limabelas

513 69 17
                                    



"Tiati Yoon! Gausah ngebut-ngebut ya!" Jennie melambaikan tangannya kepada namja itu. Begitu selesai melempar senyum satu sama lain, jelas sekali Yoongi langsung mengarahkan handphone itu ke telinganya dan ngebut secepat kilat.

"Sok sok gak mau ngangkat, sok sok bisa ganti prioritas. Gue gak ada langsung kesana, ahahah." Jennie ketawa dengan kesal dan langsung memijakkan kakinya ke dalam rumah.

"Gimana datenya? Lancar?" Pertanyaan Namjoon membuat Jennie semakin kesal, ia segera duduk disebelah abangnya itu.

"Dih diem aja. Wendy nelfon ya?"

"Lo diem atau gue tinju."

Namjoon ketawa ngakak, "Anjrit, santai aja dong, buset. Orang kan gua abang yang baik nih nanya datenya lancar nggak, gua kan gamau adek gua kenapa-kenapa."

Jennie menatapnya kesal, "Lancar." Dan ia langsung beranjak naik ke lantai atas.

Begitu sampai dikamarnya, yeoja itu membulatkan kembali matanya dan menutup mulut, "Yaampun tadi gue ngapain di bianglala?! Gue ngapain?!"

Keinget lagi kejadiannya.

"Sumpah, goblok banget. Cewek mana di dunia ini yang nyosor duluan?!?!" Ia lompat ke tempat tidur dan mengubur wajahnya diantara bantal-bantal besar.

"Naksir juga kan lo sama dia, dek?" Namjoon ada lagi di ambang pintu. Ngebuat Jennie spontan nengok karena kaget.

"Buahahahahah! Muka lo merah banget kayak kepiting." Abangnya itu masuk ke kamar dan langsung ikut tiduran disebelah Jennie.

"Jadi gimana? Naksir nggak? Kan jawaban itu yang lo cari malem ini kan?"

Jennie mengidikkan bahu, "Haih, heran gue juga." Ia memberi jeda, "Tapi gue kesel! Wendy mulu prioritasnya dasar iiihhh!" Jennie memukul-mukuli bantalnya.

Namjoon tertawa lagi, "Cieee demen ama Yoongi~ Akhirnya ngaku juga lo, nyet."

Jennie menyipitkan matanya kesal, "Aish! Tadi gue ngapain sih main nyipok ajaaa?!?!?!" Ia memukul-mukul lengan Namjoon karena merasa malu sendiri.

Sedangkan yang dipukul-pukul bukannya kesakitan malah membulatkan matanya sempurna, "Lo cium dia, dek?! Anjrit, gila, emang debes lo." Ia bertepuk tangan.

"Guee maluuu!!" Jennie mengubur wajahnya diantara tumpukan bantal-bantal itu lagi.

Namjoon menepuk dahi Jennie, "Tapi tadi ditengah date dia ke Wendy nggak? Kok lo kesel gitu tadi pas di depan pintu?"

"Lo mah ngerusak suasana deh, bang." Jennie menyingkirkan bantal-bantal yang sebelumnya menutupi muka cantiknya, "Enggak, tadi Wendy nelfon berkali-kali sampe gue suruh angkat juga dia gak mau."

"Cuma abis nurunin dan dadah dadah sama gue dia langsung ngangkat telfon itu dan ngebut kemana tau."

Namjoon menarik senyum tipis, "Baguslah kalo dia udah sedikit bisa ngerti mana yang harus diprioritasin lebih dulu. Meski ujungnya dia tetap ke Wendy, tapi sejauh ini baru lo cewek yang bener-bener nggak dia tinggalin sampe datenya selesai."

Jennie menoleh dengan tersenyum, "Hihi, baguslah."

Namjoon menepuk-nepuk puncak kepala adik sematawayangnya itu, "Semoga lancar-lancar yaa lo berdua." Dan Jennie mengangguk senang.

🍕🍕🍕

"Wendy dimana?"

"Iya, maaf tadi gue ada urusan penting."

"Lo dimana, Wen?"

"Gue otw kesana sebentar."


limabelas, selesai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PIZZA ft. YoonieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang