The sequel of Still Holding Her
•• I cannot eliminate you from my mind. Oh, so embarrassing!••
DON'T COPY MY STORY!!
THEO MARQUELZA GRUEDDY. Pria dengan sejuta kekayaannya sebagai ahli waris putera sulung dari keluarga Grueddy.
Pria...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Astaga! Astaga! Astaga!
Mawar hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat betapa ramainya cafè yang ia kunjungi bersama Theo malam ini. Gila! Theo memang gila. Jika ia bisa menampung makanan dari Mcdonalds di perutnya, menapa ia harus menuju tempat ini yang lumayan jauh dari kota Manhattan?
Lagi, ia pun sangat tidak nyaman saat seluruh pusat perhatian tertuju padanya. No, bukan dirinya, melainkan pria yang berada disampingnya. Mawar melepaskan rangkulan tangannya di lengan atas Theo ketika rasa gugup mendominasi dirinya.
“Oh My God! Bukankah itu Theo Grueddy?” Ucap seorang gadis remaja bersurai pirang di depan keduanya.
“Siapa wanita itu? Sangat tidak cocok bersanding dengan pria tampan dan kaya raya itu.” Komentar wanita lainnya yang besurai ikal.
“Kudengar, wanita itu adalah sekertaris pribadi Mr. Grueddy.” Balas wanita yang berada tepat di samping wanita bersurai ikal.
“What? Sekertaris pribadi? I can’t believe!”
“Kenapa tidak aku saja yang menjadi sekertarisnya?!”
“Oh, ayolah! Mengetahui kau hidup pun sepertinya tidak dipedulikan oleh pria tampan itu.”
Dan lain sebagainya yang terdengar oleh telinga Mawar atas cercaan terhadap dirinya juga Bossnya.
“Jangan hiraukan mereka,” Ucap Theo saat keduanya hendak melangkahkan kakinya menuju meja yang akan mereka tempati. Tentu saja, Theo akan diistimewakan saat dirinya disini. Contohnya, ia langsung menghubungi pihak cafè ini jika dirinya akan dinner disana dan mereka langsung menyiapkan tempatnya.
“Kau gila, Boss.” Gumam Mawar sembari berdecak ketika keduanya telah duduk di kursi. Terlihat sangat jelas gedung-gedung pencakar langit juga kendaraan yang berlalu-lalang dari atas STK Downtown rooftop ini.
“Siapa? Aku?” Ulang Theo.
“Tentu saja! Ini cafè termahal. Cafè ini menarget $200 per satu orang!” Geram Mawar yang dibalas dengan seringaian menjengkelkan oleh Theo yang berada di depannya.
