Part 17 : Caught

106 21 4
                                    

Aku mendekat untuk memegang permata itu tetapi..

Eric: "Kalian merasakan getaran?"

Ronan: " Oh tidak.. kita harus keluar dari sini!"

Aurora: "Ada apa?"

Ronan: "Sea quake."

Ronan: " Ayo cepat kita tidak bisa berlama-lama disini! Bebatuan di gua ini biasanya roboh. Kita harus keluar!"

Ezra yang melihatku masih terpukau dengan mutiara langsung menarik tanganku untuk pergi dari tempat itu.

Ezra : "Ayo Eirene!"

"Tapi mutiaranya.."

Kami semua berhasil keluar dari tempat itu dan sampai di tangga dengan selamat.
Ronan mengajak kita untuk naik ke atas dan keluar dari kastil karena menurutnya di alam bebas lebih aman dibandingkan di dalam kastil.

"Sial! Aku meninggalkan mutiaranya! Cuma cuma kita kesini!" Kataku sambil menutup wajahku dengan kedua tanganku.

Aurora: "Sudahlah Eirene, nyawamu lebih penting."

Chloe: "Siapa bilang kita meninggalkan mutiaranya?"- sambil mengambil sebuah benda kecil dari sakunya.

Aku menoleh ke arah Chloe

"Pearl Crystal! Terima kasih Chloe!"
sambil memeluk Chloe.

Eric : "Omong-omong apa itu tadi?"

Ronan: "Sea quake. Semacam gempa yang sering terjadi. Kadang terjadi setiap hari dalam seminggu. Semenjak kutukan itu, kastil ini tidak pernah sama. Bangsa Atlantis terancam. Setiap ada sea quake, beberapa bagian runtuh dan apabila kutukan ini tidak di hentikan, kerajaan Atlantis akan hilang selamanya.."

"Tenang saja Ronan. Kami akan berusaha menghentikan kutukan ini." Kataku sambil memegang pundak Ronan.

Ronan membalas dengan senyuman. Senyumannya berbeda dengan senyuman yang pernah kulihat sebelumnya. Senyumannya menunjukkan harapan dan kepercayaan.

Chloe : "Sebaiknya kita pulang, ini sudah hampir pukul 6."

Aku yang mengingat rahasia Chloe langsung mengerti maksudnya.

"Oh benarkah? Kalau gitu ayo!"

Aurora : "Hey Ronan? Terimakasih telah membantu kami hari ini. Aku sangat menghargainya."– sambil memberi pelukan

Ronan : "Dengan senang hati." -membalas pelukan.

Eric : "Ayo ayo sudah ayo pulang. Trims dan bai Ronan!"

Eric bergegas menggandeng siapapun didekatnya yang menandakan ia ingin segera pulang menggunakan kekuatan teleportasiku.
Aku menggandeng lainnya dan memejamkan mata. Sedetik kemudian kami sudah sampai di rumah Aurora.

"Hmm sepertinya kamu menyukai Ronan hah?" Kataku sambil melihat ke arah Aurora.

Aurora : "No! Apa apaan- bagaimana kamu bisa bilang begitu."
Bola matanya berputar terapi pipinya memerah.

Eric yang melihat itu dan belum melepaskan gandengannya dari tangan Chloe langsung reflek menggenggam tangan Chloe lebih kuat yang menandakan kejengkelannya.

Chloe:" AH AH AW! Eric!" Sambil melepas tangannya dari genggaman Eric.

Eric : "m-maaf Chlo.."

Poseidon: " Eirene? EIRENE! Ayo kita pulang!"

Aku menoleh dan terkejud melihat ayahku yang baru datang ke rumah Aurora dan berjalan ke arahku.

"Ayah? B- bagaimana ayah tahu aku ada disini?!"

Aku hanya menoleh ke arah teman-temanku dan menyadari Ezra mengatakan "maafkan aku" tanpa suara.

Kekecewaan memenuhiku. Tanganku dipegang oleh ayahku dan ia menarik tanganku ke arah gerbang.

"Why?..."
Aku bertanya sambil melihat Ezra.

Ezra mengerutkan dahinya dan tidak sanggup berkata-kata menunjukkan ia sungguh menyesal.

"Ayah lepaskan aku. Kalian bisa terluka karenaku!"

Poseidon: "Apa? Tidak mungkin."

"Ayah aku mendengar apa yang kalian bicarakan malam itu. Tolonglah.. aku tidak ingin kalian terluka."

Poseidon: "Yang kita bicarakan malam itu omong kosong! Sudah lupakan saja. Seorang Eirene tidak mungkin melukaiku dan kakak kakaknya"

"Lalu apa perkataan kalian tentang kutukan juga omong kosong?!"

Ayah melihatku, tepat pada mataku. Ia tidak bisa berkata-kata.

"Ayah jawab aku! Apa aku terkutuk? Mengapa kalian menyembunyikan hal itu dari aku?!"

Ayah tetap terdiam.

"Benar kan? Benar aku bahaya bagi kalian! Aku tidak ingin itu terjadi dan kalian.. kalian telah membohongiku! Aku tidak bisa percaya pada kalian lagi! Lepaskan ayah!"

Ayahku tetap berjalan membawaku ke mobil.
Amarahku sudah tak tertahan dan..

"LEPASKAN!"

Ledakan cukup besar terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ledakan cukup besar terjadi. Ayahku terpental dan jatuh sedangkan aku melayang seperti telah kerasukan hantu.
Mataku berubah menjadi hitam total dan gaunku juga perlahan berubah menjadi hitam.

Semua yang ada disekitarku bergetaran seperti gempa dan aku tidak tahu apa yang terjadi padaku.

Air mancur yang ada di dekat situ retak dan pilar teras rumah Aurora juga.

Pilar itu retak dan akhirnya terpecah menjadi kepingan kepingan besar maupun kecil.

Salah satu pilar yang cukup besar hampir mengenaiku

[BRAK!]

●●●

Hai guyss! Ehehe, bisa dibilang cerita ini sudah di pertengahan cerita nih!! Kalo suka tetep vote dan komen yaa biar author gak males lanjutin critanya hehe😉 See you next part besokk!

🥀au revoir~

Eirene || COMPLETED✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang