CHAPTER 22 : Istriku

6.9K 606 148
                                    

"Bukan kah dia Ohm?"

Dunia ini terlalu sempit ternyata.

.

.

.

.

=============QUANDARY=============

»Istriku«

.

.

.

.

Win masih berada di balik lemari barang. Mengamati apa yang sepasang guru dan murid itu lakukan.

Ngomong-ngomong..

Ohm-ohm itu guru apa ya?

Masak lelaki tampan sepertinya menjadi seseorang yang mempelajari matematika, sains, ataupun fisika? Biasanya orang-orang yang pintar pelajaran akan berpenampilan, ya.. tahu lah.. pakai kacamata kotak, rambut di sisir rapi, memakai kemeja dan pakaian yang formal.

Tapi ini?

Memakai kacamata denim, kaos kuning pastel, celana panjang yang memiliki cakaran kucing... Guru apa orang seperti itu?

(Wahingg!!)

Yah.. Win bersin. Ketahuan deh.

"Lhoh, Phi Win? Phi sedang apa di situ?" Mick yang menoleh dari sofa.

"A-aku tadi sedang.." ia berdiri sekarang

"..."

"Sedang membersihkan debu! Lemari ini kotor sekali! Para asisten rumah tangga tak membersihkannya dengan baik, cih." Dia mengusap-usap lemari itu dengan tangannya.

"Memangnya kau tak punya pekerjaan lain?"

"Sejak kapan kau peduli ha!?"

"Ha he ha he! Bertanya saja tak boleh."

"Kau sendiri sedang apa.." perlahan Win mendekati meja itu.

Win mengambil kesempatan untuk melirik Ohm. Dan saat ia melakukannya, ternyata Ohm juga dari tadi memperhatikan Win. Dengan cepat ia mengalihkan pandangannya.

"Aku sedang les. Apa kau tak punya mata untuk melihat!?"

"Aku tahu!"

"Kalau tahu kenapa bertanya?"

"Maksudku kau les apa, kampret!"

"Ohh.. aku les–"

"Kami membahas fotografi." Tiba-tiba ohm menyaut.

"Chai." Mick mengangguk.

"Ooo..." Win membulatkan bibirnya. Ohm ini ternyata jago dibidang fotografi.

"Sudah tahu kan, sekarang kau pergi saja sana! Mengganggu saja.." Mick mengibaskan tangannya.

"Ihh.. sok sok an sekali." Win langsung balik menuju kamarnya.

Melihat kedua kakak beradik ini yang sedang berdebat, membuat Ohm tertawa dan menggeleng-geleng. Ini tontonan yang bagus.

.

Seperti yang Win bilang tadi pagi saat masih di rumah Bright, ia aka mengerjakan beberapa tugas kuliahnya yang belum selesai. Dan benar saja, itu semua selesai hanya dalam kurun waktu kurang dari 30 menit. Otak cerdas.

"Kalau di pikir-pikir.. sejak kapan Mick suka fotografi?" Ia menengadah ke langit langit kamarnya. Yang Win tahu adalah adiknya itu memang suka foto, tapi tak pernah serius, hanya foto-foto aibnya yang ada di ponsel Mick.

QUANDARY • Brightwin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang