5. [BMB] Pesona Kampus

42 27 9
                                    

Empat hari melelahkan  berhasil dilewati Raihan dan teman-teman seangkatannya. Masa ta'aruf mahasantri (Mastama) istilah pengganti Ospek yang mereka ikuti cukup menguras emosi. Cara penyambutan bagi mahasiswa baru yang diadakan kampus setiap awal tahun itu selalu ditutup dengan muhassabah yang mengundang isak tangis mahasiswa.

"Akhirnya nggak ada teka teki konyol lagi," ucap Kiki saat lima sekawan itu sudah beristirahat dalam kamar.

Semua orang mengiyakan. Bagaimana tidak konyol kalau teka tekinya seperti ini, 'Seribu biji telur sapi!' Apa ada sapi yang bertelur?

"Iya. Tapi jarang bisa lihat Kakak ganteng lagi," lirih Alfa.

"Masya Allah, hidungnya itu lho mancung. Bisa buat memperbaiki keturunan kalau jodoh," timpal Lia.

"Kulit putih, tinggi, aktif organisasi, uwu banget nggak tuh," puji Kiki dengan mata yang berbinar-binar.

"Fix haluu..." pikir Raihan.

"Ehhh.. aku dapat akun instagramnya lho. Namanya @adimas_wjy."

"Beneran?" tanya Kiki dan Alfa antusias.

Dasar ciwi-ciwi. Dumel Raihan dalam hati melihat kelakuan temannya itu. Abel hanya ikut menggeleng kepala.

"Stalking aja kalau mau tau." Lia ini sepertinya pas kalau direkrut jadi anggota BIN. Agar keponya tidak terlalu un-faedah seperti sekarang. Dan bermanfaat bagi Negara.

Jadi ketika mastama itu berlangsung tentu ada ketua panitia acara kan? Nah ketua panitia itulah yang sedang jadi topik pembicaraan tiga teman Raihan kali ini, karena memiliki kesempurnaan fisik di atas rata-rata.

Yang hanyut dalam pesona ketua panitia acara tersebut bukan hanya Kiki, Alfa dan Lia, tetapi rata-rata mahasiswi yang ikut mastama kemarin juga memberi pujian. Kecuali mereka yang sudah punya target cowo untuk digebet dan mereka yang sadar memikirkan sesuatu tidak halal adalah kesalahan.

Ketiga wanita itu masih asyik dengan obrolan hangatnya. Namun Raihan dan Abel tidak mau ikut-ikutan. Bukan tidak mengakui ketampanan Kakak tingkat mereka karena hal tersebut terlalu naif. Abel sendiri memang menjaga diri dari hal-hal semacam ini sedangkan Raihan tentu saja karena terjebak dengan hubungan  friendzone.

Hal yang melatar belakangi Raihan selama SMA tidak ingin pacaran. Bukan karena tidak mau, hanya saja orang yang datang menawarkan hubungan bukan orang yang dia inginkan.

Azwad dialah orangnya, yang selalu dia tunggu. Selalu menemani dari seragam mereka sama putih biru sampai putih abu. Bahkan Raihan berharap banyak Azwad melanjutkan kuliah di kampus yang sama dengannya. Namun karena tuntutan ekonomi keluarga dan Azwad anak lelaki paling sulung, keinginan kuliahnya terpaksa ia kubur dalam-dalam. Seandainya kuliah pun mungkin tidak memilih kampus yang sama dengan Raihan.

Sampai hari ini komunikasi mereka lumayan lancar. Meski sudah berkurang intensitasnya karena Raihan hanya diberi kesempatan saat siang hari memegang hape. Dan kalau hari-hari di kampus se hextic empat hari belakangan. Raihan bahkan bisa lupa kalau dia memiliki handphone.

Inilah alasan kuat kenapa sang pesona kampus hanya sekedar lewat bagi Raihan. Hanya Azwad, Azwad, dan Azwad lah yang dia inginkan.

"Dari pada mengejar satu orang yang saingannya jelas banyak di depan mata. Lebih baik memperjuangkan satu orang yang dari dulu ditunggu-tunggu." Monolog Raihan dalam hati. Padahal intinya sama saja, dua-duanya sama tidak jelas. Sama-sama tidak ada kepastian untuk datang.

Kling.

Azwad
Rai?

Raihan
Ape?

Azwad
Aku diterima kerja. Besok aku berangkat.

Raihan
Seriously?

Azwad

5 rius. Hahaha

Raihan
Selamat teman

Azwad
Sama sama teman :)

Teman? Iya, mereka hanya sebatas itu.

Sampai kapan sih kamu nyebut aku teman. Apa boleh aku berharap hubungan kita lebih dari itu. Teman hidup misalnya?

💙💙💙

Waktu berjalan begitu cepat. Kemarin senin sekarang senin lagi, libur tiga hari pun tidak teraaa. Sekitar pukul 07:30 WITA penghuni asrama mulai keluar dari penjara suci berangkat menuju kampus. Raihan si wanita kebanjiran, pun tidak ketinggalan. Ya... setelah scene angkat gamis itu Raihan memiliki julukan khusus dari musyrifah Fatimah "wanita kebanjiran" kata beliau kalau sebut nama sering lupa.

Seminggu ini meskipun sering dihukum tadarus 1 juz, karena tidak bangun salat tahajud. Tahsin* selalu salah. Tidak menyurutkan semangat Raihan pergi ke kampus menuntut ilmu. Maklum hari pertama aktif belajar.

Kabar baik untuk kamu yang suka menulis.
Puisi?
Cerpen?
Novel?
Karya ilmiah?
Gabung Komunitas lingkar Pemula aja!!
Kamu akan dilatih menulis sampai bisa.

Cttn.
Ingin mendaftar atau ada pertanyaan, hub :083564xxx
Bisa langsung mendatangi sdr. Adimas Wijaya di ruang BEM.

Wanita itu menatap poster di mading kampus dengan mata yang berbinar. Harus ikut nih. Tekadnya.

"Woy!" Raihan menoleh ke arah suara. "Ngapain? Mau ikut itu?" tanya orang yang menyapa Raihan.

Raihan tersenyum, "kamu mau ikut juga, Fa?" Yang menegurnya barusan adalah Alfa.

"Aku nggak suka nulis. Lagian ya, aku mikir gini 'kalau orang lain bisa kenapa harus aku' kalau kamu ikut semoga berhasil." Enteng sekali dia bicara.

Alfa berlalu pergi setelah mengatakan itu. Raihanah yang mendengar ucapannya hanya dapat melongo.

Yang dikatakan Alfa ada benarnya. Namun Raihan ingat sebuah kutipan di buku Matematika SMA-nya "Pikiran anda adalah 'senjata ampuh' yang mampu mengubah masa depan anda -Sugana-"

Meskipun tinggal di pinggir sungai Barito, Raihan menyakinkan dirinya untuk tidak mudah terbawa arus. Apalagi arus keruh yang dibawa Alfa. Bahaya sekali.

Raihan mulai melangkahkan kakinya ke kelas. Dengan perasaan antusias. Apakah ini jalan awal untuk mewujudkan mimpinya? Tentu saja. Tidak ada yang tidak mungkin kecuali enggan mencoba.

Pokoknya setelah kelas hari ini aku akan mendaftarkan diri ke ruangan BEM. Aku harus ikut komunitas itu. Eh... tapi ruangannya dimana? Ah gampanglah nanti. Sama siapa tadi daftarnya? Adimas. Waduh ketemu si pesona kampus. monolog Raihan.

Senyum Raihan tak berhenti mengembang sampai ia masuk ke kelas. Ketika banyak pasang mata yang memandangnya. Raihan langsung menepuk jidat.

Ini kelas baru dodol. Eksperinya terlalu over.

💙💙💙

Jangan malu mencoba karena malu hanya sekali.
Sedang menyesal karena enggan mecoba, rasa sesalnya bisa bertahan seumur hidup.

*Tahsin: memperbaiki bacaan quran.

16 Mei 2020
Voment seikhlasnya:)

Bukan Mimpi BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang