tujuh

344 67 2
                                    



Jennie menoleh ke Yoongi dan..

cup.

Yoongi mendaratkan ciuman halus di bibir Jennie.🌚Membuat yang dicium kaget dan membuat hatinya nggak karuan. Ia ingin teriak sekencang mungkin.

"Lo- lo gila ya?!" Jennie bangun dari tidurnya dan duduk, melotot ke arah Yoongi yang cuma bisa senyam senyum nggak jelas.

Yoongi mengacak rambut Jennie, "Iya, emang gila." Ia memberi jeda, "Eh, jawab. Tulus nggak lo, hah?"

Jennie menyipitkan matanya kesal, "Apasih, orang gue aja nggak suka sama lo. Gak usah pede."

Yoongi menarik Jennie ke pelukannya, "Ssst. Udah, gak usah boong, gue tau kok lo tulus. Lo banyak sinisnya sih sama gue ampe nggak nyadar kan lo naksir sendiri.

Sekarang Yoongi udah pake hoodie begini, ganti dari baju sebelumnya karena kurang nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang Yoongi udah pake hoodie begini, ganti dari baju sebelumnya karena kurang nyaman.

Jennie melepas pelukan Yoongi, namun namja tampan itu lagi-lagi menariknya. Kekuatan Jennie tentu kalah oleh Yoongi. Jadi ia cuma bisa pasrah.

"Y-Yoon!" Jennie berusaha buat ngelepas pelukannya, tapi semua itu percuma.

🍕🍕🍕

"Selamat pagi.." Perawat itu tersenyum pada Lisa sambil ngasih makanan untuk sarapan beserta obat.

"Pagi sus," Lisa membalasnya dengan senyum juga.

Yoongi pukpuk kepala Lisa, "Cepet sembuh ya, jelek. Gue juga pengen sekolah, gak lo doang." Adik kembar manisnya itu cuma bisa ngangguk sambil senyum dengan giginya kelincinya.

"Yoon, bunda." Yeoja blasteran itu mengangkat handphone Yoongi dari sofa, menunjukkan bahwa bunda sedang menelfonnya.

Si tampan berjalan cepat ke arah Jennie.

"Ya, bun?"

"Masih dirumah sakit, sama Jennie doang."

"Adek baru sarapan, kenapa nelfon bun?"

"Bunda nggak mau kesini?"

"Bun, abang laper, anter makanan pake gojek bun."

"Enggak mauu, maunya makanan bundaa,"

"Bun, ish! Gak mauu."

"Dih, kalo disini ada dapur mah daritadi juga abang suruh Jennie masakin."

"Bun-"

"Aish, dimatiin." Yoongi memasukkan handphonennya ke saku hoodie. Menatap geram Jennie dan Lisa yang sedang asik menertawakannya.

Jennie menghampiri Yoongi dan mencubit pipitnya keras. Bukan karena gemas, tapi biar sakit. "Mampus. Kalo ada dapur disini gak bakalan gue masakin juga, dasar. Paling elo yang gue rebus!"

Yoongi menyipitkan matanya yang sudah sipit dan mengejar Jennie, mengangkat tubuh ramping yeoja cantik itu dengan cara melingkarkan kedua tangannya di pinggang Jennie.

"Hiyaaa!" Seru Yoongi antusias saat menghuyungkan tubuh Jennie di udara.

"YOONGI!" Teriak Jennie melengking. Yang menonton pemandangan itu —Lisa, hanya bisa tertawa terbahak-bahak tidak percaya keduanya bisa bertengkar iseng seperti ini.

"TURUNIN!" Jennie memukul-mukul tangan Yoongi yang langsung menurunkan tubuh mungilnya.

Disaat senang-senang seperti itu, handphone di kantung Yoongi kembali bergetar hebat.

Namja tampan itu melihat ke layar dan langsung mengangkat telfonnya.

"Halo, Wen?"

"Hey. Iya, kenapa?"

"Lo kok nangis?!" Yoongi berjalan cepat ke sofa sambil meremas rambutnya dengan tangan kanan.

"Lo kenapa?"

"W-wen! Lo kenapa?! Jelasin dulu kenapa nangis?!"

"Ceri-GUA KESANA!"

Yoongi menaruh kembali handphonenya di kantung dan mengambil coat yang ia double diluar hoodienya. "Gue ke Wendy dulu." Pamitnya kepada dua yeoja yang sama-sama memberi tatapan malas.

"Ngapain sih? Adek lo lagi sakit, bang." Ucap Lisa, melihat ke Yoongi yang sedang ribet pakai sepatu.

Yoongi tidak menoleh sedikit pun, "Kan ada Jennie."

"Adek. Lo. Lagi. Sakit. Abang!" Lisa mulai emosi, dia tidak suka sekali kalau Yoongi masih selalu memprioritaskan Wendy.

Yoongi akhirnya mengadahkan kepala, "Wendy butuh abang, Dek. Dia gak punya siapa-siapa, adek kan disini ada Jennie."

Yoongi baru saja menceklek pintu, "Lo keluar dari pintu itu, lo samperin Wendy, gue lapor bunda!" Teriak Lisa kini lirih karena air mata.

Itu tidak menghentikan Yoongi untuk melangkah keluar.

"Jinj- ABANG!" Lisa teriak dengan mata tertutup, air matanya menyeruak keluar.

Jennie berdiri dan memeluk Lisa, "Sssh, ssh, udah, udah. Mungkin emang Wendy lagi kenapa kenapa juga, Lis."

"Adek dia dirawat, Jen! Adeknya sendiri! DI. RA. WAT!" Lisa menekankan kalimatnya.

Jennie adalah tipe orang yang tidak bisa sekali melihat orang lain menangis. Jadi melihat Lisa sedih seperti ini —apalagi terpancar sekali sakit hatinya Lisa ditinggal oleh Abangnya sendiri untuk Wendy, membuat hatinya juga teriris-iris.

tujuh, selesai.

PIZZA ft. YoonieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang