12| Stuck With a Devil

620 42 9
                                    


Terima kasih sebelumnya yang terus mendukung cerita ini🥰

Terima kasih banyak banyak buat kaliaann love uuu:))

Song: Alec Benjamin - Demon

HAPPY READING!!!

___________



“Sial, gagal lagi.” Gerutunya saat melihat salah satu temannya yang mati sia-sia di tempat.

“Apakah kau akan terus menyerangnya?” Tanya seorang wanita berpakaian minim dan bersurai pirang.

“Ya, ia sangat angkuh. Aku tidak menyukainya.” Balas pria itu yang mengepalkan tangan kanannya yang bertumpu di atas meja.

Wanita itu mengelus bahu tegap prianya, “Ia begitu berkuasa jika kau lupa.”

“Karena kekuasaannya itu aku tidak menyukainya.” Sahut pria itu dengan geraman rendah. “Meremehkan perusahaanku seolah-olah ia tidak mengetahui perjuanganku untuk membangun perusahaan itu,” lanjutnya.

Wanita itu mengangguk setuju. “Lalu apa tujuanmu untuk menghancurkan wanita itu?” Tanyanya.

Pria itu menatap wanita di sampingnya dengan alis yang mengkerut.

“Bukankah kau yang meminta?” Ucapnya yang disambut oleh kekehan wanita itu.

“Ya, memang. Hanya saja aku masih penasaran mengapa kau menyetujuinya.”

“Walaupun aku menyukai tubuhnya, tapi aku lebih menyukai tubuh sintalmu. Ingat itu!” Sahut pria itu yang membuat wanita disampingnya tersenyum kecut.

“Hanya tubuhku, hm?”

“Ya.”

“Jika aku meminta lebih?” Tanya wanita itu sembari menggigit bibir bawahnya secara sensual.

Pria itu langsung mendorong pinggang ramping wanita dihadapannya dengan cepat. Setelah itu dirinya menyambar bibir tebal juga merah milik wanita itu. Bermain dan saling melilitkan lidah di dalamnya, membuat wanita itu mengerang nikmat hanya dalam ciuman.

Ia memang wanita penggoda entah saat mereka berciuman atau saat melangsungkan permainan inti. Yang terpenting pria itu selalu merasa puas dengan wanita itu.

Ia menyeringai setelah melepaskan pagutan keduanya. “Jangan berharap lebih. Kau tahu aku tidak ingin berkomitmen, kan?”

Wanita itu terengah masih menghirup oksigen yang sebelumnya telah menghilang sekejap akibat berciuman dengan pria idamannya. Dirinya tidak bisa berpikir jernih lagi. Yang terpenting, pria idaman dihadapannya sudah menjadi miliknya. Walaupun sangat sulit untuk menjangkau hatinya.

Wanita itu kemudian duduk di pangkuan pria di depannya. Ia mengelus rahang pria itu yang sedikit ditumbuhi oleh janggut yang tidak terlalu panjang. Ia mencium pria itu seduktif yang langsung dibalas oleh pria itu. Ia tersenyum dalam ciuman keduanya, pria idamannya masih menginginkan dirinya.

Ya, seharusnya ia merasa tenang sekarang karena tidak berurusan lagi dengan wanita yang akan mendekati prianya.

“Sial, kau sangat nikmat.” Decak pria itu sembari mulai menurunkan kecupannya ke arah leher jenjang milik wanita itu dan menghisapnya sampai berbekas.

Pria itu bangkit dari duduknya sembari mengangkat wanita dalam pangkuannya. “Kita lanjutkan,” ucap pria itu dengan suara parau yang langsung membuat wanita dalam gendongannya tersenyum bahagia.

___________


Frisson Espresso, St. 9th Avenue & 8th Avenue in Hell's Kitchen, Manhattan-New York.
7.42 PM

Mawar menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal sembari berjalan menuju sebuah café bersama Aletta, tentu saja. Aletta yang sedari tadi hanya menatap Mawar yang bertingkah seperti itu berhasil terpancing amarah.

“Kamu ngapain, sih? Malu dilihat banyak orang.” Protes Aletta setelah menyimpan ponselnya ke dalam tas.

“Nanti aku ceritakan. Ugh! Sebal.” Balas Mawar bersama gerutuannya yang telah beribu kali ia ucapkan.
Mawar mengambil tempat duduk di dekat jendela tanpa sekat yang langsung memperlihatkan jalanan kota Manhattan yang sangat ramai. Ini sudah malam tetapi bukan menjadi titik acuan jika kota besar ini sepi dari kendaraan yang berlalu-lalang.

“Ceritakan padaku!” Ucap Aletta yang sedikit memaksa wanita itu.
Setelah memesan espresso untuk dirinya juga Aletta, Mawar kembali menatap Aletta yang sangat penasaran setengah mati itu dengan tatapan malasnya.

Kenapa aku kesal kepada Adam, Theo, dan Aletta sekarang?! Pikirnya frustasi.

Mawar menggeretakkan giginya, perasaan kesal juga gemas menghampirinya. “Pria gila itu memang benar-benar—”

“Kenapa?” Tanya Aletta yang mencondongkan tubuhnya penasaran.

“Astaga, aku nggak tahu harus ngomong apa lagi.” Balas Mawar pada akhirnya yang membuat Aletta memutar bola matanya dengan malas.

“Serius! Jangan bikin aku ingin mencekikmu disini!” Ancam Aletta yang terpancing amarah akibat sahabatnya.

“Baiklah, sabar.”

Adam mempersilakan Mawar memasukki ruangan yang akan ditempati oleh wanita itu. Di belakang keduanya ada seorang pria yang juga sekertaris baru di perusahaan ini untuk menggantikan Chintya. Mawar mendesah lega, setidaknya ia tidak perlu satu ruangan bersama pria arogan dan sombong itu. Bisa-bisa amarahnya selalu muncul setiap hari.

“Mr. Grueddy tahu Anda tidak ingin satu ruangan dengannya.” Celetuk Adam yang sangat tepat pada sasarannya.

Mawar mengerutkan dahinya, pria itu pasti terus merecoki kehidupannya. “Bagaimana bisa—”

“Hanya insting. Melihat kalian terus bertengkar.” Potong Adam dengan cepat seolah ia tidak ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

“Adam, kau tahu bukan aku tidak terlalu menguasai ilmu menjadi seorang sekertaris dadakan?” Tanya Mawar sembari meringis saat menyadari pertanyaannya yang tidak jelas.

“Dennis akan membantumu.” Balas Adam.

The Bad Boy STUCK With A Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang