13| Intoxicating Kiss

679 45 8
                                    

The Bad Boy STUCK With a Girl updateee everybodyyy!!!!

HAPPY READING!!!!

___________



“Jadi, hari ini aku harus melakukan apa?” Tanya Mawar saat dirinya tengah diberi arahan oleh Dennis.

“Kau harus menyampaikan jadwal kegiatan hari ini kepada Mr. Grueddy. Lakukan itu setiap hari. Ah, ya.... Mungkin saja ia akan men-cancel ataupun mengubah jadwalnya dan kau harus mengeditnya lagi.” Jelas Dennis panjang lebar yang dianggukkan oleh Mawar.

“Apakah ia dengan seenaknya mengubah jadwal itu?” Tanya Mawar yang membuat Dennis tertawa.

“Astaga….” Dennis tidak dapat menghentikan tawanya membuat Mawar mengusap tengkuknya. Apakah ia melontarkan pertanyaan bodoh?

“Mr. Grueddy adalah CEO disini. Ia berhak melakukan apapun sesuai keinginannya.” Lanjut Dennis setelah menarik napasnya dalam.

Memangnya dia Tuhan? Gerutu Mawar dalam hatinya.

“Baiklah. Aku harus menyampaikan ini, bukan?” Tanya Mawar sembari memperlihatkan jadwal yang telah ia rekap itu.

“Ya, jangan lupa untuk meminta tanda tangannya di file tersebut.” Sahut Dennis sambil mengambil salah satu file yang perlu ditanda tangan.

“Okay, terima kasih.”

Dennis mengangguk, kemudian dirinya kembali memasukki ruangannya.
Mawar diharuskan kembali menghadapi singa yang kini menjelma sebagai Bossnya. Setelah kejadian yang memalukan saat pagi tadi, Mawar belum angkat bicara dengan pria itu sampai siang ini. Dirinya terlalu gengsi, lagipula apa topik yang akan dibicarakan dengan pria itu.

Mawar mengetuk pintu kaca yang setengah buram tersebut sampai suara bariton menyuruhnya untuk masuk ke dalam.

“Ada apa?” Tanya Theo yang masih membaca file-file penting di hadapannya.

“Jadwal Anda untuk siang ini dan file yang harus ditandatangani.” Ucap Mawar dengan formal, mengedepankan etika dan sopan santun.

Theo mengalihkan tatapannya dari file tersebut. Wow, Mawar ternyata lebih berwibawa dan terkesan sexy saat berbicara seperti itu terhadapnya.

Theo berdeham, “Letakkan file itu dan kemarikan jadwalnya.” Perintahnya lagi yang dianggukki oleh Mawar.

Theo menahan kedutan di kedua sudut bibirnya. Ah, ini adalah cobaan terbesar untuknya. Mengingat bahwa perjuangannya membuahkan hasil sedikit demi sedikit, membuat dirinya yakin ia bisa mendapatkan Mawar lagi.

“Aku tidak akan menghadiri acara itu.” Sahut Theo setelah membaca jadwalnya.

Mawar mendengus kecil, apakah ia harus mengubahnya lagi? Ah, pria ini memang selalu membuat bawahannya menderita. Sedangkan ia sendiri hanya menikmati waktu senggangnya. Tidak adil.

“Tetapi, Anda sudah tiga kali menolak acara itu.” Tukas Mawar saat dirinya mengingat penelepon yang menyuruhnya untuk membujuk Theo agar pria itu memenuhi undangan tersebut.

“Lalu kenapa? Apakah mereka menghubungimu?” Tanya Theo tepat sasaran yang dianggukkan oleh Mawar.

Theo mendesah, dirinya tidak ingin—sangat tidak ingin menghadiri acara yang pasti akan membuatnya pusing hanya karena pria yang telah mengundangnya terus menjodohkannya dengan sang puteri. Terakhir kali ia menghadiri acara itu saat tiga tahun yang lalu. Dan setelah itu, ia tidak mau lagi.

“Aku akan ikut namun….”

“Namun?”

“Kau harus ikut.” Telak Theo yang dibalas dengan gelengan kepala oleh Mawar.

Theo diam-diam tersenyum geli, “Kenapa?”

“Tidak, aku tidak akan ikut! Kau saja.” Ucap Mawar yang kemudian berbalik hendak keluar dari ruangan ini.

Hey, kau lupa jika aku atasanmu?” Tanya Theo sembari berjalan menghampiri Mawar yang diam membelakanginya.

“Kau berhak membantahku, Ms. Widianto?” Tanyanya lagi yang kemudian menyandarkan bokongnya di tepian meja kerjanya.

Mawar membalikkan tubuhnya, tangannya mengepal erat. “Kau mengancamku?” Tanyanya kesal.

Theo menaikkan salah satu alisnya, “Aku hanya mengingatkanmu.”
Mawar memutar bola matanya dengan malas.

“Jaga sikapmu, Nona. Kau harus tahu tempat.” Ucap Theo dengan datar, berbeda saat dua detik yang lalu membuat Mawar terdiam.

Apakah pria itu memiliki kelainan jiwa?

Mengapa sangat mudah dalam mengendalikan emosinya?

Astaga….. Dia manusia, kan?

Ah, sudahlah.

“Saya permisi.” Pamit Mawar sembari menunduk patuh pada Theo yang membuat Theo tersenyum puas.

Dasar licik! Aku tidak boleh lemah dihadapannya. Batin Mawar sembari melangkah keluar dari kadang singa itu.

Mawar membuka pintu kaca tersebut bersamaan dengan seorang wanita anggun yang mengulurkan tangannya untuk membuka pintu tersebut juga.
Mawar tertegun sembari tersenyum kaku, sedangkan wanita dihadapannya terdiam melihat dirinya di dalam ruangan Bossnya.

Apakah wanita ini kekasihnya? Batin Mawar seraya menelusuri lekuk tubuh wanita dihadapannya.

Mengapa media tidak pernah mendapatkan berita ini? Batin Mawar lagi.

“Maaf, jangan salah paham. Saya hanya sekertarisnya.” Ucap Mawar dengan cepat saat melihat raut wajah wanita itu dihadapannya. Seperti terkejut melihatnya.

“Sekertaris?” Ulangnya.

“Ya, sekertaris Mr. Grueddy yang baru.” Balas Mawar dengan sopan.

“Saya pergi dulu, permisi.” Pamit Mawar sembari keluar dari situasi tersebut. Dirinya bingung dan takut jika wanita itu akan berprasangka bahwa dirinya telah melakukan affair dengan Theo. Ah, benarkah seperti itu?

“Theo, apakah—”

“Benar, itu dia.” Potong Theo cepat setelah Alea menemukannya di ruangan kebesarannya ini.

“Astaga! Ia sangat berbeda. Untung saja aku tidak kehilangan kendali.” Gumam Alea sembari menjatuhkan bokongnya di sofa empuk itu.

Yeah, hebat.” Puji Theo. “Ada urusan apa kau kemari?” Tanyanya.

Lea tersenyum, “Hanya ingin bertanya apakah kau ikut ke acara itu.”
Theo mengangguk.

Lea membulatkan matanya, terkejut dengan jawaban sepupunya. “Oh My God, tidak biasanya kau menghadiri itu.”

“Mawar memaksaku.” Balas Theo yang duduk berhadapan bersama Alea.

Alea memincingkan matanya curiga, “Memaksamu atau dirimu yang memaksanya?”

“Jangan mengintimidasiku!” Ancam Theo dengan suaranya yang rendah membuat Alea tertawa.

Alea memang tidak terpengaruhi oleh suara geraman, makian, umpatan, ataupun ancaman yang dilontarkan oleh Theo. Karena ia tahu bahwa Theo tidak akan pernah menyakitinya. Pria itu selalu melindunginya, walaupun usia Theo dibawahnya.

Well, sepertinya wanitamu salah paham kepadaku.”

“Kenapa?” Tanya Theo yang memang tidak memperhatikan interaksi Mawar dengan Alea.

“Ia mengira aku adalah pasanganmu. Astaga, menggelikan.” Kekeh Alea yang menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa.

Theo menyeringai, “Wanita dan segala pemikirannya. Aku up,” ucap Theo yang berhasil membuat Alea jengkel.

“Jika ia kembali menjauhimu, akan kutertawakan dirimu.” Ancam Alea yang membuat Theo terdiam.

“Never.”

The Bad Boy STUCK With A Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang