CHAPTER 13 : 555

6.5K 680 165
                                    

"Bisakah kita melakukannya sekarang?"

.

Deg.

.

.

.

.

=============QUANDARY=============

»555«

.

.

.

.

Bright mulai menjauhkan dirinya dari Win sedikit. Membiarkan pemuda itu bernafas. Bright tahu kalau Win mungkin saja terkejut dengan usul gila nya itu. Siapa yang ingin ciuman tempat umum coba.

"Ss-sekarang?? Tapi ini tempat umum, phi." Win gugup dengan keadaan ini.

Bright menengok keadaan sekitar.

'Tapi disini sepi. Dari pada kita melakukannya dilokasi shooting, ramai, banyak orang. Malah teman-teman yang lain bisa-bisa melihat."

Win baru memikirkannya. Benar juga ya. Jika ia kepergok sedang bercumbu dengan Bright oleh teman-temanya, maka tamatlah riwayatnya. Walau itu hanya sekedar latihan, tapi tetap saja harus 'berciuman' kan? Harus mempertemukan dua bibir, kan? 🌚

"Emh.." Win bimbang.

"Bagaimana??" Tanya Bright penuh harapan.

"Aku.."

"Hm?"

"...." Win melihat-lihat keadaan sekitar. Memang sepi sekali. Hanya ada mereka berdua.

"Euh.. kalau kau belum siap, aku tak memaksa–"

"Ayo lakukan, phi." Win menyela perkataan Bright.

"Kau yakin?"

"Sebenarnya.. tak juga."

"Kalau begitu lain waktu saja."

"Tapi aku tak keberatan. Maksudku, lebih cepat lebih baik juga. Disini juga tak ada orang lain. Jadi menurutku ini waktu yang pas."

"Baiklah kalau kau setuju."

"..."

"Jadi.."

Mereka terdiam sejenak. Ini sangat canggung.

"..." Win hanya bisa bungkam.

"Aku mulai ya."

Boom!

Jantung Win berdetak tak beraturan. Ia merasa sudah berada di ambang kematian. Sebentar lagi mereka akan melakukannya.

Detik-detik ini..

Win sungguh membenci ini,

"Bisakah kau menghadap ke arahku, Win?" Pinta Bright.

"Ha?? O-oke.." perlahan Win menyerongkan duduknya ke arah kiri. Dimana Bright duduk. Ia tak berani menatap orang di sampingnya itu. Hanya menunduk.

Bright menggeser duduknya menjadi lebih dekat dengan Win. Ia terus menatap kedua manik milik Win yang tak menatapnya itu. Lanjut turun beralih melihat ke arah bibir itu. Win yang merasa terpojok hanya bisa diam. Jantungnya berdetak lebih kencang.

Begitu pula dengan Bright. Meskipun ini bukan ciuman pertamanya, tapi ini akan menjadi ciuman pertamanya dengan seorang pria. Tak seperti di series series nya sebelum ini yang tak pernah latihan sama sekali karena lawan main adalah perempuan. Biasanya ia akan latihan dengan mencium tembok atau guling. Tapi untuk kali ini Bright merasa tak apa jika latihan. Toh yang ia cium adalah laki-laki. Ia tak mungkin menyukai laki laki itu bukan?

QUANDARY • Brightwin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang