Perjalanan ketujuh

27 1 0
                                    

•••

Kriing

Nomer baru? Siapa? Beberapa detik kemudian senyum mengembang diwajah ku

Willem.. :)

Deg jantungku kembali berdetak kencang. Dia mengajak ku bertemu besok. Entah detik keberapa aku mengiyakan ajakannya.

Besok ia akan mengajak ku ketemu dan makan siang bersama. Ternyata ada untungnya persiapan pernikahan Fatimah yang ahirnya memutuskan untuk menyusulku besok sore.

Willem
Sudah malam Arsy. Sana tidur. Goede nacht, sampai bertemu besok 🙏

Arsy
Iya Will. Sugeng ndalu 🙏

Akupun segera menutup HP ku dan memejamkan mata. Mencoba tidur dan ahirnya aku terlelap.

"ibu, ibu tidak apa-apa?"

"ibu lapar nak"

"ahh ini makanlah bu"

"terimakasih. Tapi ibu tidak punya apa-apa untuk diberikan pada mu sebagai timbal balik"

"tidak udah bu. Saya ikhlas"
Ibu itu makan roti yang ku berikan ntah dari mana.

Jam 03.00 WIB aku terbangun dari tidur ku. Ternyata aku tadi hanya mimpi. Ahirnya aku mberanjak dari tempat tidur dan mengambil air wudlu untuk solat malam.

•••

Pagi itu aku melihat rumah paman sudah rame. Banyak orang kulu-kilir mempersiapkan pernikahan Faris. Aku hanya melihat keramaian itu dari balkon kamar ku. Aku membayangkan bagaimana jika aku di posisi Faris saat ini. Aku pun tersenyum

"mas Willem. Dipanggil ndoro putri. Disuruh sarapan dulu"

"iya mbok. Nanti saya menyusul"

Aku pun segera turun untuk sarapan bareng keluarga paman

"heii mas brooo"

"goede morgen Faris"

"hehehe sugeng enjang mas Londo" kekeh Faris pada ku.

"sini nak sarapan dulu ya. Hari ini sepertinya kamu dirumah sendiri. Paman dan tante akan ke Salatiga menemui abah. Faris juga ikut. Emm apa kamu ikut dengan kami juga Wil?" ujar tante pada ku.

"tidak usah tante. Hari ini aku ingin main-main diJogja"

Tante tersenyum "ya sudah. Semoga jalan-jalan mu menbawa bidadari Indonesia untuk kami ya" lirik tante kepada ku kemudia ke Faris

Aku hanya tersenyum dan mengaamiini dalam hati.

Sekitar jam 11.15 WIB aku pergi keapartemen Arsy dengan berjalan kaki. Sebelumnya aku telah mengabari Arsy bahwa aku telah berangkat keapartemennya untuk memenuhu janji ku mengajaknya pergi dan makan siang.

"Selamat siang Willem" senyum itu. Senyum yang selalu ku bayangkan sejak pertama aku lihat.

•••

Aku sudah selesai bersiap sejak setengah jam lalu Willem mengabari ku. Krudung baby pink, baju kaos motif burung warna putih dan pink, serta rok plisket panjang dilengkapi tas kecil. Polesan make up tipis, karna sebenarnya aku juga tidak terbiasa dengan make up tebal. Sempurna, aku tersenyum memandangi diri ku dicermin.

Aku keluar apartemen dengan perasaan yang dapat diartikan bahagia. Entah kenapa, apa karena akan bertemu Willem?

Aku melihat dari kejauhan. Laki-laki tinggi, gagah, dengan wajah Belanda, mata Coklat ditutupi kacamata, celana Cargo selutut, baju kaos hitam. Jantungku kembali maraton didalam sana.

Willem & ArsyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang