Part 22 : Self Control

101 17 4
                                    

Poseidon: "Haf.. dengan berat hati kukatakan.. pendapat yang diberikan Theo benar.. kita harus melepaskannya dan ia harus menyelesaikan kutukannya sendiri."

[Eirene's POV]
Mataku terbuka. Aku melihat langit biru dan matahari yang tidak terlalu terik. Aku bangkit untuk duduk. Baru kusadari aku tertidur tadi malam.

"Ah.."
Rasa perih pada lututku masih terasa.
Entah apa yang kupikirkan tetapi aku menutup mataku dan berkonsentrasi.
Saat kubuka mataku lagi, luka itu sudah hilang.

"Hah.. bagaimana.."

Aku masih memandangi lututku yang sudah terlepas dari luka. Aku lalu ingat dengan luka yang ada pada sikuku. Lukanya belum hilang akhirnya aku memutuskan untuk mencoba melakukan hal yang sama.

Aku menutup mataku dan berkonsentrasi lagi.
Lukanya pun hilang seakan tidak pernah ada. Senyuman terpasang di wajahku. Aku berdiri dan berpikir untuk mencoba mengontrol kekuatanku. "Kali ini aku akan berusaha" kataku dalam hati.

Aku melihat setangkai bunga. Aku mengarahkan tanganku pada bunga itu dan berkonsentrasi penuh. Perlahan-lahan bunga itu terangkat sesuai arah gerak tanganku.
Aku mulai tersenyum lagi dan meletakkan bunga itu.

Aku ingin tahu kekuatan apa lagi yang kumiliki. Aku mencoba untuk berlari dan benar, aku sudah berdiri sejauh 20 meter dari tempat awal aku berdiri.

Aku teringat dengan kekuatanku yang kedua yaitu menyalakan api. Tetapi aku pikir itu ide yang buruk untuk dilakukan di hutan.

Berikutnya ada perlindungan.
Aku mencoba konsentrasi lalu membentuk tanganku menjadi "X" . Terbentuk sebuah tameng transparan tepat didepan tanganku.

Lalu aku ingin mencoba sesuatu yang baru lagi.
Aku mengarahkan tanganku kebawah dan membentuk tanganku seakan sedang dua mangkuk yang satu di kanan dan yang satu dikiri. Perlahan aku mengangkat tanganku dan  menutupnya kembali seakan membentuk pelangi.

Sebuah lapisan tipis berbentuk setengah lingkaran mengelilingiku. Aku berada didalam balon perlindungan buatanku sendiri.
Aku menjentikkan jariku dan pelindung itu terbuka dan hilang.

Mengingat-ngingat lagi aku bisa membaca pikiran tetapi tidak ada siapapun disini jadi aku tidak bisa melatih hal itu.

Terbang dan teleportasi sudah kukuasai.

Hanya kekuatan gelap saja yang belum bisa kukuasai. Atau jangan-jangan masih ada kekuatan lain yang belum aku sadari.

Aku teringat kakakku Peyton. Dengan hanya menyentuh dahiku, ia bisa memberitahu masa depanku. Apakah aku bisa melihat masadepanku sendiri?

Aku memejamkan mata dan berpikir keras.
Awalnya hanya hitam seperti apa yang orang lihat saat memejamkan mata. Lalu aku mendengar suara dalam pikiranku.

"Ahahah ayo tangkap aku hahaha"

Poseidon: "Hayoo larilah sebelum tertangkap"

Nelson: "Ayolah Eirene! Larimu lambat sekali!"

Poseidon: "HAP hap hap hap kenaaaa!"

"Ahahahahaha"

"Ahahahahaha"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini.. ini adalah memori lamaku. Saat itu aku sedang dipantai bersenang-senang. Lebih tepatnya pertama kali aku pergi ke pantai.

Aku bermain kejar-kejaran dengan ayahku dan Nelson. Kak Agnor dan Thomas pergi bersalancar. Kak Theo,kak Aron dan kak Bill duduk santai dan Alan dan Kak Peyton membangun istana pasir.

Hari itu begitu menyenangkan.

[Swoshh]
Mendadak semua menghilang menjadi pasir.
Memori baru tertampilkan.
Saat ini aku berada di sebuah ruangan. Ini adalah kamar kak Theo. Aku sedang bermain petak umpet.

Itu dia, itu diriku. Dia memasuki lemari lalu melihat kearahku.

Wajahnya sedikit takut lalu ia membuka lemari itu dan menghampiriku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajahnya sedikit takut lalu ia membuka lemari itu dan menghampiriku.

Young Eirene: "kamu siapa?"

"Ah aku dirimu saat sudah besar nanti. Tunggu.. bagaimana- bagaimana kamu bisa melihatku."

Young Eirene: "Tentu saja kamu manusia. Kalau hantu aku tidak bisa melihatmu."

Aku bingung bagaimana mungkin aku yang masih muda bisa melihat aku yang sekarang. Ini akan berbahaya dan akan mengubah kehidupanku apabila aku tidak keluar sekarang.

"Kembalilah bermain petak umpet dan jangan beritahu siapa-siapa bahwa aku kesini ya. Dan satu lagi. Bersenang-senanglah selagi bisa Eirene"

Anak kecil itu hanya mengangguk dan kembali masuk ke lemari.

Aku berubah menjadi pasir lalu seluruh memori itu juga.
Aku membuka mata dan aku sudah kembali ke tempat semula.

●●●

Hi guyss! Kalo suka vomment part kali ini yaa supaya author makin smangat buatnya hehe. Ini udah hampir di ujung crita guys. Rencananya part 30 end, semoga bisa ya hehe
See u next part 👋

🥀au revoir~

Eirene || COMPLETED✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang