gini. Menurut lo kalo ada cewe yang suka sama cowo tapi cowo yang dia sukain juga udah nyukain orang lain, itu gimana? Percuma nggak sih."

"Kayak ngasih hati tapi si cowoknya minta jantung."

"Gue sih males banget nyukain cowok kayak gitu. Kalo gue suka ama orang yang udah nyukain orang lain, dimana-mana mundur itu satu-satunya jawaban, kan?"

Yoongi menghela nafasnya berat, "Hhh, ya belum tentu sih dek. Mau lo nasehatin ampe mulut lo berbusa, yang namanya perasaan kan gak bisa di ubah secepet itu. Mungkin lo gampang ngomong, gampang nasehatin, tapi belum tentu itu ngegerakin hati dia."

"Kadang berjuang itu emang lebih asik."

"Ih tapi gini, bang. Padahal si cewek juga tau kalo cowok ini gak bakal nyukain dia balik, gitu. Sia-sia kan?" Lisa menggaruk kepalanya bingung.

Yoongi tersenyum masam, "Yaa iya sih. Bertepuk sebelah tangan emang nggak enak, tapi kadang orang harus ngerasain sakit yang istilahnya luar biasa bangetlah, baru bisa kapok."

Lisa melirik abangnya,
"Kalo lo jadi Jennie, apa yang bakal lo lakuin?"

"Hah?"

krek.
"Hai anak-anak bunda, udah akur nih yee." Bunda masuk kamar Lisa sambil bawa nampan berisi banyak buah dan kue-kue.

"Kue mama Jennie?!" Lisa antusias.

Bunda ngangguk, "Iyaa dong. Tadinya Jennie mau sekalian mampir kesini dan nemenin adek, tapi dia ada urusan diluar jadi cuma bisa nganter sampe depan doang."

"Jennienya udah pulang, bun?" Yoongi bangun dari tidurnya dan duduk.

Bunda kembali ngangguk dan senyum jahil, "Udah. Kamu kalo kangen ketemu besok aja. Sekolah kan?"

Yoongi kembali tiduran disebelah Lisa, "Iya, tapi bentar doang paling, kan udah mau ujian akhir."

"Oiya, pulang siang dong, bang?" Tanya Lisa dengan mulut yang dipenuhi brownies.

"Hooh."

Bunda yang tadinya duduk di sisi kasur lisa akhirnya berdiri, "Dah, ya. Bunda mau lanjut ngurus wedding dulu. Akur-akur ya kalian."

"Weddingnya abang?" Tanya Lisa.

Bunda senyum, "Iyalah, ngapain bunda urusin orang lain. Udah, bunda pergi dulu." pamitnya sambil melambaikan tangan.

"Ciee mau nikah." Lisa menunjuk wajah Yoongi dengan mulut penuh makanan.

Yoongi memukul pelan dahi Lisa, "Nanti kalo abang punya anak, adek yang urusin ya. Biarin aja abang jalan jauh-jauh seru-seru sama Jennie, adek ngurus bayi."

"Dih biarin, adek mah demen ngurus anak kecil."

"Eh apa tadi pertanyaan lo?"

Lisa mengerutkan kening, "Emang tadi gue nanya sesuatu ya sama lo?"

Yoongi natap Lisa bete, "Males ah." Dan dia beranjak dari kasur adiknya. "Ih, abang! Temenin dong!" Ucapan Lisa tidak digubris.

duabelas, selesai.

PIZZA ft. YoonieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang