10| Painful Fact

631 42 6
                                    

Hallooo!!

Gimana kabarnya? Masih betah di karantinaa? Wkwkwkwk

Untuk hibur kegabutan kalian, author update lagii!!

HAPPY READING!!!!

__________


Superior Inc, Manhattan-New York
1.30 AM

Theo menghentikan laju supercarnya setelah sampai di bangunan apartement milik Mawar yang masih pingsan di kursi mobilnya. Entah wanita itu pingsan atau tidur.

Theo menatap sekejap wajah memerah Mawar. Dirinya menggeram, sudah berapa banyak alkohol yang wanita itu teguk? Walaupun bukan pertama kalinya Mawar meneguk minuman keras itu, setidaknya wanita itu masih lemah berhadapan dengan alkohol.

Theo keluar dari dalam supercarnya kemudian segera memapah tubuh Mawar dengan begitu mudah. Tubuh wanita itu seringan bulu menurutnya. Resepsionis yang masih berjaga menatap horor kearahnya membuat Theo bergidik ngeri. Walaupun ekspresi wajahnya tidak menunjukkan hal itu.

"Bisa saya bantu, Tuan?" Tanya resepsionis itu yang hendak mencuri perhatian dirinya.

"Tidak," balasnya dingin yang langsung diangguki oleh dirinya.

Theo sangat mengetahui bahwa pesonanya begitu mempengaruhi wanita disekitarnya. Tak jarang banyak sekali rekan bisnisnya yang berusaha menjodohkannya bersama puteri mereka. Tentu saja hal itu ditolak mentah-mentah oleh Theo. Hatinya tetap dimiliki oleh wanita yang kini tengah mengerang kesakitan di dekapannya.

Saat Theo memasukki lift, matanya tertuju pada leher Mawar yang memerah bekas cengkraman. Lagi-lagi ia meruntuk pria bajingan itu dalam hatinya. Sepertinya pria itu memang mencari mati dengannya.

Mawar menggeliat dalan dekapan Theo. Kemudian kedua matanya perlahan terbuka dan masih tidak menyadari siapa yang memapahnya saat ini.

Hal itu tidak luput dari pengelihatan Theo. Ia mendengus melihat reaksi polos wanitanya. Padahal saat 9 tahun yang lalu Mawar merupakan wanta pemberontak, berani, galak, dan ditakuti oleh para perempuan di sekolahnya. Entahlah, pada saat itu Mawar sering menjadi sorotan di sekolahnya. Sampai akhirnya Mawar mengajaknya untuk berpacaran yang menghebohkan sekolahnya pada saat itu.

Rindu. Satu kata yang hanya diketahui oleh Theo.

Theo kembali dari lamunannya saat Mawar meneriaki namanya. Wajah Mawar terlihat kesal karena keberadaannya. Sedangkan Theo hanya menatap wanita itu datar tanpa emosi.

"Kenapa kau-"

"Diam." Potong Theo dengan cepat. Theo kembali pada sifatnya yang selalu ia perlihatkan di depan orang-orang; kejam, ketus, datar, dingin, dan arogan.

"Lepaskan aku!" Sentak Mawar dengan kasar sembari mengguncang tubuhnya sendiri membuat Theo harus menahan berat wanita itu.

"Diam atau kujatuhkan dirimu!" Balas Theo dingin.

Seakan tidak peduli dengan ancaman itu, Mawar mengalungkan kedua tangannya di leher Theo dan langsung menggigit leher Theo dengan keras yang refleks membuat Theo menjatuhkan tubuh Mawar tak kalah keras.

"Aww!"

"Kau! Apakah kau tidak bisa lembut pada wanita?!" Bentak Mawar dengan kencang pada pria yang berada di atasnya.

The Bad Boy STUCK With A Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang